ARSYILA || 02

440 171 58
                                    

(Budayakan vote dulu sebelum baca)

(Budayakan vote dulu sebelum baca)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༻◦•◦•●◉●◉✿◉●◉●•◦•◦༺

"Kamu tersenyum, tapi kamu ingin menangis. Kamu diam, tapi kamu ingin bicara. Kamu berpura-pura seolah-olah kamu sedang baik-baik saja, tapi nyatanya kamu sedang tidak baik-baik saja!"

༻◦•◦•●◉●◉✿◉●◉●•◦•◦༺

Aku terbangun dan merasakan tubuhku sangat lelah, aku juga merasakan suhu badanku sangat panas, tapi aku harus semangat untuk sekolah setelah melewati hari yang sangat melelahkan.

Pintu kamarku terbuka dan menampakkan Bi Surti ditengah pintu kamarku itu.

"Selamat pagi, Non Syila." Sapa Bi Surti sambil berjalan menuju nakas samping tempat tidur untuk meletakan makanan dan minuman yang dibawanya.

"Pagi juga, Bi." Balasku sambil tersenyum kearahnya.

"Apa Non Syila hari ini mau berangkat sekolah?" Tanya Bi Surti.

"Iya, Bi." Balasku sambil memakan- makanan yang telah disiapkan bi Surti.

"Tapi badan Non saat ini tidak sehat, suhu badan Non juga sangat panas. Mendingan Non tidak usah masuk saja biar Non bisa ke rumah sakit, nanti Bibi yang ijinin ke sekolahnya Non Syila." Ucap bi Surti khawatir.

Arsyila hanya bisa menunjukan senyuman tipis ke Bi Surti.

Arsyila sangat bersyukur bisa mengenal Bi Surti dan Arsyila sangat menyayangi Bi Surti, sebaliknya Bi Surti pun sangat menyayangi Arsyila seperti anaknya sendiri.

"Bi, Syila nggak apa-apa kok. lagian Syila harus sekolah biar nggak dianggap remeh oleh Papa sama Mama. Syila kuat kok, jadi Bibi tenang aja ya." Bi Surti hanya tersenyum sambil berkaca kaca, aku tau sebenarnya Bi Surti sangat mengkhawatirkan aku.

Aku tau tadi malam badanku sangat panas dan menggigil, tapi Bi Surti dengan setia mengompresku. Aku tidak tahu dengan apa aku berterima kasih kepadanya.

"Tapi Non-" Ucapan Bi Surti terpotong karena ucapan Arsyila.

"Udahlah, Bi. ercaya sama Syila, Syila nggak apa-apa kok. Oh ya Bi, nanti tolong bantu aku beres-beres membersihkan kamar belakang ya Bi, soalnya Syila diusir Papa dari kamar ini" Bi Surti membelai rambutku dengan kasih sayang.

"Pasti Non, Non yang sabar ya menghadapi orang tua Non." Arsyila tersenyum dengan tulus dan memeluk Bi Surti.

"Iya, Bi. Syila berusaha sangat sabar kan ada bibi disampingku, ya udah bi Syila mau siap-siap berangkat sekolah ya nanti telat."

ARSYILA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang