3. Diam Lalu Dengar

1.8K 368 104
                                    

"Lee Jeno!"

Semua mata di koridor ini memandang kearah belakang lelaki yang berjalan tegak begitu arogan. Ia tak mempedulikan panggilan yang baru saja terdengar, memilih terus berjalan dan mengabaikannya.

"Lee Jeno!" Panggil suara itu lagi, kini terasa lebih dekat. Orang-orang disekitar bahkan sudah jelas menatapnya.

"Lee Je—"

"Apa?"

Hampir saja tubuh kecil itu limbung menabrak dada bidang milik Jeno, tapi perempuan itu berhasil menahan dirinya dan kini mereka saling bertatapan.

Dia lagi.

Jeno sudah tau betul dengan perempuan ini, meski ia tak mengetahui siapa namanya. Tapi Jeno tau karena hanya perempuan ini saja yang selalu mengejarnya setiap kali waktunya tiba.

Perkumpulan himpunan mahasiswa indonesia.

"Denger gue dulu."

Jeno memutar matanya dengan malas, "udah gue bilang, gue nggak tertarik."

"Lo bahkan belum denger penjelasan gue." Kukuh perempuan itu membuat Jeno jengah.

Lelaki itu dengan malas melipat kedua tangannya di dada dan bersikap layaknya siap mendengarkan perempuan dengan surai sebahunya itu.

"Hari ini lo wajib ikut kumpulan."

Perkataan wanita itu tepat seperti yang Jeno duga. Lelaki jangkung itu hanya tersenyum sinis sebelum akhirnya membalikkan badan dan pergi meninggalkan perempuan yang bahkan tingginya tak sampai pangkal lehernya.

"Jeno!" Perempuan itu kembali memanggil Jeno. Langkah kecilnya sedikit sulit mengimbangi lelaki itu, tapi ia dengan tekad berlari hingga sejajar.

"Plis, kali ini lo harus. Sekali aja gapapa, kesananya gue nggak akan paksa lo lagi!"

Jeno masih acuh, ia terus berjalan bahkan kini berniat memasang kedia airpods nya. Sadar jika Jeno tak akan bisa mendengar ocehannya lagi, perempuan itu dengan sigap menahan tangan kekar cowok itu.

"Plis! Gue serius!"

Ditengah koridor ini ia berhasil menahan Lee Jeno. Menjadi santapan lezat para mata yang haus akan berita terbaru setiap harinya.

Jeno mulai menatap tajam perempuan itu dari bawah hingga keatas. Sampai akhirnya kedua matanya dengan tepat menusuk jantung perempuan itu.

"Gue beneran! Sekali ini aja lo dateng, boleh lo nggak dateng lagi dan seterusnya." Pinta perempuan itu kini dengan napas yang mulai berat.

Jelas, siapapun akan ketakutan ketika mendapat tatapan mengerikan milik Jeno itu. Namun karna sebuah paksaan, perempuan mungil itu mau tak mau harus mengorbankan keberanian layaknya mengorbankan nyawa.

Jeno masih memandang perempuan itu, ia bahkan dengan jelas menatap penuh ketidak sukaan. Membuat wanita dihadapannya ini tanpa sadar menelan salivanya saking ketakutan.

"Lo punya sopan santun nggak sih?"

Suara tegas dan penuh penekannan begitu terdengar digendang telinganya. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri, perasaanya menciut dengan aura yang ditonjolkan Jeno.

Perempuan itu benar-benar tak bisa berbicara apa lagi. Ia hanya bisa semakin menciutkan diri terlihat dari kedua bahunya yang mengkerut.

"Lo selalu ganggu gue tiap kali kumpul HMI. Sampe nyusul kelas gue dan maksa-maksa. Bahkan gue nggak tau siapa nama lo." Jeno marah, namun ia bukanlah tipe yang akan berteriak, melainkan suaranya akan terdengar menggeram seperti singa.

So Far Away Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang