Dia itu tidak sama dengan Bian. Dia berbeda. Memang. ada beberapa dari dirinya mirip dengan Bian tapi yang membedakan adalah Gavin tidak meninggalkanku.
Saat ini sudah pukul 10 pagi. Gavin mengajakku ke sebuah taman yang indah. pepohonan besar yang rimbun. Hamparan rumput yang luas. bahkan aku bisa saja bermain kejar-kejaran dengan Gavin disana-jika kakiku sudah sembuh-Sayangnya. di tempat ini tidak ada bunga. Aku yang seorang pencinta bunga merasa sedikit kecewa akan hal itu. Ya...walau demikian itu tidak mengurangi keindahan taman ini. Dan oh! jangan lupakan langit biru yang di hiasi awan putih juga matahari yang menyinari pagi hari ini.
Di sini begitu sepi. Awalnya aku heran pada Gavin. Ia mengatakan padaku bahwa kami sedang berada di taman. tapi aku tidak melihat adanya satu pun manusia disini. hingga aku Sempat mencurigainya jika aku dibawa ke pemakaman olehnya. Gavin yang mendengar aku menggerutu seperti itu lantas mencubit pipiku dan sedikit terkekeh kemudian berkata jika taman ini memang jarang di kunjungi oleh orang-orang karena letaknya yang jauh dari pemukiman bukan ia yang membawaku ke pemakaman. Tapi siapa yang tau kan jika dia memang sedang menjahili ku dan membawaku ke pemakaman.
Sebenarnya aku ini tidak bersukarela ikut dengannya. melainkan aku ini telah dipaksa oleh Gavin untuk pergi ke taman ini. Tidak. Bukan. Lebih tepatnya aku ini telah diculik oleh Gavin. Yang benar saja!Aku benar-benar terkejut Saat aku membuka mata aku telah berada di mobil Gavin. Dan dengan entengnya ia berkata."wahh beruangku sudah selesai berhibernasi ya. Selamat datang kembali."
Dia kemudian sesekali melihatku-karena Gavin sedang menyetir-menunjukkan senyum manisnya. Ah! Jangan lupakan matanya yang menyipit lucu juga lesung di sisi-sisi bibirnya.ugh Menggemaskan.ahh..tidak. tidak. jangan terkecoh. Kepribadiannya tidak mencerminkan wajah imutnya itu. Sungguh dia itu manusia paling menyebalkan yang pernah ku kenal. Ku ingatkan kalian jangan sampai tertipu oleh wajah menggemaskannya.
Dan sekarang-
"GAVIN!!"benarkan. Baru saja aku menceritakan pada kalian bahwa dia itu menyebalkan dia sudah menjahiliku.
"Hahahaha sini Dith kau pasti bisa. Ayo!"
"Tidak Vin aku takut terjatuh"
"Aku akan menangkapmu. Percayalah. Ayo!"
"Ish. Bagaimana aku percaya jika kau terus saja berjalan kesana dan kemari..." Mendengar itu lantas Gavin terkekeh dan berjalan ke arahku.
"Baiklah. Baiklah. Kemari."
Kami ini sedang belajar berjalan.ehh..bukan. bukan. bukan kami. melainkan aku yang sedang belajar berjalan-errr..rasanya aneh sekali mendengar aku yang belajar berjalan sedangkan umurku sudah menginjak angka 20 tahun- Sebenarnya aku tidak begitu yakin dengan ide Gavin yang membantuku untuk mencoba berjalan tanpa kruk.
Pada saat Gavin memberitahuku idenya aku menolaknya. Ya... karena ayah Bian bilang aku akan di bantu oleh perawat untuk pemulihan ku nanti dirumah sakit. Tapi dia memaksa dengan berbicara. " Jika kau menunggu hingga jadwal itu datang kau akan lebih lama dirumah sakit. Cobalah untuk tidak terlalu menuruti perkataan mereka sesekali. Lihat aku. Aku keluar dari rumah sakit bodoh ini lebih cepat dari perkiraan mereka. Dan sekarang. aku baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
T R I S T I S || DALAM TAHAP REVISI ||
RomantikWarning !! Ada beberapa chapter yang tidak berurutan. Akan di revisi setelah selesai. Semoga kalian suka and happy reading y'all (^-^)/ . . Aku hanya ingin hidup seperti apa yang aku inginkan, seperti apa yang aku impikan, seperti apa yang selalu ak...