ARSYILA || 13

151 48 24
                                    

"Hadirmu memang tak terduga, aku mengenalmu sudah sejak lama! Sifat sederhana yang kau punya, mampu membuatku merasa nyaman saat berada didekatmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hadirmu memang tak terduga, aku mengenalmu sudah sejak lama! Sifat sederhana yang kau punya, mampu membuatku merasa nyaman saat berada didekatmu."

-Revano Nathaniel Wilson-

༻◦•◦•●◉●◉✿◉●◉●•◦•◦༺

Dea berjalan menuju kamarnya dan setelah sampai dikamarnya, Ia langsung merebahkan tubuhnya kekasur yang nyaman tersebut. Dea pun telah memasuki alam mimpinya.

"De! Kamu harus bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi ini. Kamu itu tidak lebih dari pengecut yang tidak mau mengakui kesalahanya dan melempar semua kesalahanmu sama orang yang sama sekali tidak bersalah! Kamu telah menghianati semua anggota keluargaku, kamu penyebab adik ku dibenci sama keluarga kandungnya. Kamu pembohong, kamu bermuka dua De!" Geram Aldo, Aldo datang kemimpi Dea lagi, mendesaknya untuk mengakui kesalahanya.

Dea terus saja mengigau memanggil nama Aldo dengan berkata,

"Tidak...tidak...tidak kak..." Dea mengeluarkan keringat dingin.

"Seharusnya kamu yang mereka benci De! Kamu adalah dalang dari semua ini." Dea menjerit histeris didalam mimpinya itu.

"Please kak, jangan takut-takutin Dea...Dea minta maaf kak hiks...hiks..." Dea pun terbangun dari tidurnya dan langsung mengambil air minum yang berada dimeja samping tempat tidurnya.

"Nggak...aku nggak salah! Aku nggak salah atas kematian kak Aldo hiks...maaf kak!" Tangis Dea pecah sambil memukul-mukul kepalanya.

༻◦•◦•●◉●◉✿◉●◉●•◦•◦༺

Pagi pun menyapa, Dea yang terus-menerus memimpikan tentang kak Aldo pun semalam ia tidak tidur karena mimpinya itu yang menurutnya sangat menakutkan.

Sedangkan Arsyila ia menyabut paginya dengan senyum yang cerah, ia lalu bangkit dari tempat duduknya dan pergi kekamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah.

Setelah selesai, Arsyila turun ke bawah menuju ruang makan yang disana sudah ada papa dan mama-nya.

Tatapan sinis yang ia dapatkan dari mereka, tapi Arsyila membalasnya dengan senyuman seperti biasanya.

"Pagi Ma, Pa!" Sapa Arsyila yang tidak dihiraukan oleh mereka.

Tiba-tiba Dea datang dengan wajah masamnya,

"Pagi Ma! Pagi Pa!" Sapa Dea lalu duduk disamping Arsyila.

"Pagi sayang," jawab Farhan dan Astritia bebarengan.

ARSYILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang