" Ambilin gue minum!"
" Ngomong sama gue?"
" Tembok!"
" Oh."
" Ya, lo, lah, Lol!"
" Terus?"
" Ambilin gue minum!"
Mendengar gadis itu berbicara semena-mena pada dirinya, Jeno pun mendekati Ale yang tengah duduk di atas kasur dengan tampang yang tidak ingin ia lihat semasa hidupnya.
Jeno meletakkan kedua tangan itu di pinggang, layaknya seorang bos besar. " Eh, lo pikir gue pembantu?"
" Lo kan yang punya rumah," jawab Ale enteng tanpa melihat wajah Jeno yang tengah keluar sungut siluman.
" Terus lo nyuruh gue seenaknya, gitu?"
" Gue kan tamu."
" Eh, gak ada yang ngundang lo kemari."
" Please, lah ... Gue haus."
" Ck!" Jeno mendecak kesal. " Untung lo cewek."
" Kalo cowok?"
" Gue mutilasi."
Ale hanya merotasikan bola matanya, seoalah tidak peduli dengan apa yang Jeno katakan.
" Nih!" Jeno menyodorkan sebuah gelas berisikan air bening.
" Thank you, dear. "
" Sekali lagi lo ngomong gitu--"
" Mau lo apain?" Ale memotong omongan Jeno.
Pemuda itu kembali mendekat. Tangannya bertumpu pada kasur guna menyamakan posisi dirinya dengan gadis dihadapannya.
" Lo gue perawanin, mau?" Jeno berbisik pelan tepat di depan telinga Ale.
Mendengar apa yang Jeno katakan, menimbulkan sensasi tersendiri pada diri Ale. Serasa ada setruman yang merambat pada sekujur tubuhnya. Kini tubuh itu kembali kaku, dengan kesan yang sedikit tersentak.
" Jauh-jauh! " Ale mendorong tubuh Jeno sampai mundur beberapa langkah.
" Mesum!"
" Ini peringatan buat lo."
" Bacot!"
" Gue gak main-main!"
Ale menarik nafas panjang. " Gue mau mandi."
" Serah!" Jeno hanya memasang tampang cuek.
Semenit kemudian Ale terdiam,
memikirkan sesuatu yang sedari tadi mengusik pikirannya." Kok diem? Mau gue mandi-in?"
" I-itu ...
... Gue gak punya baju," ucap Ale pelan.
Memang, sedari tadi Ale hanya menutupi tubuhnya dengan selimut tebal milik Jeno yang membungkus dirinya dari pakaian minim.
" Pake baju lo itu aja," sahut Jeno enteng.
" Gue gak mau pake ginian. Lo yang liat, gua yang malu."
" Lah kenapa? Lagian, di sini juga banyak yang pake gituan."
" Itu mereka, kalau gue beda."
" Yaudah, derita lo."
" Lo jahat banget sih, Jen."
" Terus gue harus apa?"
" Beli-in gue baju." Ale tersenyum manis seolah merayu Jeno yang tengah naik darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.0 KEYBOARD
Fanfiction[BAGIAN KEDUA NEONCT] [MATURE CONTENT] Permainan masih berlanjut. Sistem telah diperbarui. Prinsip cinta dan nyawa masih berlaku. ❝Are you sure the game is over? while typing the keyboard leads you to return.❞ Tetap berhati-hati pada setiap kata...