Suatu Pilihan Yang Sulit.

7K 131 7
                                    

Haiii.
Author mau sedikit cerita yaa.
Author kemarin sempat sedih karena akun author ini tidak bisa digunakan😭 tidak bisa login karena lupa kata sandi dan email.

Author sudah merasa sedih karena berfikir bagaimana nasib cerita cerita author kalau akun nya tidak bisa dibuka.

Finally author bersyukur karena ada jasa pemulihan akun wattpad sehingga author bisa login dan bisa melanjutkan cerita author.

Udah sih sebenernya ceritanya nggak penting, tapi ya emang pengen cerita aja😂😂

Yaudh skip aja. Cus lanjut ke cerita.
Happy reading 🥰

**********

Lia, Chinta, Desi dan Sukma berjalan perlahan memasuki ruangan dimana hani dirawat. Bisa dilihat hani sedang tertidur efek obat yang baru saja diberikan oleh dokter setelah hani melakukan operasi kecil atau biasa disebut kuretasi, untuk membersihkan rahim hani pasca keguguran yang hani alami.

"Weee kasian ok hani, agik kecil lah hamil, keguguran pule, pacak ok cem tu"
U

cap Lia seraya menatap hani kasian.
(Weee kasian ya hani, masih kecil sudah hamil, keguguran lagi, bisa begitu ya)

"Ku ne dk nyangka aben lah hani pacak cem ni, ku ne tau e hani anak baik-baiknya, ngape pacak tibe tibe hamil cem ni. Asli dak nyangka ku" jawab sukma
(Aku ni nggak nyangka sama sekali hani bisa kaya gini, ku taunya hani anak baik baik, ngapa bisa tiba tiba hamil kaya gini. Asli aku nggak nyangka)

"Aok ok, ku ge dak nyangka nya bik. Kelak men GM kek yang lain e tanye kek kite hani sakit ape, kite nak jawab ape?" Tanya Chinta kepada sukma membuat sukma dan yang lainnya bingung.
(Iya ya, aku pun nggak nyangka. Nanti kalau GM dan yang lainnya nanya ke kita hani sakit apa, kita mau jawab apa?)

"Ya bilang bai pendarahan, nya jatuh terlalu kuat, mangkae nya pendarahan cem tu" ucap sukma dan diangguki oleh mereka semua.

Mereka berempat hanya diam seraya menatap hani. Bisa mereka lihat tangan hani sedikit bergerak begitupun dengan kelopak mata hani yang perlahan mulai terbuka.

"Hani udah sadar ya?" Tanya sukma seraya mendekati hani dan yang lainnya.
Lia membantu hani untuk duduk bersandar pada ranjang rumah sakit.

Hani hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Bahkan hani tak berani menatap keempat orang yang ada disana.

"kamu yang kuat ya, Allah lebih sayang sama dia" jawab chinta kepada hani seraya mengelus lembut pundak hani.

Hani hanya diam tak menjawab apa apa. Ia tak menyangka kalau ia akan berada diposisi ini. Ia tak menyangka kalau ia akan mengandung anak dari perbuatannya dengan rifqi.

Entah harus bersyukur atau sedih karena anak itu telah tiada. Ia berfikir jika anak itu masih ada ia tak tau harus melakukan apa karena ia yakin meminta pertanggung jawaban dari rifqi tak akan mungkin. Tapi tak urung ia juga merasakan sedih karena ia telah kehilangan anaknya, buah hatinya.

***********

Sudah 2 hari semenjak kejadian itu. Hani masih belum bekerja, karena ia masih perlu istirahat pasca keguguran yang ia alami.

Hani hanya diam berdiri di dalam kosannya. Ia bimbang, dan bingung.
Ia tak punya nyali untuk kembali bekerja di hotel tempat ia bekerja sekarang karena kejadian beberapa hari lalu yang pastinya menimbulkan tanda tanya bagi sebagian karyawan yang melihatnya.

Ia juga bingung apakah harus mengambil tawaran kerja di hotel yang ada di ibukota jakarta atau tidak.

"Ya Allah mengapa hidupku harus seperti ini?" ucap Hani seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Ia menyesali semuanya.
Mulai dari perkenalan ia dengan rifqi, hubungan nya dengan rifqi yany kelewat batas dan kelalaiannya yang menyebabkan anaknya pergi meninggalkannya.

"Maafkan mama nak, mama nggak tau kalau kamu hadir. Mama nggak tau harus apa sekarang. Mama sudah nggak punya muka untuk kembali kerja, kalau mama harus pindah ke jakarta, mama akan sulit untuk mengunjungimu" ucap hani seraya kembali menangis.

Setelah puas menangis. Hani membersihkan dirinya dan bergegas untuk pergi ke suatu tempat. Ia berdoa semoga keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang terbaik.

**********

Waktu menunjukkan pukul 13:43 WIB.
Hani menimbang-nimbang apakah ini waktu yang tepat untuk ia berbicara kepada sukma.

Setelah mengumpulkan niat dan keberanian, hani melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruangan sukma dan menemui nya.

'tok tok tok'

"Permisi mba" ucap hani seraya berjalan masuk ke arah sukma.

"Iya han ada apa. Duduk" ucap sukma yang mengalihkan pandangan dari laptop di hadapannya ketika melihat hani masuk.

"Saya mau ada perlu sama mba sukma. Mau ngomong sesuatu" ucap hani sedikit gugup membuat sukma menyerngitkan dahinya penasaran.

"Kamu mau ngomong apa? Kok sepertinya penting sekali, dan kamu pun terlihat gugup" ucapan sukma sukses membuat hani semakin panas dingin dan gugup. Karena jujur ia bingung harus memulai nya dari mana.

"Hmmm begini mba, saya mau ngasih ini ke mba" ucap hani seraya memberikan surat yang dari tadi hani genggam.

Sukma menerima surat itu dengan pandangan menyelidik dan penuh tanya.

"Surat apa ini han?" Tanya sukma seraya mengambil surat yang hani berikan kemudian membukanya.

"Silahkan dibaca mba surat apa" ucap hani seraya menunduk.

Sukma membuka lipatan surat itu dan mulai membacanya secara teliti. Sukma sedikit terkejut ketika membuka surat pengunduran diri yang diberikan oleh hani. Sukma lantas menatap hani dan berkata.

"Kamu mau resign?" Tanya sukma dan dibalas anggukan lemah oleh hani.

"Kenapa?" Tanya sukma menyelidik.

Hani bingung bagaimana cara menjelaskannya kepada sukma. Ia berfikir sejenak kemudian menarik nafas pelan dan berkata.

"Saya.... Ehmm saya"

"Masalah kemarin? Kamu malu karena masalah kemarin? Kami nggak papa han, kami tidak akan mempermasalahkannya atau membahasnya kalau kamu mau" ucap sukma membuat hani semakin bingung.

"Sejujurnya bukan hanya masalah kemarin mba. Ada yang lainnya" ucap hani seraya menunduk.

"Kamu sudah dapat kerjaan diluar? Kalau sudah nggak papa. Saya paham tapi kalau kamu belum dapat pengganti sebaiknya kamu bertahan disini  dulu. Apalagi ini kamu minta nya one day one notice" jawab sukma.

"Saya dapat tawaran jadi sales executive di jakarta mba. Saya juga mau memulai hidup saya yang baru disana. Saya ngerasa nggak sanggup kalau saya harus berada disini terus menerus. Banyak kenangan buruk, saya juga sudah malu berada dihotel ini. Saya harap mba sukma mengerti dengan keputusan saya" ucap hani menjelaskan panjang lebar.

"Baik lah hani kalau memang ini sudah menjadi keputusanmu. Saya hanya berharap semoga kamu dapat lebih sukses dan berkembang di tempatmu yang baru. Hari ini kamu masih kerja sampai sore ya. Saya nanti akan sampaikan perihal surat resign kamu. Besok kamu masuk untuk clearance ya" ucap sukma yang dibalas anggukan oleh hani.

"Terimakasih ya mba, kalau begitu saya permisi dulu" ucap hani setelah itu kembali berjalan kearah meja nya.

Semoga ini pilihan yang tepat. Bathin hani

****************

Holaaaaaaaaa.
Ada yg bilang jalan cerita dengan judulnya kok nggak balance.

Yaudh lah ya. Ikutin aja ceritanya gimana.
Readers mah baca aja udah. Biar yang mikir balance apa nggak nya si author.

Vote nya jangan lupaaa
Biar author lanjutinnya cepet

Slave become a QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang