02

866 133 9
                                    

"Wah bener-bener, pacar durhaka banget si Sunghoon asli dah. Masa gue ditinggalin lagi astaga, padahal cuma gue tinggal sebentar ke toilet." celoteh Sunoo tak jelas setelah mendapati Sunghoon tak lagi menunggunya di depan toilet.

Sunoo berdecih, "Sumpah males banget gue, kalo gini caranya mending gue ke warnet aja bareng Ni-ki."

"Yaudah,"

Damn. Sunoo menduga suara berat itu  milik Sunghoon. Ia berulang kali menyumpahi dirinya sendiri karena selalu mengucapkan kata-kata yang ceroboh di hadapan sang doi. Padahal ia ingin berdamai dengan Sunghoon, tapi kenapa sulit sekali?

"Eh Kak Sunghoon, hehe."

Sunghoon menatap Sunoo datar dan melangkahkan kakinya menjauhi Sunoo.

"Eh kak!! Maaffff," rengekan Sunoo membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian. Bukan Sunoo saja yang menyadarinya, Sunghoon pun menyadari kalau orang-orang di sekitar mereka kini memusatkan pandangan mereka ke arah dirinya dan Sunoo.

"Cih,"

"Dih kak!! Kok cah cih cah cih si. Maksudnya apaan coba? Maafin Sunoo duluuuu," Sunoo berlari mengejar Sunghoon yang tengah menunggu lift untuk naik ke lantai berikutnya.

"Dih apaan manja banget, pake escalator kan bisa. Masa pake lift?" gumam Sunoo sembari menatap julid ke arah Sunghoon.

"Gue denger,"

Sunoo gelagapan, ia berlari dan berdiri di samping Sunghoon, "Kak maafin Nunu dongg, kan wajar kalo manusia buat salah. Kaya Kak Sunghoon gapernah salah aja? Toh Nunu juga jarang buat salah kok,"

Jarang apanya, selalu anjir-ksn

"Nunu?"

Merasa terpanggil, Sunoo pun menoleh dengan senyuman lebarnya.

"Nunu siapa?"

Senyuman Sunoo melebur. Ia memandang Sunghoon dengan tatapan kosongnya. Jadi selama ini Sunghoon tidak tahu perihal panggilan kesayangan mengenai pacarnya sendiri? Keterlaluan ini mah.

"Nunu tu panggilan kesayangan buat Sunoo. Cuman Kak Sunghoon doang yang diijinin buat manggil Sunoo pake panggilan itu. Kak Sunghoon kan spesial buat Nunu," jelas Sunoo sesingkat, sejelas, dan semenarik mungkin.

"Oh,"

Pintu lift pun terbuka, Sunoo sangat sangat bersyukur karena di dalam tidak ada satupun orang. Jadi ia bisa berduaan dengan doi, hehe.

"Kak, mau kemana abis ini?" tanya Sunoo alih-alih mencairkan suasana.

"Serah,"

Tatapan Sunoo beralih ke tangan kiri Sunghoon. Kosong, tapi sayang, gabisa dipegang, batinnya dengan raut wajah kecewa.

Merasa Sunoo memperhatikan sesuatu, Sunghoon berdehem kecil, "Ngapain?"

Sunoo hanya menggeleng kecil dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sesulit itukah menyentuh seorang Park Sunghoon? Bahkan Sunoo pun hanya bisa memandanginya tanpa menyentuhnya. Diijinkan saja sudah sangat bersyukur.

"Kita cuman berdua,"

Mendengar penuturan Sunghoon, Sunoo menatap wajah pria itu dari samping. Sangat sempurna, sungguh. Hidungnya yang berbatang membuat beberapa orang insecure, termasuk author pastinya. Yaampun julid banget, ketularan Sunoo ni julidnya.

"Iya, emang kita cuman berdua kak."

"Gamau?"

HAH? Apaan si gajelas, untung sayang-ksn

Melihat Sunoo yang telmi, tatapan Sunghoon beralih ke arah tangan kirinya, berniat mengkode sesuatu yang bahkan membuat Sunoo overthinking dalam waktu sesingkat itu. Baiklah, ijinkan Sunoo ngefly sekarang.

"Kak? Serius?"

Sunghoon kembali mengarahkan tatapannya ke arah depan, tidak menghiraukan ekspresi Sunoo yang kini sedang berhalusinasi dirinya terbang bersama kuda poni di langit ketujuh. Gini nih korban pria es, sekali mesra kenangannya langsung berlipat-lipat.

Baru saja ingin menggapai tangan Sunghoon, pintu lift pun terbuka. Senyuman Sunoo masih tertera disana, namun tatapannya menatap datar ke arah pintu lift yang kini sudah terbuka lebar, menyisakan mereka berdua yang masih berada di dalam lift tersebut.

Untung gue sabar-ksn

"Hm, dahlah. Pan kapan aja," Sunoo berjalan keluar dari lift dan celingukan, bingung dengan tujuan mereka selanjutnya.

Sunghoon berdecih, ia berjalan mendekati Sunoo dan menggenggam tangan mungil milik pria manis itu.

Oh jangan ditanya ekspresi Sunoo sekarang. Tidak bisa terbaca, urat wajahnya saja sampai lelah dengan gerakan antusias Sunoo.

"Wtf kak? Serius lu?"

Sunghoon terdiam.

"Eh maaf, maksudnya 'serius kak?' Kak Sunghoon ga lagi ngeprank kan? Jangan-jangan kakak sengaja megang tangan Sunoo biar bujuk Sunoo buat putus kan? Ngaku deh," Sunoo menatap Sunghoon mengintimidasi.

Udah dikasih kesempatan sama author buat pegangan tangan sama mas Sunghoon, masih julid pula, untung suami.

"Serah," Sunghoon melepaskan genggaman tangan dan berjalan mendahului Sunoo.

Sunoo terkekeh geli, ia berlari mendekati Sunghoon dan menyelipkan jari jemarinya di antara jari-jari tangan Sunghoon. Baiklah, dia benar-benar ingin mimisan. Tatapannya benar-benar tidak bisa lepas dengan tautan tangan mereka. Ini kali pertama Sunghoon seperti ini, sungguh.

Duh kalo kek gini caranya, gue gabisa move on dong? Plis Noo, komitmen! Lu bisa pokonya. Sesuai rencana, abis ngedate usahain jaga jarak sama doi, yok bisa yok-ksn

SI ANJRIT SUSAH MOVE ON DARI MAS GANTENG-ksn

Rasa-rasanya Sunoo ingin menangis. Ia benar-benar bertekad untuk melupakan Sunghoon. Tapi pria itu justru memberikan kehangatan yang selama dua tahun ini tidak pernah Sunoo rasakan sedikitpun. Kalau gini, siapa yang ga melting coba?

"Mau makan?"

Sunoo menoleh refleks, "Eh?"

"Gue ga ngomong kalimat yang sama,"

"Kuy makan! Mau makan apa kak? Sunoo makannya dikit aja ya, lagi diet soalnya."

"Nanti gue pesenin nasi putih satu sendok teh,"

Sunoo mengedipkan matanya. Bener-bener, diet si diet, yakali porsi makan cuma seupil. Itu mah sama aja kek makan angin, batin Sunoo kesal.

"Jangan dong kak. Nanti aku pesen menu yang sama kaya kakak deh,"

Sunghoon hanya diam tanpa menjawab apapun, mereka melanjutkan langkah mereka sampai ke depan pintu bioskop. Baiklah, kartu emas untuk Sunoo mencuri waktu Sunghoon untuk berduaan selama hampir dua jam; lain tidak lain menonton bioskop pastinya. Apalagi genre horror, wah kesempatan sekali.

"Kak nonton bioskop kuy!! Ah gada penolakan titik. Kakak duduk dulu aja, nanti Nunu yang antri. Sebentar ya," Sunoo melambaikan tangannya ke arah Sunghoon dan berlari kecil menuju loket pengantrian.

Sunghoon diam-diam tersenyum kecil, entah apa alasannya, senyuman itu terukir begitu saja di wajah tampannya, memandang tangan kirinya dan kembali menatap sang kekasih dari jauh.

Waktu pun berjalan cepat, kini Sunoo dan Sunghoon sedang menunggu filmnya dimulai. Alih-alih memesan film bergenre horror agar bisa bermesraan karena alasan takut, Sunoo justru memesan film action untuk first date sekaligus last date mereka.

"Action?"

Sunoo mengangguk antusias.

"Gue kira horror, ck."

Sunoo tersenyum menanggapi ucapan Sunghoon.

Gue sengaja pesen film action biar asik ngehabisin waktu sama lu. Toh kita juga gabakal kaya gini lagi-ksn

































To Be Continued

Melting With You [SungSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang