Adhitama

5.7K 158 10
                                    

Author seneng ternyata banyak yang peduli dengan sosok hani🥺

Dan ternyata masih ada yang setia menunggu kelanjutan cerita ini.

Jangan lupa vote nya yaa para readers.
Vote dan koment kalian semangat author.

Cuz lanjut cerita.
Happy reading..

*****

Sosok yang biasa dipanggil thama itu berjalan angkuh memasuki salah satu ruangan VIP yang memang sengaja disiapkan untuk dirinya.

"Siang pak" sapa reza kepada Thama.

"Siang. Mana sales yang kau maksud?" Tanya thama to the point. Karena ia tak mau membuang waktunya untuk hal yang tidak penting.

"Mba hani sedang ke toilet pak, mungkin sebentar lagi ia akan kembali" ucap reza sedikit gugup.

"Wah berani sekali ia menyuruh seorang thama menunggu," ucapan thama sukses membuat reza sedikit takut dan gugup.

Ia hanya berharap hani segera kembali dari toilet dan tidak membuat bos nya menunggu lama. Karena reza tau sekali kalau bos nya itu tidak suka disuruh menunggu.

Tak lama kemudian pintu ruangan diketuk dan muncul lah sosok yang dari tadi ditunggu oleh reza dan thama.

"Maaf saya lama" ucap hani dengan sedikit menunduk.

"Tidak papa mba hani, pak thama ini dia sales executive yang saya ceritakan kepada bapak" ucapan reza membuat thama memutar tubuhnya sehingga menatap kearah hani.

Membuat hani terkejut dan thama tersenyum miring.

"Sial. Jadi orang yang ku tabrak itu adalah bos dari adhitama group" rutuk hani dalam hati.

"Wahh dunia sempit sekali ya nona. Ternyata kamu sosok yang dari tadi saya tunggu-tunggu" ucapan thama sukses membuat hani takut sekaligus ngeri. Ingin sekali rasanya ia pergi berlari yang jauh meninggalkan ruangan vip ini.

Sementara itu reza yang tak mengerti dengan situasi yang terjadi hanya diam dan menonton.

"Reza"

"Siap pak. Ada yang bisa dibantu?" Tanya reza kepada thama.

"Bisa tinggalkan kami berdua. Ada hal yang harus saya bicarakan dengan nona hani" ucapan thama membuat hani takut dan spontan melihat kearah reza berharap reza mengerti dengan arti tatapan hani.

Reza sendiri memilih untuk pergi meninggalkan ruangan itu dengan seribu pertanyaan yang ada di kepalanya.

Setelah reza pergi meninggalkan ruangan itu. Disitulah hani, hanya berdua dengan thama. Masih dengan posisi hani berdiri dan thama yang memandang hani dengan tatapan tajam nya.

"Apa anda akan terus berdiri hingga besok pagi?" Tanya thama santai kepada hani membuat hani gugup dan salah tingkah, namun tak kunjung duduk.

"Sudah lama bekerja dihotel ini nona hani?" Tanya thama lagi

"Hmm baru 3 bulan pak" jawab hani sedikit gugup.

"3 bulan ya? Seperti nya sama dengan pertemuan pertama kita, pertemuan pertama kita terjadi 3 bulan yang lalu bukan? Disaat kamu menabrak ku tak jauh dari hotel?" Tanya thama seraya tersenyum miring.

"Hmmm maaf pak saya tidak ingat kalau kita pernah bertemu sebelumnya" ucapan hani sukses membuat thama tertawa. Tawa yang tak pernah dilihatkan thama selama ini kepada bawahannya.

"Apakah anda yakin? Apakah anda tidak ingat kejadian 3 bulan yang lalu? Pertemuan pertama kita? Kau tidak ingat?" Tanya thama lagi memastikan.

Namun lagi lagi hani kembali menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Dengan kepala yang masih menunduk tidak berani menatap thama.

Slave become a QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang