02

36.5K 348 5
                                    

Next capt

****

Tak terasa sudah 2 bulan lebih aku bekerja disini sebagai Bartender plus barista. Yupss pekerjaanku merangkap, membuat coffe dan meracik alkohol. But i am enjoy. Tak terasa pula sudah 2 minggu aku menjalankan ibadah puasa jauh dari orang tua. Ini kali kedua ramadhan jauh dari orang tua, walau yang pertama masih agak beruntung karena masih di asrama dan tinggal bersama dengan teman-teman. Tidak seperti sekarang yang benar-benar sendiri, sahur sendiri dan buka puasa pun sendiri.

Aku melangkahkan kakiku dengan malas memasuki pintu belakang Bar, kulihat jam dipergelangan tangan ku menujukan pukul 13.45 WIB, yups aku hari ini mendapat afternoon shift, dan itu membuatku malas. Karena pada bulan puasa seperti ini rasa kantuk akan terasa berkali-kali lipat.

"ehh Hani sudah datang, boleh nggak abang minta tolong?" tanya Bang Gigih captain bar.

"Iya bang, apa?" tanyaku dengan malas-malasan.

"Tolong ambilkan banana fritter ke pastry ya, ada tamu yang order banana fritter" ucap bang Gigih memasang puppy face. Dengan berat hati aku mengiyakan dan seketika wajahnya langsung berubah menjadi senang. Jika boleh jujur aku malas jika harus pergi ke pastry, bagaimana tidak. Pastry ada di lantai satu dan aku harus menuruni tangga untuk bisa sampai disana. Huftt, nasib anak bawang mungkin begini.

'kriett' bunyi pintu yang kubuka membuat penghuni nya menoleh kearahku,

"Kak, mau ambil banana fritter" ucapku kepada Rifqi, salah satu anak training dari salah satu perguruan tinggi terkenal yang ada dikota jawa barat. Aku memanggilnya kakak karena memang usiaku lebih muda dari anak-anak training yang ada di hotel tempatku bekerja. Waalau aku tidak tahu pasti berapa usia rifqi saat ini,

"wait bentar yah, tanggung ini teh kalau nggak diselesaikan" jawab rifqi sambil terus melanjutkan aktifitas nya dalam memotong-motong adonan.

"itu buat apaan sih?" tanyaku yang memang penasaran dengan adonan itu, hendak dijadikan apakah gerangan.

"Pizza dough," jawab rifqi singkat dan akupun hanya angguk-angguk kepala, diantara anak training yang lain. Memang rifqi lah yang paling cuek dan dingin. Tak sedikit anak2 training dari sekolah lain yang terang-terangan menunjukan rasa tertariknya kepada rifqi, namun dia tetaplah cuek dan tidak peduli.

"kamu aneh ya, udah tau kerja disini kaya kerja rodi. Masih mau aja balik. Jadi bartender pula" Ucap Rifqi membuat ku terdiam seketika.

"iya emang ada yang salah?" tanyaku penasaran.

"ngga ada yang salah sih, pilihan dan hak kamu untuk balik kesini, tapi heran aja kaya nggak ada hotel lain aja kok mau maunya kerja disini lagi" ucap dia panjang lebar membuatku heran dan terkejut di waktu yang bersamaan. Tumben sekali dia mau berbicara panjang lebar seperti ini karena setau aku dia adalah orang yang cuek dan dingin.

"nih udah jadi" Ucap Rifqi seraya menyodorkan sepiring banana fritter yang sudah cantik karena sudah digarnish olehnya.

"thank you kakak" ucapku senang.

"Iya sama-sama. Cari lah hotel lain han, kamu nggak akan berkembang jika kamu terus-terusan disini" ucap rifqi membuatku terkejut, dan aku hanya bisa tersenyum dan menganggukan kepalaku. Diperjalanan kembali ke bar aku terus memikirkan tentang rifqi, tentang sifat dan tentang ucapannya barusan. Ku akui dia memiliki wajah yang lumayan manis dan tampan khas jawa barat, logat nya berbicarapun khas dan lembut. Membuatku jadi penasaran dan jantungku berdegub jika mengingat wajahnya. Ohh ya ampun Hani, ada apa dengan dirimu? Kenapa dirimu jadi tertarik dengan rifqi? Padahal sebelumnnya kamu tidak peduli dengannya. Aku menggelangkan kepalaku dan mencoba menghapus bayangan tentang rifqi, dan kembali melanjutkan langkahku untuk kembali ke bar, walau sejujurnya aku tidak bisa menghapuskan bayangan dia.

"ohh sadarlah hani, dirimu sudah pnya rendy. Jangan jadi jalang yang dengan mudahnya memikirkan pria lain disaat kamu sudah punya pacar" ucapku menyadarkan diriku sendiri, aku jadi merasa berdosa telah memikirkan cowok lain.

~~

Aku tengah memandang layar ponselku yang menampilkan Story teman-temanku yang lagi diperjalanan mau pulang kampung. Aku hanya diam dan menahan tangis menyaksikan story story mereka. Aku iri ketika mereka bisa pulang dan berkumpul bersama dengan keluarga sedangkan aku harus bekerja, yups aku tidak bisa pulang di hari raya, karena tidak mendapatkan libur. Ohh poor me.

"heii ngelamun we" ucap seseorang seraya menepuk bahuku membuatku terkejut.

"ihh rifqi apaan sih, bikin kaget aja" ucapku kesal.

"Abisnya ngelamun sambil liatin hp, liat apaan sih?" tanya nya penuh rasa penasaran. Yups, semenjak obrolan singkat yang terjadi diantara kami ketika aku mengambil banana fritter itu, jadilah kami akrab dan sering ngbrol. Walau hanya obrolan singkat yang kami bicarakan.

"aku nggak ngelamun ih, aku liat story" Ucapku tak trima karena dibilang melamun.

"iya kamu nggak ngelamun tapi liat story dan nahan nangis, cengeng pisan jadi cewek teh. Kenapa atuh kamu nahan nangis gitu?" tanya nya lagi.

"atuh hani teh hayang mudik qi, kaya temen-temen yang lain. Sedih hani tuh mau lebaran masih aja kerja" ucapku jujur

"Atuh ya gimana kalau nggak bisa pulang? Ulah sedih-sedih atuh, bukan kamu aja yang nggak bisa pulang. Yang lain juga nggak ada yang mudik kan. Masih mending kamu teh nggak pulang karena kerja, aku ini kasihan. Masih training nggak pulang pula" Ucapnya mencoba menghiburku, aku hanya diam mendengarkan ucapannya. Benar apa yang dikatakan rifqi, aku tidak sendiri. Banyak juga teman-temanku yang tidak pulang saat lebaran.

"hmm iya deh iya" ucapku pasrah

"Udah ah, ulah sedih-sedih" ucapnya lagi dan hanya ku jawab dengan anggukan kepala saja.

"Oh iya aku teh kesini mau ngasih ini, ini titipan pak Dody yah. Nanti dia ngambil disini" Ucap Rifqi seraya menyodorkan cake box yang didalamnya ada opera cake dengan hiasan yang cantik.

"oke deh, thank you ya sudah mau nganterin" ucapku tersenyum kepadanya.

"ih biasa we atuh, nggak usah makasih-makasih segala. Kaya apaan aja dah" ucapnya senyum salah tingkah.

"yaudah ya, aku mau balik lagi ke pastry. Masih mau bikin beberapa cake lagi, inget jangan sedih kamu nggak sendiri." Ucapnya disertai dengan senyuman manis yang terbit diwajahnya, yang mau tidak mau membuatku ikut tersenyum.

Aku hanya diam melihat kepergian rifqi yang akan kembali lagi ke pastry, aku merasa ada yang hilang ketika dia pergi meninggalkanku. Oh ayolah hanifa, kenapa kamu jadi gini sih? Kamu sudah punya pacar oke, jadi setialah dan jangan menel dengan cowok lain ucapku dalam hati.

Dan saat itupula aku tersadar bahwa rendy sudah 4 hari tidak ada kabar, dan sangking lelahnya aku bekerja sampai lupa dan tidak sadar kalau sudah tidak berkomunikasi dengan rendy selama 4 hari ini. Biasanya dia menghubungi ku jika aku tidak sempat menghubungi dia, namun inipun dia tidak menghubungiku, fikiran buruk sudah mulai muncul menghantui fikiranku membuatku tidak fokus bekerja. Dan setelah itu kuputuskan untuk fokus bekerja dan menghubungi rendy besok. Mengingat ini sudah pukul 22.02 sudah dipastikan dia tidur.

~~~~~02~~~~~~

intinya jangan lupa vote dan koment

supaya author rajin update dan makin semangat ngelanjutin ceritanya

Slave become a QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang