Rasa sakit itu masih ada.
Tepat serasa menusuk ulu hatinya dan membuatnya sesak tak karuan.
Cairan kecokelatan itu ia tuang begitu saja pada secangkir gelas yang tak lebih kecil melebihi gelas anak-anak. Dengan sekali tegukkan, liquid itu meluncur bebas di sela kerongkongannya.
Entah sudah berapa kali ia menegak itu, tapi rasa sesak nya tak kunjung mereda. Ia menghela napas, memeriksa layar ponselnya sendiri. Sepi, tidak ada notifikasi apapun padahal waktu menunjukkan hampir pukul dua belas malam.
Jeno masih teringat jelas setiap raut wajah gadis itu kemarin malam, bagaimana tindakan random nya yang bisa ia tebak bahwa itu hanyalah sebuah pengalihan.
Iya, ia sadar Sakha sedang melihatnya sebagai Renjun dan itu rasanya sakit sekali.
Piip....piip....
Bunyi notifikasi laptopnya, ada satu buah panggilan video masuk dan itu Renjun.
"Happy Birthday!"
Sorakkan pertama dari lelaki bernama Huang Renjun yang berhasil membuat Jeno melebarkan kedua pupilnya.
"Ini masih rangka ulang tahun lo? Kenapa lo ngucapin ke gue?" tanyanya dijawab kekehan Renjun.
"Karena tanggal dua puluh tiga." jawab Renjun begitu saja, Jeno sedikit mengangkat kedua alisnya sebelum akhirnya terkekeh sendiri.
Senyumannya yang masih sama di mata Renjun, kini seakan terlihat sedang menutupi sesuatu. Temannya mengira jika lelaki itu kini hanya sedang kewalahan dengan tugas kuliahnya. "selamat ulang tahun juga, twins." gumam Jeno kemudian membuat Renjun hanya tersenyum simpul.
"Sumpah, ieu suprise gagal gara-gara maneh kelupaan." suara seseorang dari arah Renjun mengintrupsi mereka. Ada Haechan di situ, di ikuti Jaemin yang melambai kearah kamera dengan senyumannya.
Jeno kembali terkekeh, "he'eh hampura." katanya singkat namun mengusap pangkal hidungnya. Jeno merasa sedikit kelelahan.
"Oh iya, urang tuh udah pesen tiket buat ke kesana." ujar Renjun membuat mereka semua terdiam. Masih lama sih ya tapi prepare aja."
Haechan celetuk, "gak lama sih, beberapa minggu lagi kan? lagian emang rencana arurang sih bakal kesana sebelum acara maneh." ucapan Haechan jelas membuat Jeno melebarkan kedua matanya. Raut kaget terpampang jelas pada lelaki itu.
"Kenapa mendadak?" katanya dengan suara yang sedikit meninggi. Jaemin tersenyum sinis melihat respon Jeno, sama seperti Haechan yang mendengus pelan.
Renjun sedikit bingung, beberapa kali ia mengedipkan matanya karena heran dengan respon Jeno yang tidak seperti biasanya. Di sebrang sana, Jeno mencoba menarik napas.
Ia tidak boleh terlihat panik, karena tidak mungkin ia akan memberi tau bahwa sebenarnya Sakha sudah berada disini.
Ia tidak mau kehilangan perempuannya lagi hanya karena Renjun.
"G-gue takutnya kalo mendadak nanti bakal banyak rencana gak jelas." alibi lelaki itu.
Mendengar ucapan sahabat kecilnya sontak membuat Renjun tertawa, namun dibalik tawa lelaki yang terkesan kalem ini ada dua teman lainnya yang menatap tajam pada layar.
Mereka tau dan jelas paham jika Jeno menyembunyikan apa yang seharusnya Renjun tau.
-o-

KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away
Fanfiction"Jika kita tidak tertulis dalam satu cerita. Mungkin dikertas lain kita tertulis dalam satu kisah." "Atau mungkin, sebenernya lo harus tulis sendiri cerita lo diatas kertas?" Sequel dari NOONA! Universe. -AU -Hurt -Nonbaku -Semi lokal -Bahasa Cover...