A Key For Frozen Heart Chap. 8 : Someone From Past :

221 9 0
                                    

Senin pagi
_Di kelas_
" Pagi " ucap Rei yg baru datang, ke semua murid di kelas.
" Pagii! " jawab murid2 dikelas.
" Pagi, Feliz " ucap Rei saat dekat Cia.
Cia terkejut mendengarnya,
" Pagi " jawabnya dengan suara acuh. Rei hanya senyum kecil mendengar jawaban Cia.
Bel pelajaran pertama berbunyi, tak lama guru memasuki kelas.
Guru : Pagi semuanya!
Murid2 : Pagi guru!
Guru : Seperti yg ibu katakan minggu lalu, hari ini kita akan melakukan tes. Semua hanya keluarkan alat tulis diatas meja.
Murid : Baik bu!
Gurupun memberi setiap anak kertas lembar tes, dan tes dimulai.

Bel istirahat, yg menandakan tes berakhir berbunyi.
" Tes berakhir, taruh kertas dimeja masing2. Kalian bisa istirahat. " perintah guru.
Murid2 melakukan perintah guru, dan meninggalkan kelas.
" Putri Feliz, bisa bantu Ibu mengumpulkan kertas? ; tanya guru ke Cia.
" Baik bu. " jawab Cia. Semua meniggalkan kelas terkecuali Cia dan guru.
~ Beberapa menit berlalu ~
" Ini guru. " ucap Cia, menyerahkan kertas2 test.
" Terima kasih, putri. " ucap Guru.
" Feliz, berdasarkan nilai2 tes mu, mungkin kau akan dipanggil menjadi ketua dewan siswa. Persiapkan dirimu. " ucap guru.
" Tapi bu, saya tidak memiliki keinginan mengikuti suatu organisasi. " ucap Cia.
" Itu hanya kemungkinan, jadi persiapkan dirimu. " jelas guru.
" Baik " jawab Cia.
Gurupun meninggalkan kelas, tetapi Cia tetap dikelas.
" Hah, itulah mengapa aku tidak suka bersekolah. " gumam Cia, sambil menghela nafas.
" Aku sudah tau akan seperti ini, merepotkan saja. " gumamnya lagi.

_Bel terakhir berbunyi, waktu pulang_
" Hoi, ayo pulang bersama. " ajak Rei.
Cia pun berdiri, mengikuti Rei disampingnya.
" Ada apa disana? Ramai sekali. " tanya Rei.
" Tak usah dihiraukan. " ucap Cia sambil melangkah.
" Tapi, aku ingin tau. Ayo kesana. " ucap Rei, menarik Cia kesana.
Menyadari kehadiran Cia, murid2 memberi jalan untuk Cia.
" Kenapa semua menyingkir dari kita? " tanya Rei.
" Entahlah. " jawab pendek Cia.
Mereka pun mendekati mading, dan mendapati nama Cia disana.
" Wah hebat, kau berada diurutan atas. " ucap kagum Rei.
Cia hanya diam melihat itu.
" Tunggu, lihat itu. Mereka yg ada didaftar, segera pergi ke ruang dewan siswa. " ucap Rei.
" Tidak ada gunanya, ayo pergi. " ucap Cia, membalikan badan.
" Kau harus kesana, ini kesempatanmu. Akan ku antar. " ucap Rei, menarik Cia.
Merekapun meninggalkan mading, menuju dewan siswa.
Cia : Apa yg kau lakukan? Sudah ku bilang, aku tak peduli.
Rei : Ini adalah kesempatanmu, untuk mendapat teman, dan merubah pandangan orang2.
Cia : Sudah kubilang, aku tak peduli. (melepas genggaman Rei)
Merekapun menghentikan langkahnya.
Rei : Bukankah sudah kubilang, akan menolongmu. Ini juga bagian dari itu.
Cia : Aku tak pernah menerimanya. Sampai sekarang aku tak menerima semua yg kau lakukan, kau hanya memaksa keinginanmu.
Rei : Apa, apa batas itu begitu penting? Sampai orang2 tak bisa memasukinya.
Cia : ...
Rei : Kau ini manusia, jadi kau harus melakukan prinsip manusia. Kau harus bisa membiarkan orang lain, memasuki duniamu. Kau tak bisa melakukan semua sendiri.
Cia : Apakah yg ku dapatkan jika bersama orang lain?
Rei : Banyak, begitu banyak yg kau dapatkan, sampai2 kau tak dapat menjelaskannya.
Cia : Banyak? (ucapnya, melihat Rei.)
" Akan ku lakukan, ingat ini karna permintaanmu. Jangan salahkan aku, jika ini berjalan tak sesuai keinginanmu. " jelas Cia, meninggalkan Rei.
Rei pun tesenyum,
" Berjuanglah " teriaknya, dibelakang Cia.

Cia pun sampai didepan ruang dewan siswa, dan mengetuk pintu.
Karna tak ada yg menjawab, ia membuka pintunya.
" Ha ! "
betapa terkejutnya Cia, melihat seseorang dibalik pintu.
" Kau ..! "
" Hem, sudah lama, Felicia. Apa ku panggil Cia? "

Dibawah sinar sore hari yg begitu jingga dan terang, terdapat pertemuan yg tak diduga.

A Key For Frozen HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang