05

909 130 16
                                    

"Ngusir?"

"Ya engga, daripada Kak Hoon cuma diem, mending jangan di dapur. Mana dapurnya sempit banget lagi ah," rengek Sunoo melihat kondisi dapur sekolahnya yang sempit dan sedikit berantakan itu.

"Lu ada hubungan apa sama Heeseung?"

Sunoo terdiam sejenak. Tiba-tiba, ia terkekeh keras sembari membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Sunghoon.

"Kak Hoon beneran cemburu?"

"Cih buat apa?"

Sunoo terlihat berfikir kembali, "Bener juga, buat apa Kak Hoon cemburu? Toh kakak juga gada perasaan sama Sunoo."

"Udah tau pake nanya,"

Sunoo mendekat ke arah Sunghoon dan membisikkan sesuatu kepadanya, "Kalau Sunoo tiba-tiba nyerah sama ngilang, jangan kaget ya."

Sunghoon tersenyum mengejek, "Menurut lu gue bakal kaget? Gue bakal kehilangan?"

"Engga sih keknya. Nunu rasa kakak bakal seneng bukan main kalo ngliat Sunoo ga gangguin kakak lagi, iya kan?" tanya Sunoo memastikan.

"Iya lah, lepas dari orang seannoying lu itu bakal bebas. Gue ga perlu repot-repot nurutin ucapan temen-temen gue buat bujuk lu,"

Dan pada saat itu, Sunghoon harus benar-benar menarik perkataannya. Karena suatu saat nanti, siapa yang tahu pasal Sunoo akan menghilang dan menyerah akan Sunghoon?

Sesuatu akan terjadi, dan pada akhirnya, Sunghoon akan menyesali semua perbuatannya selama ini. Entah apa yang bisa diperbaiki lagi, tapi sepertinya, hati yang sudah terlanjur lelah, tidak bisa semudah itu untuk membangkitkan rasa semangat yang dulu pernah singgah.

.

.

.

.

.

"Kak Hee, ntar pulang bareng gue ya. Gada penolakan titik. Sunoo paling gasuka ditolak ya makasi,"

Heeseung memutar matanya jengah, "Gue kira lu mulai terbiasa ditolak. Setiap hari aja gue dapet asupan penolakan yang lu dapetin dari Sunghoon."

"Wah bener-bener," balas Sunoo malas.

Heeseung terkekeh, ia merangkul adik kelasnya itu dan berjalan menuju parkiran sekolah.

"Lu ga bawa motor kan?" tanya Sunoo memastikan.

"Kaga,"

"Oke sip aman," Sunoo mengacungkan jempolnya dan berjalan mendekati motor sportnya.

Baru saja ingin menaiki motor, Heeseung lebih dulu mencengkram lengan Sunoo, "Yakin lu mau boncengin gue?"

"Yakin lah, kenapa engga?"

"Elu kan pendek, jok belakang lu juga tinggi. Di real life gue sama lu tinggian gue, yakin lu pengen boncengin gue?" tanya Heeseung memastikan. Tatapannya kini beralih ke motor sport Sunoo yang cukup tinggi itu.

Sunoo menggeram kesal, "Yaudah lah terserah, lu naik angkot aja sono. Males gue jadinya,"

"Ya ga gitu, ntar gue masuk angin dong kalo duduk di jok belakang lu? Mana yang nyetir juga pendek, gue ntar kesentor angin mulu."

Sunoo mengangguk sambil berfikir, "Bener juga. Tapi lu mau naik apa ntar? Orang lu dititipin di rumah gue, otomatis lu juga harus nebeng gue dong?"

"Gampang itu mah. Gue pesen taksi aja ntar,"

"Lah, elu kan lagi sakit ogeb. Gabisa lah!"

"Apanya yang gabisa si Noo? Orang cuman naik mobil aja anjir,"

Melting With You [SungSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang