Light (ㅁㄱ/ㅇㅎ)

701 37 78
                                    

slide the multimedia

***

Helaan nafas keluar dari pria berambut biru langit. Pekerjaannya sebagai pelatih tari di salah satu sanggar kecil sebenarnya cukup menyenangkan, jika saja orang tua dari para remaja yang ia didik tidak ikut campur urusan pribadinya.

Usianya dengan para orang tua anak didiknya tidaklah terlalu jauh, hanya sekitar empat atau lima tahun. Yang membedakan mereka dengan dirinya hanyalah mereka sudah bertemu dengan mate mereka dan memulai keluarga di usia yang cukup muda, sedangkan dirinya hingga saat ini masih sendiri. Tak sedikit dari mereka yang terkadang bertanya tentang hal yang cukup sensitif baginya.

"YUNHO!" Tubuh si pria berambut biru itu tersentak karena suara teriakan sepupunya. "Jung Wooyoung, for pete sake. Stop screaming, kita sedang tidak dirumah!" Yang ditegur terkekeh seraya menggaruk belakang kepalanya. "Maaf," lirihnya. "Appa tadi menghubungiku, Harabeoji dan Halmeoni ingin keluarga besar berkumpul Chuseok nanti. Kau mau ikut?"

Yunho mengerang seraya menghantam bagian belakang kepalanya ke dinding tempat ia menyandarkan dirinya sejak tadi. "Aku malas mendengar pertanyaan yang sama," tuturnya. Wooyoung tersenyum prihatin, "aku bisa mencari alasan agar kita tak perlu pergi kalau kau mau."

Ah, Yunho lupa. Bukan hanya dirinya yang terus mendapat pertanyaan tak berguna, sepupu sekaligus orang terdekatnya itu pun selalu diserang pertanyaan bodoh sejak beberapa tahun lalu. "Memang kau tidak ikut mate-mu pulang?"

"San belum memberitahuku tentang rencana Chuseok tahun ini," jawab Wooyoung. "Tapi kalau memang kami pergi, kau ikut saja." Yunho menggeleng pelan, "ingat saat aku ikut dengan kalian dua tahun yang lalu saat libur tahun baru? Berat badanku naik setelahnya."

Wooyoung terkekeh, "Appa dan Baba memang seperti itu. Kau ingat saat aku pulang dari kunjungan pertamaku? Halmeoni mengira aku langsung hamil sebelum mengenalkan mate-ku pada keluarga besar." Yunho ikut terkekeh, tentu saja ia mengingat hal itu. Sepupunya pergi menemui keluarga San untuk pertama kali dan menginap di Gwangju selama dua minggu. Begitu ia kembali, sang kakek tiba-tiba menginginkan cucu-cucunya untuk berkumpul.

Wooyoung dan Yunho pun segera berangkat, tanpa membawa San. Ketika nenek mereka melihat perubahan pada tubuh Wooyoung, sontak ia menjadi heboh. Karena kejadian itu pula, pertanyaan yang diterima Wooyoung setelah San mengikatnya selalu sama dan tak pernah berubah, membuat Wooyoung jengah.

***

Yunho dan Wooyoung, keduanya adalah anggota sepupu termuda di keluarga Jung. Karena usia mereka sama, mereka lebih sering menghabiskan waktu berdua. Sama-sama memiliki minat dalam dunia menari, keduanya pun kuliah di universitas yang berbeda dengan jurusan yang sama, meskipun Wooyoung ditentang oleh nenek mereka sementara Yunho selalu mendapat cibiran.

Keduanya merupakan murid terbaik diangkatan mereka. Entah berapa banyak prestasi yang telah mereka raih selama di bangku kuliah. Yunho bahkan ditawari menjadi anggota salah satu tim menari ternama satu tahun sebelum ia lulus, yang tentu saja dengan segera ia terima.

Namun, takdir memaksanya berhenti untuk meraih mimpinya sebagai penari terbaik. Belum genap dua tahun ia berada dalam tim, ia mengalami cedera pada lututnya. Ia masih bisa menari, tapi tidak semaksimal dulu. Parahnya, ia mengalami cedera itu karena salah satu senior di timnya yang tidak suka dengan keberadaan Yunho disana. Wooyoung yang mendengar tentang itu jelas tak terima. Ia hampir membuat keributan jika Yunho tidak menahannya.

Tanggapan dingin dari nenek mereka, ditambah cibiran tak langsung dari beberapa saudara dan kerabat keluarga besar membuat Yunho memutuskan untuk pindah dan mendirikan sanggar tari untuk anak-anak dan remaja di kota lain. Wooyoung jelas segera mengikuti sepupunya, tak akan pernah ia biarkan Yunho sendirian.

My ATEEZ Stories (a very slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang