Little note from me:
- I messed up everyone'e age 😁
- absurd ending, sorry.. my mind is just 🤯🤯***
Di salah satu sudut ruangan, tepatnya di depan jendela yang besar, seorang pria manis berdiri menatap ke bawah dimana taman bunga berada. Kedua matanya bengkak, hidungnya memerah, bagian bawah bibirnya ia gigit sesekali. Sedih, marah, dan kecewa. Itulah yang ia rasakan saat ini. Kenapa dirinya harus mengalami ini? Bukan ia yang berbuat, namun dirinyalah yang harus menanggung akibat.
"Park Seonghwa?" Tubuh si pria manis menegang mendengar namanya disebut. Dengan perlahan, ia memutar tubuhnya. Seorang pria yang tampak lebih tua darinya berdiri di depan pintu ruangan, menatapnya dengan tatapan yang tak ia mengerti. Sedetik kemudian, pria di hadapan Seonghwa itu menunjukkan senyuman congkak padanya. Melangkahkan kakinya menuju Seonghwa dengan lambat, suara sepatu formal yang membentur lantai menggema di dalam ruangan yang tak kecil itu.
Dagu Seonghwa diapit ibu jari dan telunjuk pria yang kini berdiri tepat di hadapannya dan mendekatkan wajah mereka. "Lupakan kehidupan lamamu karena mulai detik ini, kau milikku."
***
Park Seonghwa.
18 tahun.
Remaja beranjak dewasa yang lulus SMA tahun lalu, kini bekerja menjadi pegawai minimarket yang mengurusi penataan produk yang dipajang untuk dijual, juga sebagai petugas kasir. Tinggal berdua bersama wanita yang telah melahirkannya. Ya, bagi Seonghwa, sebutan 'Eomma' untuk wanita itu tidaklah pantas. Sejauh yang ia ingat, wanita itu selalu terlihat lusuh, kusut, seperti tak terurus.
Penyebabnya?
Narkoba dan alkohol, tentu saja. Berpuluh botol kosong selalu menghiasi rak bawah dapur kecil mereka sebelum akhirnya Seonghwa membereskan rumah dan membawa botol-botol itu, entah untuk dijual atau dibuang. Ketika beranjak remaja, Seonghwa harus sering tertidur di luar rumah karena wanita itu membawa pulang seorang pria -bandar narkoba wanita itu, dan melakukan kegiatan liar hingga pagi.
Jangan tanyakan ia perihal ayah kandungnya karena Seonghwa tak pernah melihatnya. Bertanya pun, Seonghwa hanya akan mendapatkan pukulan di wajah serta tubuhnya. Ah, jangan lupakan bagaimana orang-orang dari pihak sekolah yang seakan tak peduli dengannya yang dirundung teman-teman sekelas maupun seniornya. Jadi, jangan tanyakan juga padanya soal teman. Ia tak memilikinya, bahkan di tempat kerja sekalipun.
Keinginan Seonghwa saat ini adalah pergi meninggalkan rumah yang kini di tempati olehnya, wanita yang melahirkannya, juga bandar narkoba yang selalu menatap Seonghwa dengan tatapan penuh nafsu, seakan ia ingin menerkam Seonghwa.
Keinginan Seonghwa terwujud, hanya saja dengan cara yang sama sekali tak terduga olehnya. Ia baru saja pulang dari shift malamnya saat ia melihat beberapa mobil hitam dan satu mobil berwarna biru gelap dengan tipe yang berbeda terparkir di depan rumahnya. Seonghwa yang lelah tak terlalu ambil pusing, mungkin saja seseorang seseorang mengadakan acara namun tak memiliki cukup lahan parkir.
Begitu Seonghwa melangkah masuk ke dalam rumah, wanita yang terpaksa ia panggil 'Eomma' dan si bandar narkoba Lee duduk di ruang tamu bersama seorang pria yang berpakaian formal, tak lupa dengan beberapa pria berbadan tegap yang mengenakan setelan berwarna hitam yang berdiri tak jauh dari pria asing itu. "Ah, itu dia." Seonghwa menaikkan sebelah alisnya saat ketiga orang dewasa yang tengah duduk itu menatapnya.
Si pria asing berdiri dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Seonghwa, menatapnya lamat dari atas hingga bawah. Pria itu sedikit memutar tubuhnya ke arah para pria berseragam hitam, "bawa dia." Dua dari pria berseragam segera menghampir Seonghwa dan menggenggam kedua lengannya. Seonghwa tentu saja memberontak dan berusaha melepaskan dirinya. "Apa-apaan ini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My ATEEZ Stories (a very slow update)
FanficLAPAK NYA B X B GA SUKA, TINGGAL PENCET ANAK PANAH DI POJOK KIRI ATAS, GA USAH SOK SIBUK REPORT ATAU NGEDUMEL GA JELAS!! update nya suka-suka, jadi ga perlu dibaca dan jangan ditungguin karena diriku nyangkut di ateez setelah ngeliat joong dan hwa l...