~3.kenangan sosok yang tercinta

28 4 0
                                    

pov jihan arista

15 tahun yang lalu..

Pandangan yang cukup berbeda dari biasanya. pemandangan yang biasanya laki-laki itu merasa aneh saat ini, kepada ibunya itu, biasanya ibunya akan berlaku baik padanya. dengan pakaian piyama. tidurnya laki-laki berdiri tegap inilah yang selalu merasa asing dengan rumah bahkan, keluarganya sendiri.

Laki-laki itu pun pergi begitu saja meninggalkan ibunya. dan mengikuti apa, yang di katanya saat ini.

Rena yang masih tidur karena, terlalu banyak masalah. yang menghadangnya saat ini. di tambah lagi sebentar lagi, anaknya akan segera berangkat meninggalkan kota jogja ini untuk sesaat.

Rena yang masih berada di kamarnya dalam keadaan tidur. di selimuti oleh bahan tebal yang sangat hangat ketika di peluk tubuh yang dingin terasa hangat.

Pada pikiran dan otak sudah lelah. dan akhirnya tertidur dengan sendirinya.

-••-

Lentara deruk pagi yang terlihat cerah memancarkan cahayanya. begitu mengusik kamar jihan yang nyaman seakan, mendukung gadis itu dalam memulai aktivitas paginya.

yah, berangkat ke sekolah lagi karena, hari ini akan ada pengambilan ijazah jadi jihan. harus bersiap dan pergi, bakal ketemu temen zaman abu-abu tuh ke sekolah.

Sistem sekolah sekarang rumit ya?

Cukup untuk dan menarik tapi kuncinya, bikin otak stres dalam waktu belajar. mengajar bukan cuma tentang ilmu tapi, mengajarkan kita berbagai macam hal,yang menyenangkan bahkan menyedihkan sekalipun.

Jihan yang sebenarnya sudah ada niatan ingin mendaftarkan kuliah. di salah satu universitas favoritnya namun,dulu setelah aku S1 ayah menginginkanku mengurus perusahaannya dan ibu ingin aku menjadi dokter.

Bingung? aku rasa lebih, baik mengikuti langkah sendiri.

Tapi apa pun itu keputusan dari ayah maupun bunda, tergantung pada pilihanku. karena, jihan yang menjalaninya bukan bunda mau ayah.

Sebenarnya ayah adalah, sosok yang penyayang dan ceria. tidak pernah kenal lelah dalam menjaga dan mendidik anaknya hingga, kerja kerasnya membuahkan hasil akibat itu juga semuanya usai di sana.

Tetapi, aku menolak jika menginginkan aku begitu. soal impian memang susah bagus bukan jika memang semua terwujud?

Aku tersenyum kecil melihat jam analog yang terpasang. di pergelangan tanganku, dengan sempurna sembari mengikat tali sepatu yang hanya tinggal sebelah lagi dan selesai.

Dengan penuh semangat yang sudah membara jihan berjalan. menuruni anak tangga satu persatu itu dengan langkah lebar dan pelan. lantas, dengan penuh kepercayaan dirinya gadis itu yakin dirinya tidak akan di cap sebagai murid yang datang terlambat ke-sekolah.

Jihan yang bergerak cepat ketika melihat Ratna yang terlihat sibuk. dengan barang yang di bawanya sejak tadi tangan kirinya dan kanannya tatapan sorot mata sendu, jihan selalu melihat kesedihan yang selalu jihan sembunyikan.

Walaupun begitu, jihan hanya ingin merasakan kebersamaannya. dengan seorang ibu yang selalu ingin jihan nantikan, di atas kesibukan yang di utamakan ratna.

"Bunda."panggil jihan, dengan senang.

Bunda hanya menyapaku dengan senyuman dan dengan terburu-buru. hingga, tanpa sadar bunda menjatuhkan kertas yang ada di tas hitam milik. kesayangan bunda entahlah, jihan pun tidak mengerti apa isinya.

Dear Jeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang