I

58 5 0
                                    

Hilang sudah. Semua yang ku punya telah hilang. Kami-mama, papa, dan aku-sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Perusahaan keluargaku yang dengan susah payah di bangun-oleh papa-dari nol. Kini sudah menghilang. Papa bangkrut.

Kami berpindah kota untuk hidup yang kini begitu sederhana. Tidak bisa ku percaya. Kini kehangatan yang selalu ku dapat juga menghilang. Papa meninggalkanku juga mama. Demi seorang wanita yang mengaku hamil anak papa. Keluargaku hancur. orangtuaku bercerai.

Mama menjadi pribadi yang tertutup. Selalu murung. Senyuman hangat yang selalu terbit kini menghilang. Aku merasa kini mama perlahan mulai menjauh dariku.

Teman satu-satunya yang ku miliki terpaksa harus ku tinggalkan. Seorang pria yang selalu menjagaku. Menemaniku. Melindungiku. Kini tidak lagi di sisiku.

Aku lelah. Aku muak. Aku. Rasanya ingin sekali ku tinggalkan kehidupan ku kini. Aku sudah tidak sanggup menanggung ini semua lagi. Aku. Kesepian.

Aku ingin kehidupanku yang dulu kembali. Aku ingin mama dan papa di sisiku lagi. Tidak ada papa yang meninggalkan ku dan mama demi wanita lain. Tidak ada mama yang lupa waktu karena bekerja keras demi aku.

Dan. Tidak ada. Aku yang meninggalkan Ian.

Aku ingin semua itu kembali padaku Tuhan!

Mengapa Engkau memeberiku cobaan ini semua? Mengapa Tuhan? Mengapa aku harus merasakan ini semua?

Aku tau. Aku hanya manusia biasa penuh dosa. Tapi. bisakah Engkau memberiku kesempatan? Bisakah Engkau memberiku maafMu? ku mohon. Sudah cukup Engkau menghukum ku dengan kesengsaraan ini! Aku sudah tidak kuat lagi! Aku.

Aku ingin kembali merasakan kebahagiaan ku lagi Tuhan. Ku mohon. Aku mohon padaMu.

"Judith sayang. dengarkan mama ya nak. akhir pekan ini kita akan pindah ke Bandung sayang."

"kenapa harus pindah ma ? Nanti udith tidak bisa bertemu dengan Ian lagi dong ?"

"Karena, tempat papa bekerja sekarang sudah pindah sayang."

"Nah. Sekarang. Judith kemasi semua barang-barangmu-

"TIDAKKKK... BOHONGGGGG.... BOHONGGG....KALIAN SEMUA BERBOHONG PADAKU....." Ku tutup kedua telingaku saat suara-suara itu kembali berbisik di telingaku. Mataku terpejam.

"-setelah papa datang dengan paman pekerja, berikan semua barang-barang yang sudah Judith kemasi, ya nak ?"

"Iya ma."

"TIDAKK.....TIDAKKKK...BOHONG. bohong. Bohong. Hiks. Mama dan papa berbohong. Hiks." Aku mulai menangis. Aku ingin menghentikan suara-suara itu tapi aku tidak bisa.

"Sayang. Judith. Hiks. Jangan begini sayang. Maafkan mama nak. Maaf." Mama yang sedari tadi bersamaku. Kini telah menumpahkan air matanya. Mama memelukku begitu erat.

Aku ingin sekali membalas pelukannya tapi aku tidak bisa. Suara-suara itu kembali mengganggu ku.

"UDITH!"

"Oh! Ian?! Ada apa?"

"Ini.hahh. aku. akan memberikan lukisan Ian untuk udith agar nanti. disana udith tidak melupakan Ian."

Mataku perlahan terbuka. Ya Tuhan. Ian.

"Mama. Ian ma. Aku jahat. Aku jahat padanya ma. Aku. Aku meninggalkannya ma. Aku-"ku tatap manik mata mama.

"Sssttt...Tidak sayang. Judith tidak jahat nak. Mama mohon jangan seperti ini lagi ya. Hiks. Judith tidak jahat. Mama yang salah. Maafkan mama sayang. Maafkan papa juga ya nak."mama mengurai pelukannya. Kemudian mengelus Surai panjang ku dengan begitu lembut. Seolah aku adalah sebuah kaca yang begitu rapuh.

T R I S T I S   || DALAM TAHAP REVISI ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang