🌷 Delapan. Pindah Kelas🌷

33 3 0
                                    

"Tumben ada temen yang jemput kamu Tik." Chantika yang baru saja sampai diruang makan dan duduk dibuat heran dengan perkataan ayahnya. Siapa yang menjemput?

"Thesa?"

"Bukan, cowok." David menggeleng seraya melahap roti tawar yang baru saja ia oleskan slai kacang.

Chantika mengerutkan keningnya, siapa? Gadis itu merasa tidak punya teman cowok. "Temen abang mungkin." Benar ,itu mungkin teman Samuel.

Namun lagi-lagi David menggeleng. "Pake seragam SMA, nyari kamu juga." David tersenyum kecil melihat kebingungan putrinya itu.

"Pacar kamu mungkin." Tambah David sembari menggoda putrinya yang di balas gelengan tidak suka.

"Kalo pengen tau liat aja di depan,tadi ayah udah nyuruh masuk. Tapi enggak katanya."

"Tika makan dulu ini." Tolak gadis itu,toh dia merasa tidak punya teman cowok.

Setelah selesai barulah Chantika mulai beranjak dari duduknya untuk menemui siapa cowok itu. Chantika sama sekali tidak menduga-duga siapa dia, lebih baik memastikan.

Pintu bercat coklat itu dibuka Chantika dan menampilkan sosok laki-laki tengah duduk diam di kursi depan. Chantika yang melihat sedikit kaget karena tidak menyangka kalo cowok ini bisa datang kerumahnya.

"Elo ngapain?" Tanya Chantika yang langsung menyadarkan cowok itu.

Cowok yang di tanya Chantika langsung berdiri dan memberi senyum lebar yang malah membuat Chantika muak.

"Jemput lo lah." Balas cowok itu dengan cengiran.

Chantika menggeleng tegas, dia sama sekali tidak mau kalau pergi ke sekolah dengan dajjal satu ini. "Enggak, lo pergi aja sana. Setan kayak lo kenapa bisa masuk sih? Ntar gue tambahin garem sama bawang putih nih." Ujar Chantika dengan nada mengintimidasi supaya cowok yang ada didepannya ini tidak lagi berniat datang kesini.

"Bisa ngelawak juga yah Mbak." Kekeh cowok itu yang malah membuat Chantika semakin kesal. "Pergi aja sih!!!" Tekan gadis itu.

"Kok disuruh pergi?" Pertanyaan itu datang dari David yang tiba-tiba muncul membuat Chantika kaget.

"Siapa suruh dateng nggak diundang." Balas gadis itu sewot.

David terkekeh kecil melihat putrinya ini, samasekali tidak ada ramah tamah nya.

"Saya sebenarnya mau jemput Tika Om, sekalian aja gitu ke sekolah." Cengir Antar berusaha bersikap baik didepan David supaya laki-laki itu mengizinkan dia untuk pergi ke sekolah bersama.

"Boleh kok." Balas David sedikit heboh, cukup senang melihat putrinya punya teman cowok. Selama ini gadisnya itu hanya membawa Thesa itu pun hanya sekali waktu itu.

"Nggak Yah." Balas Chantika dengan pelototan tidak suka pada laki-laki itu.

"Jadi mau kamu gimana?"

"Ke sekolahnya sama Ayah aja."

David mengangguk sekali,hal itu membuat Antar sedikit tidak tenang. Jangan katakan David menyetujui permintaan Chantika. Akan sia-sia pengorbanannya jauh-jauh kesini.

"Boleh, tapi Ayah juga harus antar Bunda ke Resto. Kalo kamu mau nunggu boleh aja, tapi bakalan lama soalnya Bunda masih mandi." Jawab David sambil melirik Antar yang sekarang sudah tersenyum lebar.

Chantika langsung melihat arlojinya, menunggu Bundanya? Tidak, akan lama dan pasti Chantika akan telat jika menunggu. "Kalo gitu Tika pesen ojol aja." Saran Chantika yang direspon gelengan oleh David.

"No sayang, kamu harus tetep nunggu juga. Mending sama..."

"Antar Om." Potong Antar untuk memberitahukan namanya pada David.

AtlanTika or AntarTikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang