Shim Enterprise
"Kau memecat Song Jung Ha?" tanya Hea Ae sesaat setelah masuk ke ruangan kerja Changmin.
Changmin mengalihkan pandangannya dari layar laptop. "Kerugian yang disebabkan Song Jung Ha berpengaruh besar pada perusahaan. Lagipula, aku tidak suka pada karyawan yang tidak loyal. Terutama yang berkaitan dengan penggelapan uang. Kenapa? Kau ada masalah dengan hal itu?"
Hea Ae berdeham. "Tidak, bukan itu maksudku. Jung Ha mendatangi ruang kerjaku tadi, dia bilang kalau aku tidak mencampuri urusan laporan keuangan beberapa bulan yang lalu, dia tidak akan dikeluarkan tanpa hormat seperti ini."
"Aku yang menyuruhmu untuk memeriksa laporan keuangan beberapa bulan yang lalu. Kalau Jung Ha merasa keberatan, harusnya dia mendatangiku, bukan kau." Changmin menatap Hea Ae.
Hea Ae merebahkan tubuhnya di kursi yang berhadapan dengan Changmin. "Maksudku, aku hanya merasa tidak enak pada karyawan lain. Kau tahu kan, sejak kau mengajakku makan siang tempo hari, mereka menganggap kalau kau membedakan perlakuanmu terhadapku dan mereka."
Changmin menghela nafas. "Karena kau memang berbeda dengan mereka, Hea Ae-ya. Kau lebih baik dari mereka. Lagipula sejak kapan kau menghiraukan apa yang mereka katakan? Aku lebih mengenalmu. Dan kau lebih mengenal dirimu sendiri. Jadi sudahlah, lupakan saja."
Hea Ae menggigit bibirnya. Changmin memang benar, Jung Ha dipecat karena kesalahan wanita itu sendiri, bukan kesalahannya. Bukan tanggung jawabnya untuk merasa bersalah akan hal itu.
Pintu ruangan Changmin terbuka. Menarik Hea Ae dari lamunannya. Wanita itu menoleh, melihat siapa yang masuk ke ruangan Changmin tanpa mengetuk pintu.
"Hea Ae-ssi." Sapa suara dingin itu.
Hati Hea Ae mencelos, pria itu lagi.
Cho Kyuhyun.
Hea Ae baru mengetahui bahwa Kyuhyun adalah teman dekat Changmin dari karyawan lain di divisinya. Mereka bilang Kyuhyun memang sering datang ke kantor Changmin.
Hea Ae kembali berdeham dan berdiri dari duduknya. "Sajangnim." Ujarnya.
Kyuhyun terkekeh. "Sajangnim." ulangnya.
Hea Ae tak menghiraukan ucapan Kyuhyun. "Kalau begitu, aku akan kembali bekerja. Terima kasih, Changmin-ssi."
Wanita itu berjalan dengan tenang ke luar ruangan Changmin. Saat tangannya bergerak ingin menutup pintu ruangan, sebuah tangan menahannya.
"Aku ingin bicara sebentar." ujar Kyuhyun.
Hea Ae memberanikan diri menatap mata Kyuhyun. "Kurasa tidak ada yang perlu kita bicarakan." Ujarnya tegas.
Genggaman tangan Kyuhyun di pergelangan tangan Hea Ae menguat saat wanita itu berusaha meloloskan diri. "Sungguh kau tidak ingin aku membuat keributan di sini, di hadapan Changmin, kan?" Ujarnya penuh penekanan. "Kumohon, aku hanya perlu bicara denganmu sebentar."
Hea Ae terdiam sesaat. "Hanya sebentar." Jawabnya, kemudian menarik tangannya lepas dari genggaman tangan Kyuhyun.
Kyuhyun menekan tombol rooftop dan pintu lift tertutup. Pria itu mengeluarkan sebuah kartu dari saku jas dalamnya dan menempelkan kartu tersebut ke pemindai yang terdapat pada dinding lift. Membuat tombol hijau yang terlihat di layarnya berubah menjadi merah, mengunci lift agar tidak berhenti di lantai lainnya.
Hea Ae memperhatikan jemari Kyuhyun yang bergerak memasukkan kartunya kembali ke saku dalam jasnya. Jemari yang dulu menjadi bagian tubuh milik Kyuhyun yang paling disukainya.
YOU ARE READING
RAINING SPELL FOR LOVE (RAIN AND TEARS)
FanfictionHujan... Ketika beribu-ribu air jatuh secara bersamaan menyentuh bumi. Ketika seluruh manusia berlarian berusaha menghindari elemen cair tak berwarna dan tak berbau yang jatuh dari langit. Tapi gadis itu menyukainya... Gadis itu menyukai hujan. Dia...