~17. sepucuk perasaan rindu

22 3 0
                                    

"Jarak bukan tentang perasaan saja, hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jarak bukan tentang perasaan saja, hal

Terhebat adalah paling menyakitkan
Yaitu, merindukan dan khawatir


Bersamaan"


- jeon aresta


"Terserah!"

.
.

Setelah berdebat yang melelahkan jihan saat ini benar-benar malas berbicara. dengan sahabat laki-laki itu jihan tau dia tidak akan pernah bisa menang, perlakuannya selalu membuat jihan di buat kesal seharian.

Sementara rian tampak tersenyum penuh kemenangan akhirnya jihan mau pulang. bersamanya,hanya ada keheningan yang ada di mobil rian sepertinya, Laki-laki itu sudah lelah untuk berbicara bahkan sepatah kata saja.

--••--

Malamnya jihan Benar-benar serius belajar perkataan aresta yang selalu. memperhatikannya meskipun dalam, keadaan jarak jauh seperti sebelum bekerja aresta sempat mengirimkan pesan singkat. dan bertanya tentang keseharian jihan dan bagaimana gadis itu menghadapinya aresta selalu mendukung apapun pilihannya.

"Kenapa cowokku bisa selucu ini?"gumam jihan sendiri.

Jauh dari yang jihan kira aresta tidak baik-baik saja. ada begitu banyak ujian yang datang secara tiba-tiba bahkan aresta.
sendiri tidak tau mengapa sekarang sejak kepergian ibunya, handara utama selalu. mengutamakan ibu tirinya bahkan tidak
pernah menganggap dirinya ada, aresta selalu berusaha memperbaiki semuanya. bahkan sejak kecil dirinya tidak pernah dapat kasih sayang ibu sedikit pun itu.

Jihanku 🌧💞
|sudah dulu ya jihanku jaga kesehatan ji,
|nanti aku kabarin lagi yaa..

Setelah mengirimkan pesan singkat tadi untuk terakhir sebelum aresta. berangkat untuk perkerjaan malamnya di tengah langit malam yang dingin saat ini bahkan aresta masih menggunakannya, untuk bekerja di kedai sederhana di sekitar dearah Seoul tersebut. hanya dengan seperti ini laki-laki itu berharap masih bisa membiayai kuliahnya hingga tahun ke- depan nanti.

"Nak jihan kamu lelah? Istirahatlah dulu itu hanya akan menyakiti badanmu dengan cuaca yang sangat dingin."

Aresta tersenyum tipis, hanya bapak pemilik kedai ini yang selalu. memperhatikan dirinya di kala ia sibuk bahkan sampai lupa untuk dirinya sendiri padahal dirinya sendiri lebih butuh perhatian di banding orang lain.

"Tidak perlu pak mahesa saya masih bisa menyelesaikan ini sendiri."pria yang lebih tinggi beberapa inci dari aresta itu hanya tersenyum masih ada saja seorang pegawai yang segiat aresta sekarang ini jarang di temukan."kau jangan menyebutku pak, bukankah kita hanya beda beberapa jarak umur saja?panggil saja aku kakakmu anggap seperti itu"ucapnya dan segera masuk kembali ke dalam kedai itu.

Dear Jeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang