Miss You (ㅅ/ㅇㅇ)

175 9 9
                                    

Alarm pagi berbunyi, memaksa seorang pria muda yang tengah terlelap dalam balutan selimut untuk membuka matanya. Tangannya terulur ke arah nakas, tempat dimana ia meletakkan ponselnya yang tengah bergetar dan mengeluarkan suara. Helaan nafas keluar dari mulutnya, matanya kembali menutup untuk sesaat sampai ponselnya kembali berbunyi, kali ini karena panggilan yang masuk. "Selamat pagi, manis. Kau sudah bangun?" Kekehan meluncur dari mulut si pemuda yang masih merebahkan diri di atas tempat tidur ketika mendengar sapaan dari ujung sana.

"Pagi, Hyung. Tumben sekali memujiku, apa yang kau mau?"

"Ah, Wooyoung-ku memang yang terbaik. Selalu tahu jika aku butuh sesuatu," ujar lawan bicaranya. "Hmm, Hyung bertengkar lagi dengan Yunho Hyung?" Ia dapat membayangkan si penelpon menggaruk bagian belakang kepalanya, "bisa dibilang begitu."

"See you at lunch, Hyung. Akan ku kabari nanti," ujarnya lalu memutuskan panggilan. Sekali lagi sebuah helaan keluar dari mulutnya, rencana yang ia miliki untuk bermalas-malasan hari ini terpaksa dibatalkan. Ia bangkit duduk seraya meregangkan otot-otot ditubuhnya, lalu memijat tengkuk lehernya. Senyuman tipis yang nyaris tak terlihat hadir saat satu tangannya menyentuh dadanya, "aku mencintaimu, selalu."

***

"Jadi kakak sepupuku tersayang, apa kesalahan yang dilakukan Mingi Hyung kali ini?"

"Dia menghubungimu?"

"First thing in the morning," jawab yang lebih muda. Geraman rendah terdengar dari sang lawan bicara, "that idiot." Kekehan meluncur dari mulut Wooyoung, "ayolah, kalian akan bertunangan bulan depan."

"That's the thing, Woo! Dia berjalan-jalan dengan mantannya kemarin!" Wooyoung menggelengkan kepala, sifat pencemburu kakak sepupunya ini sangat besar. "Apa kau sudah bertanya alasan Mingi Hyung?"

"Untuk apa aku bertanya?! Sudah jelas ia berselingkuh di belakangku!"

"Apa kau melihat ekspresi Mingi Hyung ketika ia bersama mantannya?" Sebuah gelengan menjadi jawaban dari pertanyaannya. "Apa kau mendengar pembicaraan mereka? Apa kau tahu kemana mereka pergi?" Lagi-lagi sebuah gelengan menjadi jawaban, membuat yang lebih muda menghela nafas panjang. "Dengarkan aku baik-baik, Jung Yunho. Mingi Hyung hanya mencintamu, lebih dari yang kau bayangkan. Setiap kali ia bercerita tentangmu, matanya hanya memancarkan kebahagiaan dan rasa sayangnya padamu. Senyumannya selalu merekah ketika ia menyebut namamu. Bagaimana mungkin ia berpikir untuk berselingkuh ketika ia terlihat seperti itu?"

Wooyoung berjalan menghampiri sepupunya yang sedang duduk lalu memeluknya, "tenangkan pikiranmu. Jung Yunho-ku adalah orang terhebat dalam menyelesaikan masalahnya, jangan biarkan masa lalu Mingi Hyung mempengaruhimu." Ia kemudian mengusap surai yang lebih tua, "lebih baik hari ini kau beristirahat di rumah, Hyung. Aku akan kembali dengan Mingi Hyung, bagaimana?"

Lengan Wooyoung mendapat tepukan pelan dari Yunho, "jangan terlalu lama di luar. Cuacanya sedang tidak bagus." Wooyoung berdeham pelan, "tentu saja." Ia melepaskan pelukannya lalu bangkit kemudian melambaikan tangan, "aku pergi dulu, Hyung. Love you."

***

Wooyoung duduk memeluk dirinya di sofa malas favoritnya, senyumannya tersungging menatap Yunho yang sedang berusaha terjaga dalam dekapan Mingi. Setelah Wooyoung menyampaikan alasan Yunho marah pada Mingi, calon tunangan sepupunya langsung mengajaknya membeli semua makanan kesukaan Yunho dan kembali ke rumah. Mingi langsung menghampiri Yunho yang sedang duduk diam di depan televisi yang menyala, mengangkat tubuh sang kekasih lalu memangkunya. Menjelaskan semua tanpa melewatkan apapun sembari sesekali mengucapkan kata maaf, usapan sayang di punggung dan kepala juga tak terlewatkan.

My ATEEZ Stories (a very slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang