3

171 37 1
                                    

Dia mencoba untuk menyiratkan bahwa niat Celebi adalah untuk menyakitinya agar bisa masuk penjara. Sadar atau tidak, Celebi menghindari tipuannya. Raven merasa kewalahan setelah mengingat perbuatannya sebelumnya. Dia mengunyah bibir merahnya sampai pucat.

"Jangan mengira aku lupa bahwa kamu mencoba memiliki anak dengan menyelipkan sesuatu ke dalam makananku dan menyelinap ke istanaku seperti pencuri saat fajar. Itu terjadi hampir sebulan yang lalu."

Mendengar itu, Celebi bergumam pada dirinya sendiri karena terkejut. Dia meletakkan tangannya di dahinya dengan wajah frustrasi. "Tidak... apa yang kamu lakukan pada Pangeran... kamu tidak punya harga diri..."

Kisah sebenarnya di balik apa yang terjadi dan fakta tersembunyi nya terungkap di kafetaria.

Celebi, dia bersedia melakukan lebih banyak untuk tujuannya daripada yang ku kira. Bagaimana cara ku memperbaikinya? Sangat masuk akal bagi Pangeran untuk meragukan ku. Tidak, aku hanya senang dia tidak trauma makan setelah apa yang terjadi.

Bagaimana Celebi belum menghadapi hukuman penjara? Aku menghadapi telapak tangan dan hampir tidak bisa mengangkat kepala ku.

Namun antagonis ku menembakkan laser dari matanya. Dia tampak marah, tetapi bukan karena apa yang terjadi di masa lalu.

"... Untuk sementara, aku lupa apa yang terjadi."

"Apa? Kamu benar-benar lupa! Ah ya, apa yang bisa kuharap kan darimu?" Pangeran berbicara sambil menyentak kan kepalanya ke samping dengan wajah kesal.

Sebenarnya ketika aku sedang menyiapkan makanan, aku menahan beberapa harapan seperti, 'Ku harap aku bisa bergaul dengan Pangeran dengan ini.'

Tapi alasan Pangeran tidak menyukaiku begitu jelas. Mungkin Pangeran tidak akan pernah berubah pikiran karena apa yang terjadi di masa lalu.

Obsesi Celebi terhadap Pangeran melampaui batas normal, dan ketidaksukaan Pangeran padanya lebih berakar dari yang ku kira. Belum lagi tidak ada yang mau berteman dengan seseorang yang mengancam wanita lain 365 hari dalam setahun!

Bagaimanapun, mendorongnya untuk makan hanya akan membuatnya semakin membenciku. Aku harus membiarkannya pergi kan? Tetapi bahkan jika aku mengatakan itu ... Aku tidak bisa menahan perasaan buruk.

Aku menghela nafas berat, menarik kursi dan duduk. "Baiklah, saya akan makan..."

"Apa?"

Aku tidak peduli jika Pangeran akan makan atau tidak mau makan makanan ki, tetapi itu akan menyia-nyiakan semua bahan yang ku gunakan untuk membuatnya.

Sendok yang kuangkat berdentang keras.

"Baiklah."

Tidak seperti Pangeran dan para prajurit, aku tidak merasa malu atau tidak nyaman dengan penampilan atau situasi ku. Kafetaria dipenuhi dengan suara ku yang sedang makan.

Crunch crunch.

Crunch crunch.

Meskipun aku berkonsentrasi pada makanan di depan ku, indra pengecap ku sepertinya telah menipis...

Gulp.

Aku mendengar seseorang menelan ludah mereka. Suaranya sangat keras karena betapa sepinya ruangan itu.

Aku tidak melewatkan kesempatan ini. "Jika kamu lapar, kamu bisa makan."

Secara alami, tidak ada satu orang pun yang bergerak.

Aku mencoba berkonsentrasi pada makananku lagi tetapi Pangeran menggeram dengan nada pahit, "Siapa yang akan makan apapun yang kau buat? Siapa yang bisa makan dengan nyaman tanpa tahu apa yang kau masukkan? Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi tidak ada seorang pun di sini yang tidak mengetahui hal-hal jahat yang telah kau lakukan. "

The Lady is a StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang