Hea Ae's apartment
Donghae menolehkan wajahnya dari layar televisi saat melihat Hea Ae berlari tergesa-gesa menuju pintu apartemen wanita itu ketika bel pintunya terdengar berbunyi.
"Jesus, Hea Ae! Bisa tidak pelan-pelan?" Protes Ahra yang terkejut saat tiba-tiba Hea Ae membuka pintu dan merebut Joon Hyun yang tengah tertidur lelap di pelukan Ahra.
"Kau bilang hanya mengajaknya berjalan-jalan sebentar!" desis Hea Ae sembari mengubah posisi gendongannya saat Joon Hyun menggeliat.
Ahra memperhatikan wajah Hea Ae sebelum menjawab. "Maaf, aku benar-benar lupa waktu saat bersama Joon Hyun."
Hea Ae menghela nafas. "Kau seharusnya memberitahuku, Eonnie. Kau membuatku cemas."
Ahra mengendikkan bahunya. "Tidak terpikirkan olehku. Lagipula, ponsel ku mati saat kami di taman bermain tadi. Tenanglah, lagipula Joon Hyun kukembalikan secara utuh, kan?"
Mata Ahra beralih ke sosok pria yang berjalan mendekati Hea Ae dari dalam apartemen.
"Wow... Kau menyembunyikan pria tampan di dalam apartemenmu?" gurau Ahra yang tak mendapat tanggapan dari Hea Ae.
"Eonnie, perkenalkan, Donghae. Donghae, ini teman lama yang kuceritakan tadi, Ahra Eonnie."
"Teman," gumam Ahra sembari terkekeh pelan mendengar julukan yang Hea Ae tujukan untuknya, lalu mengangguk. "Ahra. Cho Ahra."
Donghae menerima uluran tangan Ahra dan menjabatnya.."Lee Donghae." ujarnya sembari tersenyum.
"Kemarikan Joon Hyun, biar aku membawanya ke kamar." ujar Donghae lagi, kali ini pada Hea Ae, yang langsung menyerahkan Joon Hyun pada Donghae, dan memperhatikan pria itu menghilang ke dalam apartemen.
"Jadi, Donghae?" tanya Ahra, ada sedikit rasa kecewa yang tersirat di wajahnya.
"Joon Hyun membutuhkan sosok seorang Ayah."
"Joon Hyun punya sosok seorang Ayah," ujar Ahra yang kini berubah serius. "Kau sendiri yang tidak pernah membiarkan sosok Ayah kandungnya masuk ke dalam hidup Joon Hyun."
Hea Ae memandang tepat di kedua manik mata Ahra. "Aku membutuhkan sosok seorang pria yang mau menerima Joon Hyun, sebagai pengganti Ayahya yang tidak pernah ada untuknya," Hea Ae mengangkat telunjuknya saat Ahra hendak membuka mulut. "Dan sosok pria sebagai figur suami untukku."
Ahra mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Matanya memerah menahan tangis.
Bukan. Bukan seperti ini yang Ahra harapkan. Sosok Kyuhyun lah yang Ahra inginkan menjadi figur seorang Ayah bagi Joon Hyun dan figur seorang suami bagi Hea Ae. Bukan pria yang beberapa menit yang lalu membawa Joon Hyun ke kamarnya, mengganti pakaiannya dan mengucapkan selamat tidur pada keponakannya. Dan bukan pula wanita yang saat ini tengah menunggu kepulangan Kyuhyun di rumah adiknya itu yang menyandang status sebagai istri Kyuhyun.
Egois, memang. Tapi Ahra tidak peduli. Ahra tidak membenci pria bernama Donghae ataupun wanita bernama Rye Mi. Ahra hanya membenci takdir yang mempermainkan kehidupan adiknya, dan wanita yang saat ini tengah berdiri di hadapannya.
"Aku akan membawa Joon Hyun untuk berjalan-jalan lagi lain kali." ujar Ahra, kemudian bergegas pergi sebelum akhirnya air mata jatuh di kedua pipinya.
Ahra terus melangkah, menekan tombol lift berkali-kali hingga terbuka, dan berjalan cepat menuju mobilnya yang terparkir di basement.
"Noona...." Kyuhyun mengusap punggung Ahra perlahan saat Ahra melepaskan semua emosinya di dalam mobil.
"Kau benar-benar bodoh, Cho Kyuhyun! Kau benar-benar bodoh!" pekik Ahra sembari memukul lengan Kyuhyun keras-keras.
YOU ARE READING
RAINING SPELL FOR LOVE (RAIN AND TEARS)
FanfictionHujan... Ketika beribu-ribu air jatuh secara bersamaan menyentuh bumi. Ketika seluruh manusia berlarian berusaha menghindari elemen cair tak berwarna dan tak berbau yang jatuh dari langit. Tapi gadis itu menyukainya... Gadis itu menyukai hujan. Dia...