8.Rumah sakit

281 158 181
                                    


- h a p p y  r e a d i n g -

Bara dibuat bingung oleh sikap Meysha, banyak pertanyaan tentang Meysha dibenaknya. Sebenarnya apa yang Meysha permasalahkan?

"Bara, Bunda boleh masuk?" tanya Tiara dibalik pintu kamar anaknya itu.

"Masuk aja Bun."

Mendengar jawaban dari Bara lantas Tiara masuk kedalam dan duduk ditepian kasur melihat Bara yang asik melamun di depan meja belajarnya, "Kamu besok ada acara sama temen-temen mu itu?"

Bara menggelengkan kepalanya namun ia masih setia dengan lamunannya itu, "Papa" ucap Tiara mnghampiri Bara.

"Nggak usah dibahas, aku mau pergi nginep di rumah temen atau di markas," potong Bara langsung mengambil kunci motor dan jaketnya.

Bara melajukan motornya tanpa arah, ditemani oleh senja. Pikirannya kacau, tentang Meysha dan Papa nya. Bara dibuat bingung oleh Meysha dan sekarang tentang Papanya? Padahal Bara belum mendengarkan semua apa yang akan Tiara ucapkan tadi.

Bara tiba di markas Bafarsa tidak seperti biasanya, "Andra!" teriak Bara memanggil Andra, namun yang dipanggil tidak kunjung datang.

"Andra!" teriakan Bara membuat anggota Bafarsa lainnya kaget dan ketakutan, tidak biasanya Bara seperti itu.

"Si Andra di rumah sakit, Adek nya sakit jadi kayaknya nggak akan kesini," ucap Fadli menatap Bara.

"Si Angga gimana!" tanya Bara pada anggota Bafarsa lainnya, biasanya yang mengurus musuh atau lawan adalah Andra, namun anggota yang lain tidak ada berani yang menjawab.

"Si Rara kenapa?" bisik Ersa pada Fadli, Fadli hanya mengisyaratkan Ersa untuk diam, karena kali ini waktu yang tidak tepat untuk bercanda.

Karena tidak ada jawaban Bara memilih pergi dari markas, sedangkan yang lain hanya menatapnya bingung, "Ca, kayaknya Bara ada masalah deh?" ucap Fadli menatap kepergian Bara.

"Masalah sama dedek Meysha?" tanya Ersa yang ikut menatap kepergian Bara, sedangkan Fadli hanya mengangkat bahu tidak tahu sebagai jawaban.

Sedangkan disisi lain Bara sedang mengendarakan motornya dengan sangat cepat menuju suatu tempat.

Saat ini Meysha dan keluarganya sedang makan malam bersama, Meysha terus menatap sang Kakak dengan was-was. "Dek, kok lihat Kakak mu terus?" tanya Farah menatap Meysha.

"Gapapa, Bu."

"Dia takut rahasianya kebongkar," sahut Maisa acuh.

"Rahasia apa?" tanya Arland, Ayah Meysha.

"Bukan apa-apa," sahut Meysha cepat.

"Hayo ada apa? Masa sama Ibu main rahasia-rahasia? Kak, ada apa?"

"Meysha punya pacar," ungkap Maisa enteng.

Sontak Arland dan Farah terkejut, "Adek pacaran?" tanya keduanya menatap si bungsu. Meysha hanya mengagguk lemah, "Kapan pacarannya? Siapa namanya? Baik nggak? Kapan kenalnya? Mau dikenalin ke Ayah sama Ibu kapan?"

Melihat respon dari sang Ayah seperti itu membuat Meysha tersenyum senang, "Kenapa Adek nggak mau bilang sama kita?" tanya Farah.

"Meysha takut kalau nanti Ibu sama Ayah marah" cicitnya pelan.

"Ayah sama Ibu nggak marah, Adek kalau ada apa-apa harus bilang ya?"

Mesyha mengangguk patuh, sungguh hatinya saat ini sedang bahagia. Apakah ini awalan rasa sayang Meysha terhadap Bara? Ntah lah, tapi yang pasti rasa kesal Meysha terhadap Bara bekurang.

B A F A R S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang