3.Sayang

375 183 212
                                    


- h a p p y  r e a d i n g -

Bara menunggu Meysha di parkiran bersama kedua sahabatnya Fadli dan Ersa. "Weh! Tumben banget lo bucinin cewek? Kesambet apaan dah?" tanya Ersa penasaran.

Bara hanya diam tidak mempedulikan ucapan Ersa, "Ngomong Bara, ditanya dari kemaren diem mulu!" sahut Fadli geram.

"Dia cewek yang gue ceritain dulu," jawab Bara menatap kedua sahabatnya, dan sontak mereka berdua terkejut.

"M-maksud lo? Dia Meysha!" tanya Ersa sambil berteriak karena terkejut, Bara hanya mengganggukan kepala sebagai jawaban.

"Bagus sih hahaha, gas teruss!" ucap Fadli sembari memakan camilannya.

"By the way si Meysha lama bener keluar kelasnya," ucap Ersa mengambil salah satu camilan Fadli. Bukan, bukan kelas Meysha yang telat pulang, tapi mereka bertiga yang terlalu cepat keluar kelas, alias membolos.

"Anjir chiki gue!" pekik Fadli melihat pasrah saat Ersa sudah memakan cikinya.

"Gapapa lah lo kan banyak duit, Li," ucap Ersa dengan santai nya, lantas mendapat pukulan dari sang pemilik chiki.

"Sakit bego, lagian tuh makanan lo juga masih banyak, yang ini buat gue aja lah," tujuk Ersa pada chiki yang direbut dari fatdli.

"Serah lu lah."

"Ra, mau?" tanya Ersa menawari Bara, dan sontak Ersa mendapatkan tatapan sinis dari Bara.

"Ehh iya maksudnya Bara iya kan, Li?"

"Fadli anjir bukan Li, Li mulu!"

"Serah gue dong," jawab Ersa dengan sombong.

"CACA!" seru Fadli dan Bara bersamaan.

"Ihh kok gitu sih sama aku, kalian jahat."

"Jijik anjir." lagi-lagi Ersa mendapat pukulan dari Fadli.

"Serah gue dong," jawab Ersa kembali, sungguh menjengkelkan memang.

"Nanti malem markas," ucap Bara tiba-tiba.

Dan keduanya mulai memasang wajah serius, tidak seperti sebelumnya. "Ngapain?" tanya Ersa serius namun masih setia memakan chikinya.

"Yang kemaren belum selesai, tu setan minta balap ulang."

"Ck, nggak mau mengakui kekalahannya."

"Mana ada setan yang mau ngaku kalah anjir," ucap Ersa sembari memberikan chikinya kepada Fadli secara kasar.

"Heh anak manusia! Giliran tinggal sampahnya malah dikasih ke gue!" Fadli mengejar Ersa yang kabur berlarian di area parkir.

Sembil menunggu Meysha keluar dari kelas, ketiganya memilih untuk bermain di area parkir. Memang seperti anak kecil namun semuanya bersenang-senang, tertawa bahagia dengan tulus tanpa dibuat-buat. Ini yang Bara suka dari kedua temannya, selain setia kawan mereka juga selalu membuat Bara tertawa. Bel pulang sekolah terdengar nyaring ke setiap penjuru sekolah membuat ketiganya terdiam.

Meysha baru saja keluar bersama Helena, keduanya berjalan menuju parkiran, "Meysha lihat tuh Kak Bara disana, pasti dia lagi nungguin lo," ucap Helena menunjuk Bara.

"Iya kan mau pulang bareng," jawab Meysha santai membuat Helena terkejut.

"Hah?!"

"Iya, yaudah Meysha ke Kak Bara dulu ya," ucap gadis itu meninggalkan Helena yang masih menganga tidak percaya.

"Ehh ada Meysha," ucap Ersa, namun Meysha merasa bingung karena tidak saling mengenal, "SKSD banget lo Ca, Meysha nggak kenal lo," ucap Fadli pada Ersa.

B A F A R S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang