4- Pertemuan Pertama

3.5K 124 16
                                    

"Apa yang terlihat buruk belum tentu buruk, dan apa yang terlihat baik belum tentu juga baik. Bisa jadi yang terlihat baik tapi malah buruk bagi kalian."

-Nabilla Alexander-

Nabilla POV

Sehabis aku memakirkan molly, dan melepas helm bogo bulat tersebut. Aku bergegas, berjalan menuju ruang kepsek.
Entah kenapa sepertinya aku hanya mondar-mandir di lantai satu dan dua.

Sungguh aku bingung sekali, di mana ruang kepsek sekolah ini. Kenapa aku hanya berjalan tak tentu arah seperti orang linglung. Dan bodohnya aku, kenapa tadi aku tidak melihat denah sekolah yang tertempel di mading. Seakan keadaan berpihak padaku, sangat untung karna keadaan sekolah sepi, jadi tidak ada yang melihat kebodohanku.

Aku berbalik dan menuruni tangga untuk mendatangi mading sekolah yang letaknya di lantai satu. Setelah sampai, dengan teliti aku mencari denah yang bertuliskan ruang kepsek. Alangkah terkejutnya aku saat mengetahui, ternyata ruangan yang selama ini aku cari berada di lantai tiga. Pantas saja, aku tidak menemukannya karna aku hanya mondar - mandir di lantai satu dan dua.

Dengan semangat yang masih mengepul, ku naiki lagi tangga satu persatu untuk menuju ruangan yang paling ingin aku datangi saat ini.

Langkah demi langkah yang mengiringiku,
Hingga di tangga pertama. aku teringat kembali tentang sosok pria berhidung mancung, beralis tegas dan sorot mata tajam yang sedikit terlihat jenaka.
Ia mempunyai bibir yang tidak terlalu tipis dan juga tebal. Badannya sangat tinggi, dan juga berisi. Uppsss... Maksudku, badannya terlihat sedikit kokoh. Karna otot - otot yang mulai menonjol. Yang aku yakini pasti ia mendapatkan nya dengan gym secara teratur.

Setelah pertemuan ke dua yang tak terduga dengan sesosok pria tersebut yang sekilas memenuhi otakku. Kini aku mulai mengingat ingat bagaimana pertemuan pertamaku dengan pria bermata tajam ini.

-Flashback on-

H-2 sebelum masuk SMA Pelita Bangsa...

Di minimarket dekat komplek, tepat pukul 19.30 WIB.

Dengan menggunakan Piyama, bercelanakan panjang dan berlengan sampai siku, bergambarkan minion yang berwarna kuning cerah yang berpadukan dengan cardigan toska. Dan mengenakan sandal rumahan.

Rambut yang terkepang di sisi kanan dan kiri. Tak lupa dengan kaca mata bulat yang bertengger di hidung mancungku.

Akupun siap berbelanja kebutuhan pribadi.
Aku melangkah lebar dan riang di antara rak rak yang berisikan berbagai macam kebutuhan. Rak pertama yang aku datangi adalah rak yang berisikan roti alias softack (maklum aku kan juga wanita dan ku mohon jangan berpikir yang tidak tidak😒).

Saat aku sudah berada di depan rak yang seluruh isinya di dominasi suatu benda yang paling di butuh kan kaum hawa (ini sangat jelas, karna kaum adam tak mungkin membutuhkannya😌), aku menimbang nimbang untuk memilih antara yang bersayap atau tidak bersayap. Kalau tak bersayap pasti jika bergerak sedikit saja tempatnya langsung berpindah..hufft. Mungkin aku akan memilih yang bersayap saja.

Tak jauh dari tempatku berdiri, terlihat gadis kecil dengan pakaian terusan selutu tanpa lengan berwarna Pink dan besepatu flatshoes berwarna putih, dihiasi bando yang senada dengan warna sepatu yang berada di atas kepala. Sungguh sangat menggemaskan. Dia berdiri tepat di depan rak yang seluruh isinya terdapat berbagai varian susu. Mulai dari rasa original hingga rasa kacang hijau. Dengan kemasan yang berbeda beda pula.

Gadis kecil tersebut tampak bimbang, tangan kanannya menjulur kedepan berusaha mengambil susu rasa coklat.
Setelah berhasil diraih ia menatap susu tersebut. Lalu tangan kirinya terjulur untuk mengambil susu rasa strawberry. Saat keduanya berhasil berada di tangan mungil tersebut. Ia mengamati keduanya seolah olah ia akan kehilangan benda berharga jika hanya mengambil salah satu. Dari tempatku berdiri, aku menarik ujung bibir keatas. Yah,, aku akui, setiap manusia pasti mempunyai pilihan.

