8-Debaran Maut

2.4K 100 20
                                    


Ketika melihatnya kau merasakan jantungmu berdetak lebih cepat,, debaran-debabaran indah yang akan mematikanmu secara perlahan.
Karena hanya dirimu sendiri yang mampu merasakannya, bukan dirinya yang kau lihat.

🌸🌸🌸

Nabilla POV

Saat ini Aku baru saja mandi dan telah memakai baju tidurku. Aku mengerai rambutku dari kepangan dan melepas kacamata bulatku. Mataku memandang ke arah Tv tapi otakku tidak.

Memang saat ini Aku sedang duduk di ruang keluarga Dan menonton Tv. Sebelumnya Aku sudah menyiapkan keperluanku untuk sekolah besok jadi jangan heran jika Aku masih sempat menonton Tv saat ini.

Tapi Aku tidak tau Tv itu menayangkan acara apa?!. Karna aku dari tadi tidak memperhatikannya sama sekali. Entahlah aku seperti orang bodoh yang sedang di tonton Tv. Bukan aku yang menonton tapi Tv Itu yang malah menontonku.

Itu Karna, Fokusku kembali pada siang hari tadi, aku tersenyum membayangkan kejadian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu Karna, Fokusku kembali pada siang hari tadi, aku tersenyum membayangkan kejadian tadi. tepat di jam istirahat dimana Aku menyemburkan mie ayam yang ada dimulutku tepat di wajah si mesum tampan itu.

Flashback on

"Elo...." ucapnya marah karena saat ini wajahnya sudah kena semburan mematikan.

"Maaf, ak..ku tidak sengaja. Sungguh"  ucapku ketakutan melihat wajahnya yang mengeras dan sorot matanya yang tajam. Lebih seram daripada hantu.

"mmrrrrhhh"

Apa barusan dia menggeram? Oh astaga kenapa dia jadi wewe alias werewolf gini. Trus kenapa tangannya mengepal erat seakan sudah siap untuk adu tonjok. Apa dia akan menonjokku?

Apa yang harus kulakukan? Bagaimana ini. Aku melihat kotak tissu yang berada di tengah meja, tanpa babibu langsung ku ambil dan menarik tissunya.

Entah kebranian dari mana tanganku mulai menjulur ke arah wajah yang mengeras tadi. Posisi duduknya yang berada di sebelahku, mempermudahkanku untuk mencapainya.

Aku mengusap wajah yang terdapat potongan mie itu dengan pelan pelan dan sangat lembut. Takut kalau nanti dia marah lagi. Bisa abis, Aku yang bakal kena amukan maut.

Disitulah tatapan mata kami bertemu, sorot mata tajam yang terlihat tadi sudah mulai melembut dan wajah kerasnya tadi sudah agak mengendur. Tapi bukan berarti mengendur kayak wajah kakek kakek.

Tanganku yang sedari tadi membersikan wajah itu berhenti seketika. Tatapan mata itu membuat jantungku berdetak 2 kali lipat dari sebelumnya. Bahkan aku tidak sanggup untuk berkedip.

Bad Boy Vs Cupu Girl (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang