Baca Komen kalian bikin haha hihi sendiri. Saya jadi takut kenapa-napa🙂🙁
_________________________🍓GIO MEMBAGONGKAN🍓
__🕷__
__
_"Nanti istirahat ke bawah!" perintah Gio saat Fena memberikan helmnya.
"Tapi, aku sama Luna udah biasa makan di kantin atas kak," kata Fena menolak.
Gio memutar bola mata malas. "Ke bawah sendiri atau gue jemput?" tanya Gio tak memperdulikan alasan Fena.
Fena mengusap tengkuknya gusar. "Sendiri aja," jawabnya terpaksa.
"Ayo!" ajak Gio sambil mengulurkan tangannya pada Fena.
Fena mengernyit bingung. Ia hanya memandangi tangan Gio yang terulur padanya. Maksudnya apa? Batin Fena.
"Ck. Lo lemot banget sih!" gerutu Gio lalu menarik tangan Fena ke genggamannya. Gio berjalan sambil menggandeng tangan Fena. Wajah Gio santai seperti biasa, sedangkan Fena merasa ingin menenggelamkan wajahnya di tanah.
Sepanjang perjalanan, Fena benar-benar tak berani untuk sekedar menatap kedepan. Dari ekor matanya saja dia sudah melihat banyak siswi yang menatap tak suka padanya.
Tangan Fena bergerak gelisah berusaha melepas, namun genggaman Gio justru semakin erat, membuat Fena merasakan nyeri pada tangannya.
Sesampainya mereka di depan kelas Fena, Gio melepas genggamannya. Ia menatap Fena yang mengalihkan pandangan ke arah lain seolah menghindari kontak mata dengan Gio.
Tangan Gio bergerak menarik dagu Fena agar wajah Fena menghadap padanya."Istirahat gue tungguin di bawah. Kalo lama gue jemput ke sini. Paham?" tanya Gio sambil mengusapkan ibu jarinya di rahang Fena.
Fena meneguk ludah kasar, lalu mengangguk paham. Perlakuan Gio berhasil membuat ia kesulitan bernafas. Dan bukan hanya Fena yang merasakan itu. Siswi-siswi yang melihat pemandangan itu juga ikut deg degan.
Gio tersenyum tipis lalu beranjak meninggalkan Fena yang masih mematung di tempatnya.
"Eh dongo!!" caci Luna sambil menarik tas Fena agar ia masuk ke kelas. "Lo diliatin bego!!" kata Luna sebal sambil menampar lengan Fena.
Fena melihat ke sekitar dan benar saja, seisi kelas memandanginya dengan pandangan berbeda-beda.
"Bukan cuma kelas ini Fena tolol!! Sejak lo di parkiran, lo jalan lewat lapangan, lo sampe sini, semuanya pada liatin elo!! Lo pikir gue nggak liat dari atas sini!!?" celoteh Luna ngegas. Entah kenapa Luna kesal melihat Fena yang mau-mau saja di suruh ini itu oleh Gio. Ia memiliki prasangka yang tidak baik pada Gio. Ia merasa Gio melakukan semua ini pada Fena karena alasan tertentu.
Fena mengusap tengkuknya. Ia juga sebenarnya tak ingin berada di posisi ini. Namun setiap kali berhadapan dengan Gio, nyalinya selalu menciut.
"Udah nggak paham lagi deh gue. Kenapa lo mau-mau aja sama anaknya pak Deri?" gerutu Luna sambil mengalihkan perhatian pada ponselnya.
"Kalo aku bisa nolak juga pasti udah nolak dari awal Lun," keluh Fena sambil meletakkan tasnya di meja.
"Emang kenapa nggak bisa nolak?" tanya Luna dengan alis berkerut bingung.
"Kak Gio suka ngancem-ngancem. Kamu juga kemaren ikutan keancem kan?" ucap Fena sendu. Tangannya memainkan gantungan kunci stroberi yang terpasang di tasnya. Gantungan yang Gio pasangkan disana.
Luna terdiam. Benar juga. Sejujurnya dia juga takut dengan ancaman Gio, apalagi setelah ceramah pak Herda tempo hari. Jika guru saja sampai tak berani berurusan dengan Gio, artinya semua ancaman Gio tidak main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive G (New Version)
Teen FictionDitembak anak pemilik sekolah secara tiba-tiba dan tidak punya kesempatan untuk menolak. Fena hanyalah gadis yatim piatu yang sampai saat ini masih tinggal di panti asuhan. Ia hanya pasrah saat Joe memintanya menjadi salah satu dari sekian banyak pa...