Sekarang fokusku kembali pada objek di depanku, tapi beberapa detik kemudian terdengar benda jatuh yang tak jauh dari tempatku berdiri, tapi itu tidak mengganggu ku sama sekali, tanganku terjulur mengambil salah satu benda yang menjadi fokusku sekarang. Saat tanganku hampir menyentuh nya. Terdengar teriakan khas cowok.

"AWASSSSS...." teriaknya yang sangat keras, hingga dapat menusuk gendang telinga siapa saja yang mendengarnya.

Aku menoleh dan mendapati sesosok pemuda yang sangat tampan. Dia berlari menuju ke arah ku, tapi kenapa cara berlarinya sangat aneh?. Wajahnya sanggup menghipnotisku hingga aku tidak lagi mendengar teriaknya bahkan berkedip saja tak mampu. Mendadak aku tuli dan semuanya terlihat slowmotion. Yang kulihat dia hanya menggeleng - geleng dan menggerakkan bibir seakan berkata "AWASS". Awas? Tunggu, sedetik kemudian aku tersadar bahwa ia sudah berdiri di depanku, tidak berdiri tapi ia seakan ingin memeluku. Aku mematung karna tak punya celah untuk menghindar.

Pemuda itu semakin dekat denganku, dan bibirnya, bibirnya seakan ingin menciumku.
Dengan secepat kilat aku menoleh ke kiri, agar aku bisa menyelamatkan bibirku. Dan iya, pria itu sekarang berada di pelukanku, eh bukan kita tidak sedang berpelukan karna tanganku mengepal di depan dadanya untuk menompa tubuhnya agar tidak benar benar mengenaiku. Sekilas kita terlihat benar benar berpelukan layaknya sepasang kekasih.

Sialnya di saat seperti ini, Jantungku berpacu sangat cepat, seakan ingin melompat dari tubuhku. Sempat aku berpikir kenapa pemuda ini tak kunjung menarik tubuhnya dariku. Pandangan mataku ku alihkan kebawah tangan pemuda tersebut, terlihat tangannya tengah memegang sesuatu sebagai tumpuan nya.
Tapi apa yang ia pegang saat ini?. sedetik kemudian aku mengerjap beberapa kali hingga tersadar. Ia telah menggenggam salah satu benda yang hampir aku ambil tadi. Aku melebarkan mataku dan berteriak.

"AAAAA.... MESUMMM" teriakku sambil mendorong nya agar menjauh.

Ia terjatuh, dan aku langsung melemparinya dengan benda apa saja yang ada di sekitarku. Saat ia mulai kesusahan untuk bangkit aku memanfaatkannya untuk kabur. Aku segera keluar dari minimarket tersebut dan menghampiri molly. Selanjutnya kuntancapkan gas dan melaju dengan kecepatan tinggi hingga sampailah aku di rumah, dalam keadaan selamat tentunya.

-Flashback off-

Tak terasa, ternyata aku sudah sampai di depan ruang kepsek. Ku ketok pintu dari luar dan terdengar suara laki laki paruh baya yang memerintahkanku untuk masuk.

Selang beberapa menit, seorang wanita muda yang terlihat berpenampilan seperti guru masuk kedalaman ruangan. Yang aku yakini ia pasti calon wali kelasku.

Aku di giring olehnya menuju kelasku yang akan aku tempati. setelah sampai, ia memberi isyarat untuk menunggu di luar kelas. Ia masuk terlebih dahulu.

Selang 5 menit aku menunggu, akhirnya ia berteriak dari dalam kelas. Menyuruhku untuk masuk, dengan ragu - ragu aku melangkah memasuki kelas. Satu langkah, dua langkah fokusku masih menunduk mengamati sepatu ku dalam dalam. Namun di langkah ke tiga aku mengedarkan pandanganku di penjuru kelas.

Aku menelan ludah dengan susah saat begitu banyak tatapan yang seakan akan siap menelanjangiku. Tatapan tatapan yang di berikan padaku membuatku limbung dalam berjalan hingga aku tersandung dengan kaki ku sendiri....

....

kali ini lebih panjang ya...😆(gak tau lagi mood aja)

Trus ini tulisan aku tebelin, sengaja aja biar dibaca.

Jangan lupa vote & komentar😘

Bad Boy Vs Cupu Girl (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang