One Month Later—
"Gils, Heeseung ama Sunoo berangkat bareng lagi! Udah sebulan mereka nempel mulu. Yakin lu pada ga penasaran?" tanya Jake sembari memicingkan matanya melihat Heeseung dan Sunoo asik bercengkrama di koridor sekolah.
"Penasaran banget anjrit. Itu kenapa Heeseung bisa heboh bener kalo berduaan ama Sunoo dah? Cocok banget woi, gemes gue liatnya." timpal Jay menggertakkan giginya gemas.
Kini, tatapan Jay beralih ke arah Sunghoon yang masih menatap datar ke arah Heeseung dan Sunoo, "Hayoloh, bukannya udah gue peringatin? Kalo punya pacar tu dijaga. Elunya dingin banget si, mudah ditikung jadinya."
"Bacot," Sunghoon memilih pergi meninggalkan teman-temannya daripada harus mendengarkan ejekan-ejekan yang menyebalkan itu.
"Anjir cemburu beneran tu bocah!" umpat Jay memandangi punggung Sunghoon yang semakin lama semakin menjauh.
"Serius cemburu? Gue kira dia kesel gara-gara denger bacotan lu," balas Jake membuat mood Jay berubah seketika.
"Ah elah. Gitu amat anjir,"
Jake mengidikkan bahunya. Ia ikut meninggalkan Jay dan menyusul Sunghoon, menghiraukan teriakan Jay yang tengah memanggil namanya dari kejauhan. Berulang kali suara bak ke elang-elangan itu memanggil nama Aussie boy yang kini menjadi pusat perhatian para murid karena suara Jaylah yang membuat semuanya terfokus ke objek yang Jay panggil. Di dalam hatinya, Jay berulang kali berjulid pasal kebudekan yang disengaja oleh Jake, benar-benar menyebalkan, fikirnya.
"Hoon!" Jake berlari menghampiri Sunghoon dan berjalan beriringan dengan pria es itu.
"Hm,"
"Elah jutek amat lu,"
"Serah,"
Jake mendengus nafasnya kasar, "Gue mau ngomong serius,"
Jake menggenggam lengan Sunghoon dan membuat mereka berdua sama-sama berhenti, saling bertatapan satu sama lain.
"Gue udah kenal lu dari SD, gue tau gerak-gerik lu yang risih sama orang. Tapi gue juga tau gerak-gerik lu yang peduli sama orang lain. Gue tau lu suka sama—"
"Jangan bahas Sunoo, gue gedek."
Jake memicingkan matanya, "Kok tiba-tiba bahas Sunoo? Atau jangan-jangan lu beneran suka sama dia?"
Sunghoon menggeram kesal, "Gue lagi gamau debat, jangan buat gue—"
"Sunoo mau pindah sekolah,"
Damn. Sunghoon terdiam membisu. Ia menatap Jake dengan pandangan datarnya. Pindah sekolah katanya? Yang benar saja, ck.
"Dia udah terobsesi sama gue, gue ga yakin dia bisa hidup tanpa gue. Lu inget kan gimana perjuangan dia dari SMP buat caper ke gue? Dia—"
"Gue serius, Heeseung yang ngomong ke gue."
Mendengar ucapan Jake barusan, membuat Sunghoon terkekeh, "Heeseung? Emang dia siapanya Sunoo? Pacarnya? Suaminya? Tau apa dia tentang Sunoo?"
"Sekarang gue tanya. Lu siapanya Sunoo? Emangnya lu nganggep dia sebagai pacar lu? Emang lu pernah peduliin dia tanpa rasa paksaan? Emang lu pernah mulai obrolan duluan tanpa kita yang nyuruh? Pernah lu?"
Sunghoon merasa terpojokkan. Ucapan Jake benar-benar menampar kenyataan yang selama ini tak pernah Sunghoon hiraukan. Apa ia benar-benar sejahat itu? Apa peringatan-peringatan satu bulan yang lalu itu benar-benar akan terjadi?
"Jawab dong, katanya lu gentle? Kenapa jawab kek gini aja gabisa?" tutur Jake semakin memojokkan Sunghoon.
"Gue lagi cape mikir, mending lu pergi, jangan ganggu gue." balas Sunghoon acuh, ia berniat meninggalkan Jake tetapi pria itu tetap kekeuh. Lagi-lagi Jake menggenggam lengannya dan menarik Sunghoon untuk berada di dalam hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting With You [SungSun]
Fanfiction"Plis, jangan pergi. Ngertiin gue bisa? Gue takut ldr, Noo." "Kak, sekarang semua ada di tangan lu. Kalo lu mau stay sama gue, lu harus kuat ldr. Kalo lu mau nyerah, silahkan kak. Gue persilahkan buat lu ga sakit hati karna gue." "Gue nyesel Noo...