Gordeng abu-abu di sibak Sahira sampe ujung,cahaya matahari pagi langsung masuk dan mengganggu Atlan yang masih saja tidur.
"Udah jam 6 Tlan... Ayo bangun..." Sahira menepuk tubuh putranya yang di lapisi selimut senada dengan gorden itu.
Atlan berdeham dengan mata tertutup, sepertinya cowok itu masih belum sadar sepenuhnya. Sahira geleng kepala, kelakuan anak laki-lakinya ini masih seperti anak kecil saja. "Ayo bangun..." Lagi Sahira menepuk tubuh Atlan yang kali ini dibalas Atlan dengan duduk lesuh. Cowok itu membuka matanya lalu tersenyum manis pada Sahira,selalu. Dia akan selalu menunjukkan senyum terbaiknya.
"Bunda selalu saja rewel." Keluh Atlan, cowok itu kini sudah sadar sepenuhnya.
Sahira mengangguk tak paham,apa memang dia serewel itu? Menurutnya tidak,itu wajar bukan? "Bunda tunggu di meja makan." Ujar Sahira lalu pergi, sebelumnya wanita itu mengelus sekali rambut berantakan putranya.
Atlan mengangguk sebagai jawaban,cowok itu segera bangun lalu membereskan kasurnya. Baiklah,dia sepertinya memang harus bangun, walaupun rasanya ini masih terlalu pagi.
✨✨✨
"Nanti pulang les jam enam sore?" Tanya Samuel pada Chantika yang sedang asik dengan nasi goreng didepannya.
Chantika melirik sebentar lalu mengangguk. "Nanti abang aja yang jemput." Ujar Samuel yang langsung ditolak Chantika.
"Nggak usah,bisa sendiri." Balas Chantika dingin.
Keempat manusia yang ada di ruang makan itu sedikit kaku saat ada pembiaran akhir-akhir ini. Biasanya tempat ini akan selalu ramai dengan tawa,tapi berubah dengan rasa kikuk yang makin hari makin terasa.
"Kenapa?" Tanya Samuel selembut mungkin.
"Nggak pa-pa,bisa sendiri aja."
David memandang Chantika dengan mata sayu,seakan membujuk putrinya itu untuk mau di jemput oleh Samuel.
Tau akan hal itu, Chantika hanya diam. Dia tidak ingin. "Yaudah,kalo gitu ke sekolahnya Abang yang antar yah?" Tawar Samuel,dia hanya ingin kembali seperti dulu lagi. Dia tidak ingin ada batas dengan adiknya.
Pembicaraan pagi ini membuat Chantika jadi tidak nafsu makan. Kadang, Chantika berpikir kalau yang dia lakukan memang cukup berlebihan. Tapi rasa egoisnya terlalu besar. Lebih baik seperti ini, daripada berpura-pura semuanya baik-baik saja.
"Udah pesan gojek." Lagi, Chantika lagi-lagi menolak.
Jesika yang sedari dari menahan diri agar tidak marah pada Chantika tidak lagi bisa menahan. "Tika!!!" Panggil Jesika masih pelan namun penuh penekanan. Tau situasi akan kacau, David segera melerai.
"Nggak baik makan sambil bicara, nggak sopan namanya." Ujar David. "Ayo Chantika sama Samuel makan lagi,kan harus berangkat ke sekolah." Suruh David dengan mengelus punggung Chantika yang duduk di sampingnya.
Chantika berusaha sekuat tenaga untuk menahan air mata bodoh yang akan keluar ini. Chantika sungguh tidak paham kenapa dia bisa se cengeng ini? Kenapa dia bisa merasa sakit hanya karna bunda nya memanggil namanya seperti itu?
Tiga suapan nasi,lalu Chantika beranjak pergi tanpa berpamitan. Gadis itu takut suaranya berubah serak.
✨✨✨
Senin memang identik dengan upacara, seluruh sekolah pasti akan selalu melakukan kegiatan wajib ini. Tapi mood pagi Chantika sudah rusak karna pembiaran tadi.
Chantika memberikan helm gojek itu pada Pak Doni,supir ojek online yang membawanya. Dengan santai gadis itu menapaki gedung sekolah yang sudah satu tahun dia tempati.
![](https://img.wattpad.com/cover/260357820-288-k727409.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AtlanTika or AntarTika
Fanfic"Atlan boleh stop nggak? Ini berlebihan!." Tegas Chantika tidak terima Atlan menoleh pada Chantika, gadis yang entah bagaimana bisa-bisanya mengganggu pikirannya. "Lo yang stop,gue udah bilang dari awal kan?" ... "Tik, nggak harus gini kan? Ucapan l...