Jangan lupa vote
_____________________________🍓 TERSENTIL 🍓
__🕷__
__
_Fenala Adhisty tengah berjalan di koridor kelas 11 IPS. Rambut sebahunya melambai-lambai setiap kaki jenjangnya melangkah. Sepatu pantofel yang bertumbukan dengan lantai menghasilkan bunyi menggema di keheningan koridor.
Fena menggigit bibir bawahnya gugup. Ia terus melangkah sambil sesekali melihat nama kelas yang berada di pintu.
"11 IPS 4," gumam Fena lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas yang menjadi tujuannya.
"IPS 5," Fena melangkah lebih cepat karena merasa tujuannya sudah dekat.
"IPS 6," gumam Fena sambil tersenyum simpul. Fena segera berdiri di depan pintu kelas yang tertutup rapat, namun suara ribut dari dalam kelas terdengar begitu jelas. Apalagi dengan keadaan hening kelas lain yang membuat suara riuh dikelas ini terdengar semakin keras.
Fena mengangkat tangan hendak mengetuk pintu, namun sebelum itu terjadi pintu sudah terlebih dahulu terbuka dengan gerakan cepat, membuat Fena terlonjak kaget.
BRAK
"Eh--eeehh!!!" seorang pria yang membuka pintu nyaris saja menubruk Fena jika ia tidak segera mengerem sambil berpegangan pada pintu.
Fena yang terkejut terdiam mematung. Begitu juga pria bertubuh jangkung yang berdiri dengan jarak yang cukup dekat dengan Fena. Mereka beradu tatap selama beberapa saat hingga seorang pria berlesung pipi datang sambil berlari.
"MINTA DIGAM-- eh cewek?" intonasi suara pria itu langsung berubah dari membentak menjadi lembut setelah melihat Fena.
Fena langsung bisa mengendalikan dirinya kembali dan berdeham sedikit.
"Kedip Van!! Iler lo netes tuh!!"
Pria yang sedari tadi masih berpegangan pintu langsung tersadar dan mengusap wajahnya kasar. Ia berdeham lalu merapikan bajunya yang agak berantakan.
"Nyari siapa ya?" tanya Pria jangkung sambil tersenyum ramah.
Fena langsung teringat tujuannya datang kesini. Guru bimbingan konseling memintanya untuk memanggil salah satu siswa di kelas ini.
"Nyari kak Joezi, ada?" tanya Fena.
"Oooh Joezi," ucap pria jangkung lalu menoleh kebelakang untuk mencari sosok yang dipanggil Fena. "Orangnya lagi kebelakang deh kayaknya. Mending duduk dulu sini sambil nunggu!" ajaknya sambil duduk di kursi besi panjang yang disediakan didepan kelas.
Fena menurut lalu duduk di sebelah pria jangkung, sementara pria satunya berdiri sambil bersandar di kusen pintu.
"Kenalin, Revan."
Fena melirik ke kanan dimana pria jangkung itu mengulurkan tangannya. Fena tersenyum manis lalu menjabat tangan Revan.
"Fenala."
"Namanya cantik, tapi orangnya lebih cantik," suara itu bukan dari Revan, melainkan dari pria berlesung pipi yang tengah tersenyum manis. "Gue Nilo," lanjutnya memperkenalkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive G (New Version)
Teen FictionDitembak anak pemilik sekolah secara tiba-tiba dan tidak punya kesempatan untuk menolak. Fena hanyalah gadis yatim piatu yang sampai saat ini masih tinggal di panti asuhan. Ia hanya pasrah saat Joe memintanya menjadi salah satu dari sekian banyak pa...