Jangan lupa vote sodara
______________________________🍓 DIAMOND CLASS ON SATURDAY 🍓
__🕷__
__
_Fena menunduk takut di sepanjang perjalanan menuju sekolah. Hanya karena pesan yang tidak dibalas, Gio memarahinya habis-habisan, bahkan mengancam akan membuang ponsel Fena yang katanya sama sekali tidak berguna.
Sesampainya di area parkir yang sepi Fena segera turun, melepas helm lalu menyerahkannya pada Gio. Keduanya tak membuka suara. Gio yang bungkam karena kesal dan Fena yang bungkam karena takut kena omel lagi.
"Nanti gue jem--"
"Nggak usah kak!! Nggak perlu repot repot!!" potong Fena cepat-cepat. Namun Gio malah menatapnya tajam.
"Berani lo nyela gue?" suara dengan nada rendah itu berhasil membuat Fena merinding. Fena menunduk dalam lalu menggeleng takut.
"Gue nggak minta persetujuan lo!! Kalo gue bilang nanti gue jemput yaudah nurut!!" bentak Gio membuat nyali Fena semakin menciut. Seperti kerupuk terendam air. Fena menggigit bibir bawahnya. Tangannya saling meremas dan ia sama sekali tak berani mengangkat kepalanya.
"Sana masuk!!" perintah Gio yang langsung di turuti oleh Fena, karena memang itu yang dari tadi Fena tunggu-tunggu.
Fena berlari menyebrangi tengah lapangan yang sepi untuk mempersingkat waktu menuju kelasnya. Suasana sekolah sangat sepi karena memang hanya kelas MIPA 1 yang sekolah di hari sabtu.
Bukannya sombong, tapi Fena merasa aneh. Masa yang sudah pintar di gembleng lebih keras supaya lebih pintar, tapi yang murid biasa saja dibiarkan menikmati sabtu libur. Tapi tak apa. Toh ini semua demi kebaikan Fena dan semua anak beasiswa juga.
Tok tok
"Assalamu'alaikum. Maaf pak, saya terlambat," ucap Fena sambil berjalan mendekati Pak Herda yang tengah berdiri di samping meja guru. Fena mencium punggung tangan pak Herda sebagai tanda penghormatan.
"Tidak apa-apa Fena. Silahkan duduk!" jawab Pak Herda ramah.
Fena membungkuk berterimakasih lalu segera duduk di bangkunya. Luna terus menatapnya sambil tersenyum aneh.
"Anda kenapa?" tanya Fena.
"Oh tidaak. Tidak apa-apa." jawab Luna.
"Abis bahas apa Lun?" tanya Fena sambil mengeluarkan buku yang tempo hari ia yang membagikan, karena siswa lain juga mengeluarkan buku yang sama.
"Heh!! Kaya nggak tau Pak Her aja lo!! Ya kita cuma diem lah nungguin elo!!" jawab Luna.
Fena baru ingat kebiasaan wali kelasnya yang satu ini. Pelajaran tidak akan dimulai jika ada siswa yang belum datang kecuali memang sudah ijin tidak berangkat. Fena jadi malu sendiri. Ini kali pertama dia menjadi siswa yang 'ditunggu'. Biasanya dia yang menunggu siswa lain yang terlambat. Ini semua gara-gara Gio yang pagi-pagi sudah mengomelinya hanya karena masalah sepele.
"Baik anak-anakku sekalian. Buku yang ada di tangan kalian saat ini adalah buku spesial yang saya berikan khusus untuk kalian. Buku itu saya tulis sendiri, saya ketik dan cetak sendiri hanya dengan jumlah 30 pas. Tidak lebih. Saya sendiri juga hanya memegang file digitalnya saja." perkataan Pak Herda membuat semua siswa kompak memeriksa buku yang dimaksud.
"Oooh, pantes aja nggak pernah liat buku kaya gini," gumam Luna sambil membolak balik lembaran buku dengan judul Stay in Diamond Class. Covernya berwarna dasar hitam. Seperti warna pin khusus untuk siswa Diamond Class. Namun sayangnya kelas 10 belum bisa mendapatkan pin. Hanya kelas 11 dan 12 saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive G (New Version)
Teen FictionDitembak anak pemilik sekolah secara tiba-tiba dan tidak punya kesempatan untuk menolak. Fena hanyalah gadis yatim piatu yang sampai saat ini masih tinggal di panti asuhan. Ia hanya pasrah saat Joe memintanya menjadi salah satu dari sekian banyak pa...