~5.melepasmu

23 3 0
                                    

Aku terbangun dengan antusias aku menghadapi matahari yang mulai.
Menyengat tubuh dengan hawa panasnya Lantas aku pun terduduk sejenak,di atas di pinggir kasur yang kini tempat tidur di dalam ruang kamarku.

Aku masih sedikit mengantuk tapi hari aku harus berangkat pagi untuk penerbangan. menuju australia aku sengaja memilih melanjutkan sekolah di australia, lebih tepatnya kuliah.

Aku tidak tau akan jadi seperti apa nanti rumah ini. Jika aku meninggalkannya. Menatap tiap sudut dinding kamar yang di penuhi oleh koleksi foto-fotoku yang sering aku ambil sendiri semuanya memiliki kenangan tersendiri untuk di usia kecil, belia hingga dewasa.

Aaah, sudah lah, aku ingin tertawa rasanya.

Sekarang saatnya aku mandi dan berkemas baju. waktu sudah menunjukkan pukul 07.30wkst baiklah saat aku bersiap-siap sebelum bunda melihatku belum siap seperti ini.

"Bunda mana bi?"

Wanita segera mendorong kepalanya memang dari awal aku turun. wanita berpakaian seragam rapi itu, baru menyiapkan beberapa makanan yang  tertata rapi di meja makan.

"Sedang ada tugas di kantor pagi dan bibi liat juga buru-buru,"jawab wanita itu dengan nada sopannya.

Aku hanya diam sejenak lalu menganggukkan kepalaku sedikit. sebagai jawaban 'iya' kecil mulutku mengatakannya tanpa suara wanita tua yang sudah paham itu segera pergi meninggalkan jihan seorang diri.

Aku baru saja ingin pergi. Tapi, ada hilang rasanya jika bunda tidak ada di sini apalagi setelah ini aku pergi jauh dan jujur tidak akan bisa kembalikan lagi sampai kuliahku selesai di sana.

Menatap kembali rumah yang akan aku tinggalin selama nanti. aku tidak tau, dan mengerti seperti kehidupanku selanjutnya itu tergantung semua yang di raih atas. pencapaian yang di miliki, bagiku bunda seorang ibu yang hebat mengajarkanku, tentang berbagai dari aku masih bayi. hingga sekarang. Bahkan saat ayah kembali. Ke pangkuan tuhan bunda mencoba kuat dan berjuang sendiri untuk putrinya.

Di sisi lain aku juga bangga. tapi di sisi lain aku justru mengkhawatirkan bunda yang tidak pernah ada waktu istirahat bahkan untuk sejenak. Tidak sama sekali, aku lebih khawatir kepada bundaku sendiri di bandingkan diriku.

tokkk!

Tokk!

Tokk!

Lamunanku terhenti setelah mendengar ketukan pintu yang memenuhi ruangan itu. aku kesal, siapa yang datang sepagi ini?

Seperti memang orang ini ingin membuatku naik darah yang bersedia membuangnya ke laut menjadi mangsa hiu buas.

Aku segera beranjak dari kursi dapur menuju ruang tamu. aku berjalan dengan gontai aku benar-benar kesal sekarang ke pada tamu yang datang ini, karena tadi dia baru saja menggangguku.

"Haaai!!!"teriaknya, rasanya gendang telingaku mau pecah.

Melihat siapa yang datang dan suara yang sudah terdengar di telingaku. membuatku menatap kesal dirinya, aku rasa ingin, menutup kembali pintu rumah ini dengan keras dan menendang orang ini menuju langit ke 7.

"Lu ngapain sih anjing?!"teriakku, kesal.

Hanya itu jawaban, yang berikan untuknya. Tebakan itu adalah lisana orang paling menyebalkan selalu menggangguku jika di mana-mana.

"Udah gak usah pake GPL gua kesini
Karena mau numpang makan,"jawab,(gerak paling lembat) spontan.

Sudah ku duga sebenarnya dari awal.

Dia yang hanya ingin mengangguku saja. Sudah lah aku pasrah saja sambil,
membuang muka dan melihatnya dengan tatapan kesal berlalu berjalan pergi.

Dia hanya ingin mengganguku saja sudahlah aku pasrah saja. sambil membuang muka dan melihatnya dengan tatapan kesal lalu berjalan pergi, meninggalkan lisana yang masih terdiam di luar pintu tapi, akhirnya dia masuk juga mengikutiku dari belakang.

Dear Jeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang