Bagian 2

29 4 0
                                    

Author POV

Terjadi kejadian yang sangat aneh di acara tahunan tersebut. Listrik yang padam seketika, semua senter maupun lampu tanpa listrik tidak bisa menyala, terdengar suara yang mengerikan.

Suasana acara tersebut semakin ricuh karena para mahasiswa yang teriak histeris ketakutan. Para Dosen berusaha menenangkan para mahasiswa agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.

Di kamar mandi, dimana Diena dan Wenny berada.

"Woy Diena, aneh gak sih ? Kok bisa listrik tiba tiba padam terus senter gak bisa nyala" Wenny membuka pembicaraan. Wenny memegang erat tangan Diena agar dia tidak kehilangan posisi Diena.

"Aneh banget sumpah, terus tadi suara apa di kamar mandi ? Kita belum tau" Diena berusaha mencari tau tentang suara di kamar mandi ini.

"Diena..lebih baik kita keluar dari kamar mandi ini dulu deh, gua ada perasaan gak enak kalau di kamar mandi ini" Wenny menggandeng tangan Diena dan memutuskan untuk keluar dari kamar mandi tersebut. Tetapi Diena menahan untuk tidak keluar.

Tiba tiba saja listrik menyala. Diena dan Wenny yang ada di kamar mandi tiba tiba kaget karena melihat sesosok mayat manusia yang mati dengan pisau yang ada di matanya, tiga luka tusukan yang merada di dadanya. Darah mengalir kemana mana.

Wenny yang terkejut lantas berteriak. Para Dosen berlari menghampiri Wenny dan Diena. Dosen yang melihat mayat tersebut sangat terkejut. Di karenakan mayat tersebut adalah salah satu mahasiswa yang berprestasi.

Salah satu dosen berusaha menenangkan Wenny yang menangis histeris. Baru pertama kali Wenny melihat mayat dengan luka mengerikan di depan mata kepalanya sendiri. Tiba tiba Wenny pingsan dengan muka yang pucat. Wenny segera dibawa ke ruang medis.

Sedangkan Diena, Diena berusaha tetap melihat mayat tersebut. Barang kali dia dapat menemukan sesuatu yang janggal. Diena mendatangi mayat tersebut tanpa ada rasa takut. Diena mengamati setiap luka dari mahasiswa yang terbunuh. Tak di sangka sangka Diena berhasil menemukan ke ganjalan yaitu, Diena menemukan semua kertas putih yang sudah berlumuran darah dan berada di bawah mayat tersebut.

"Diena kamu menemukan apa ?" Tanya salah satu Dosen yang menghampiri Diena

"ahh tidak menemukan apa apa pak, saya keluar dulu ya pak" Jawab Diena berbohong. Diena segera berlari pergi meninggalkan tempat tersebut.

Polisi mulai berdatangan, para mahasiswa diamankan karena takut akan terjadi hal yang mengerikan lagi. Polisi mulai meyelidiki mayat tersebut, memasukan semua barang bukti yang ada kesebuah plastik, mengambil DNA dari mayat tersebut dan yang terakhir adalah memasukan mayat tersebut kedalam tas mayat berwarna orange.

Di sisi Julius, Olin, dan Reiji

"ini hanya halusinasi kan ?" Julius yang terkejut dan tidak percaya, karena mahasiswa paling berprestasi mati terbunuh dalam keadaan yang mengenaskan. Tubuh Julius mulai terlihat pucat, tangannya gemetar.

Olin kebingungan dengan sikap Julius. Tak biasanya Julius terlihat ketakutan saat melihat mayat."Julius! lu Julius asli kan ?" Tanya Olin yang masih kebingungan dengan sikap julius

"iya, gua Julius, emang kenapa ?" Jawab Julius menatap mata Olin yang memberikan kode.

"Ohh i know" Kata Olin dengan memberikan kode tersenyum bahwa dia mengerti.

"Apakah kita harus pergi dari sini dan menemui Diena serta Wenny ?" Tanya Reiji kepada Olin dan Julius

"sepertinya kita harus mencari mereka" Jawab Julius. Mereka bertiga pun memutuskan untuk mencari dan menemui Diena serta Wenny.

Who Is Next ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang