4.Terserah

353 174 145
                                    


- h a p p y  r e a d i n g -


Meysha pulang ke rumahnya dengan tergesa-gesa, seseorang tampak menunggu di depan rumahnya, Meysha langsung segera memeluk orang tersebut.

"Kakak! Meysha kangen sama Kakak!" teriak Meysha gembira.

"Aduhh Dek! Kakak capek, bukain dulu pintunya nanti peluk-peluk lagi," ucap Maisa--Kakaknya Meysha yang baru pulang dari luar negeri. Lantas Meysha membukakan pintu dan masuk bersama sang Kakak, keduanya duduk di sofa membaringkan diri, Meysha menatap Kakaknya dengan penuh arti.

"Kakak! Aku mau peluk! Aku kangen Kakak!" rengek Meysha mendekatkan diri pada Maisa.

"Aduh Dek ... Kakak masih capek," keluh Maisa lesu berusaha menjauh dari adiknya itu.

"Ihh Kakak! Aku kan kangen," ucap Meysha merajuk.

"Yaudah sini peluk," pasrah Maisa menghampiri adik kecilnya, tentu saja dimatanya Meysha tetaplah adik kecilnya yang polos dan manja.

Dan akhirnya mereka berdua berpelukan melepas rindu, sudah 3 tahun terakhir Meysha tidak melihat Kakaknya, tidak ada yang berubah sedikitpun dari Maisa. 3 tahun yang lalu Maisa melanjutkan studynya di luar negeri, Maisa mendapatkan beasiswa di salah satu universitas luar negeri.

Maisa menatap penuh arti pada kantung kresek yang berisi makanan dan minuman yang tadi Meysha beli. "Adek, mau dong minuman sama chikinya," ucap Maisa melepaskan pelukannya.

"Ambil aja Kak," jawab Meysha santai, udah cantik, baik hati, suka berbagi, kurang apa lagi coba Meysha?

Lalu Maisa mengambil minuman dan beberapa camilan, Maisa memejamkan matanya mencoba menikmati suasana rumah yang sangat ia rindukan. Tiba-tiba suara panggilan masuk berbunyi, sehingga mengganggu Maisa, "Ihh Adek! Itu ada telepon angkat dulu!"

"Bentar Kak, ini aku nggak tahu siapa yang telepon," ucap Meysha menjulurkan ponsel pada sang kakak.

"Angkat aja dulu." Lalu Meysha mengangkat panggilan tersebut, "H-hallo?" ucap Meysha gugup.

"Iya? Ini gue Bara."

"Astagfirullah Kak Bara!" Lagi-lagi Bara membuat Meysha terkejut.

"Adekk! Berisik! Jangan teriak!" teriak Maisa yang merasa terganggu.

"Ehh maaf Kak, yaudah aku ke kamar dulu ya, abisin aja itu makanannya," ucap Meysha segera pergi ke kamarmya.

"Hallo Kak? Maaf ya tadi berisik, soalnya ada Kak Maisa baru pulang," ucap Meysha merasa tak enak.

"Iya gapapa."

"Ohh iya kak, kenapa nama kontak Kakak di HP aku' Ice boy' ?" tanya Meysha bingung.

"Itu julukan yang melekat sama diri gue kan?"

"Tapi menurut Meysha Kakak nggak kayak gitu," jawab Meysha tersenyum.

"Terus gimana?"

"Kakak itu baik, asik, bisa bikin orang lain seneng."

Bara hanya tersenyum miris disebrang sana. Bagaimana bisa Bara membuat orang lain senang? Bahkan membuat diri sendiri senang saja tidak bisa.

"H-halo Kak?"

"Hmm?"

"Ahh maaf Kak, pasti ucapan aku bikin Kakak ngerasa tersakiti lagi ya?" tanya Meysha khawatir.

"Nggak."

"Terus kenapa dong? Kakak marah sama aku ya?"

"Nggak juga."

"Gue kan suka sama lo!" Lanjut Bara.

"Kenapa Kakak suka sama Meysha? Kan kita baru kenal."

"Belom saatnya lo tau."

"Yah kok gitu sih kak?" ucap Meysha lesu

"Udah malem, lo tidur gih."

"Ihh kakak! Aku masih mau sama Kak Bara."

"Mau sama gue mulu, suka lo sama gue?"

"Yaudah lah sana! Ngeselin banget," ucap Meysha kesal mematikan panggilan, ia segera keluar kamar mencari sang Kakak, "Kak! Aku laper! Bikin makanan dong!" Teriak Meysha menuruni tangga sambil memegang perutnya yang kelaparan.

"Bikin sendiri dek! Kakak capek!" teriak Maisa yang sedang asik menghabiskan makanan yang tadi di beli oleh sang adik.

"Aku kan nggak bisa masak," ucap Meysha lesu duduk di dekat Maisa.

"Makannya belajar masak, percuma cantik doang kalau nggak bisa masak," ejek sang kakak.

"Kakak jahat," ucap Meysha cemberut.

"Dek, kamu itu udah gede, sekarang udah SMA jangan kayak anak kecil."

"Kak! Aku butuh makan bukan nasehat!" bantah Meysha, saat ini perutnya memang membutuhkan makanan.

"Yaudah beli aja sana."

"Anterin dong Kak, ini udah mau malem, kalau nanti aku di culik gimana? Nanti Kakak nggak punya Adek lagi."

"Astagfirullah Adek, beli nasi goreng yang di depan rumah aja sana biar deket."

"Yaudah deh, uang?" pinta Meysha menjulurkan tangan.

"Pake uang kamu lah," jawab Maisa acuh pergi ke kamarnya meninggalkan Meysha.

Meysha hanya bisa pasrah, tadinya ia ingin bermanja pada sang kakak tapi ya begitu lah. Meysha pergi ke kamarnya mengambil jaket dan beberapa uang. Meysha segera pergi ke luar rumah untuk membeli nasi goreng.

"Mang beli satu di bungkus jangan pake pedes ya," ucap Mesyha memesan.

"Siap neng, sok atuh mangga calik heula."

(Siap neng, silahkan duduk dulu)

Meysha duduk di bangku yang tersedia, ia memperhatikan jalanan yang ramai kendaraan, angin malam begitu sejuk.

Meysha melamum memikirkan Bara, sungguh ia tak suka dalam situasi seperti ini, Bara adalah orang baru, tapi di sisi lain Meysha nyaman dengan Bara, karena Bara baik padanya. Meysha pun tidak tahu rasa apa yang ia berikan kepada Bara, akhirnya ia bingung sendiri.

"Neng ... punten pesenanna," ucap tukang nasi goreng tersebut memberikan sebungkus kantong plastik pada Meysha.

"Ehh iya , ini uangnya mang." Meysha memberikan uang lima belas ribu rupiah.

Meysha segera pulang, perutnya sudah benar-benar tidak bisa menahan rasa lapar. Ia langsung menyantap nasi goreng tersebut dengan lahap, namun Bara masih ada dalam pikirannya.

-/// ///-

Pagi sekali Meysha sudah terlihat rapih, ia sedang duduk di teras depan menunggu seseorang. Karena bosan Meysha memilih bermain game Pou di ponselnya, iya Pou.

Setelah lama memainkan game tersebut rasa bosan Meysha kembali lagi, kali ini Meysha menutuskan untuk membuka Instagram, ia melihat foto Bara yang di posting oleh akun official Bafarsa, Meysha juga membaca beberapa komentar terhadap foto Bara tersebut, "Jadi bingung, Kak Bara itu sebenernya kayak gimana sih," monolog Meysha penasaran.

"Kalau lo penasaran, langsung tanya aja sama orangnya."

"Kak Bara!" Kesekian kalinya Bara membuat Meysha terkejut.

"Kenapa?"

"Kakak suka bikin aku kaget," ucap Meysha cemberut.

"Gue suka sama lo, bukan suka bikin lo kaget," jawab Bara menyanggah pernyataan dari Meysha.

"Iya deh terserah Kakak aja," ucap Meysha pasrah.

"Yaudah ayok!" ajak Bara menarik Meysha, keduanya menaiki motor ninja besar milik Bara, motor ninja tersebut menelusuri jalanan di pagi hari menuju taman.


TBC


B A F A R S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang