16 - WANITA TUA

437 21 14
                                    

👩‍🦳👩‍🦳👩‍🦳

WArNa ITu sudAh Terlihat UsAng
:)

“Yaudah, pegangan”
Perintah Nabilla seraya menurunkan kaca helmnya.

“AAAAA, bukan disitu pegangnya. Dasar mesum.”
Teriak Nabilla dari balik kaca helmnya.

Revan yang terkejut dengan teriakan Nabilla, segera melepaskan kedua tangannya yang saat ini tengah melingkar indah di perut Nabilla. Jangan kalian pikir Revan megang yang nggak nggak ya.

“ADUH,, gimana sih lo CUPU.. katanya suruh PEGANGAN”
Papar Revan dengan muka bingung.

Nabilla POV

“Ya-ya jangan dibagian situ dong pegangnya..”
Resahku pada Revan, enak banget main pegang-pegang, dikata aku gak geli apa?.

“YA TERUS GUE PEGANG BAGIAN MANA?”
Tukas Revan dengan nada tinggi.

Waduh,, ngegas banget kalau ngomong mana bikin jantung deg-deg an lagi.

“Pe-pegang jok bagian belakang aja”
Celutukku dengan lirih, takut kalau saja Revan makin marah.

Mendengar nada tinggi yang keluar dari mulutnya membuat nyaliku menciut.

Namun tak kusangka si mesum itu mau menurutiku. Ia langsung memegang jok belakang dan berkata untuk menjalankan motorku.

Ia tak memberitahuku tujuan kemana ia ingin diantar, ia hanya menunjukan arah jalan yang harus kulalui.

Aku sudah seperti orang tak tau jalan yang menggunakan maps dengan audio yang sangat keras. Karna saat ingin belok Revan selalu bilang dadakan dengan suara yang sangat kencang. Hal itu menjadi perhatian pengendara yang lain. Mau menegurnya akupun juga tak berani.

Lambat laun, jalan yang diarahkan Revan semakin menyempit, jalanan makin sepi dengan kanan kiri jalan  yang ditumbuhi pepohonan. Bukan lagi rumah warga yang terlihat, namun hanya beberapa lampu jalan dan pohon-pohon rindang yang rantingnya hampir menjuntai ke jalanan.

Dengan sedikit keberanian, aku membuka mulut untuk menanyakan apakah jalan yang Revan arahkan sudah benar.

“E--mm… Revan… ini bener kan jalannya?”
Tanyaku dengan nada khawatir.

Jelas saja aku khawatir, bagaimana tidak. Hari sudah menjelang sore hampir mendekati pukul 16.00. Dan kita masih memutari jalan sepi ini. Revan, lelaki itu tak bersuara sama sekali. Hal ini sontak membuatku menoleh pada spion kaca. Cermin cembung itu tengah memperlihatkan wajah Revan dengan raut khawatir, matanya yang melirik kekanan dan kekiri terlihat jelas bahwa ia kebingungan dengan jalan yang saat ini kita lalui.

Hal itu membuatku mau tak mau membuka suara untuk bertanya lagi. Hanya sekedar memastikan, apakah jalannya sudah benar dan kita tidak tersesat.

“Revan.. kita nggak kesasar kan?”

“Harusnya sih nggak.”
Lirinya yang membuatku tak begitu dengar dengan jelas.

“Barusan kamu bilang apa? Revan, ini jalan yang bener kan? Kita nggak tersesat kan?”
Tanyaku seakan menuntut, melupakan rasa takutku padanya yang sempat hinggap tadi. Karena nyatanya keadaan saat ini jauh lebih menakutkan daripada Revan.

“I-iya… kita nggak tersesat kok. Lo tenang aja, dan ikutin perintah gue.”
Jawabnya dengan yakin.

Entah kenapa ucapannya membuatku justru tidak yakin sama sekali.

Author POV

10 menit berlalu sejak percakapan antara dua orang yang tengan berboncengan diatas motor. Akhirnya mereka menghentikan perjalan yang melelahkan tersebut.

Bad Boy Vs Cupu Girl (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang