A Key For Frozen Heart Chap. 3 : A Different Think :

483 17 0
                                    

" Berteman ? "
sebuah kata yg membuat Cia terkejut. Menyadari dirinya terlihat terkejut, langsung merubah ekspresinya kembali.
" Apa kau tidak salah orang? Mungkin kau salah. " ucap Cia menyangkalnya.
" Aku tidak salah orang, memang itu yg aku ingin katakan. " balas Rei.
" Bukankah kau seorang pangeran, kenapa kau sembari tadi terus mengatakan hal yg tidak sopan kepada orang yg baru kau temui. Memanggilku dengan berteriak dan mengajakku berteman, tidakkah itu perilaku kurang pantas. " ucap Cia
" Hei, memanggil orang yg jauh bukankah kita harusnya, mengencangkan suara kita. Dan mengajak orang berteman setelah orang itu memperkenalkan diri, adalah sikap yg wajar. Memang apa gunanya kau memperkenalkan diri, untuk berteman kan? " jelas Rei.
" Apa ? " gumam Cia.
Rei : " Hah, aku tau. Maaf karna sudah bersikap lancang, seharusnya aku tidak perlu berteriak tadi. Tapi, tidak ada salahnya kita berteman. Toh itu tidak merugikanmu. "
Cia : ...
Rei : " Beranikan dirimu, aku tau kau dipaksa sekolah disini. Karna melihat sikapmu, seharusnya kau tidak perlu menerima bimbingan lagi.
Mungkin berteman denganku, dapat merubah pemikiran yg lain tentang mu. "
Cia : " Kau tidak mengerti, berhentilah bersikap seolah kau tahu tentangku. Tidak semudah itu membuat ikatan dengan orang lain, kau tidak mengerti. "
Rei : " Eh ? "
Cia : "Kuharap kau belajar dari hari ini, untuk mengajak orang lain. "
ucap Cia yg mengakhiri percakapan itu, dan pergi meninggalkan Rei.
" Ada apa, apa yg salah dari perkataanku. Bukankah itu hal yg wajar? "
" Aku memang belum mengerti tentangnya, aku penasaran apa yg membuatnya seperti ini. " gumam Rei sambil melihat Cia pergi menjauh.

" Felicia, apa yg membuat mu seperti ini? " tanya Rei kembali dalam benaknya.
Sesampai dikelas, Rei tidak mengucapkan apapun kepada Cia. Sampai kelas berakhirpun, mereka bersikap seolah belum pernah kenal. Rei pun bersikap biasa dengan teman2nya.
" Hei, tidakkah Rei begitu menarik perhatian."
" Sampai kelas berakhirpun, ia tetap terlihat keren dan ceria "
" Ah, betapa beruntungnya dapat menjadi pacarnya " Ucap gadis2 dikelas.
" Dasar cowok populer " gumam Cia dengan acuh.

Saat disudut sekolah, Cia tanpa sengaja melihat Rei dengan gadis kelas lain. Hanya dengan melihat dari jauh, ia sudah tau kalau gadis itu menyatakan cintanya tetapi ditolak.
" Dasar, sudah ditolak tapi masih memberinya sesuatu. Orang bodoh " gumam Cia sambil pergi meninggalkan mereka.
Rei pun menoleh ke arah tempat Cia lewat.
" Sepertinya ada seseorang tadi. " gumam Rei.
" Walaupun aku ditolak, bisakah kau menerima ini sebagai hadiah valentine besok? " pinta gadis itu.
" Tentu. " balas Rei dengan senyumnya.
" Ah, aku permisi. " ucap gadis itu dengan wajah memerah sambil lari meninggalkan Rei.
" Hah, bukankah valentine sebulan lagi. Sudahlah "
gumam Rei sambil tertawa kecil.

" Untung aku tidak menerima tawarannya, semua orang sama saja " gumam Cia dijalan.
Tiin.. Tiinn..
Suara limosin kerajaan didepan gerbang sekolah.
Semua siswa langsung melihat kearah mobil itu, dan terkejut kagum melihat Cia seorang putri kerajaan yg anggun. Cia hanya acuh dan memasuki limosin.
" Sangat cantik "
" Hanya dengan melihatnya, kita sudah tau kalau dia yg dijemput mobil itu "
" Aura seorang putri, yg membuat kita mengetahuinya. "
ucap kagum semua siswa disana.
" Seorang putri es? Memang julukan yg pantas untuknya.
Apa aku bisa mengetahuinya? " gumam Rei dari kejauhan.

" Bagaimana sekolahmu putri? " tanya sang raja, yg ikut menjemput putrinya di limosin.
" Tidak ada yg spesial " jawab Cia singkat.
" Sudah kuduga, tidak mungkin dalam sehari. " gumam kecewa raja.
" Ayah harap, kau dapat membuat sesuatu yg spesial besok. " ucap raja terhadap putrinya.
Cia hanya terdiam, tidak tahu apa yg harus dijawabnya.
Sang Raja hanya tersenyum, melihat putrinya yg hanya terdiam itu.

Keesokan harinya, di kelas.
" Pagi " salam Rei kepada Cia yg baru masuk kelas.
Cia hanya acuh mendengarnya.
" Apa2an dia, aku tau dia putri terhormat. Tapi setidaknya ia tau tata krama " bisik seorang gadis.
" Benar, menyebalkan sekali. " jawab gadis lain.
" Ah Rei, tak usah difikirkan. "
ucap salah satu lelaki, mengalihkan pembicaraan.
Rei hanya diam, dan melanjutkan perbincangannya dengan kawan2nya.
Walau Cia tau kalau telah digunjing, ia hanya bersikap seperti biasa.

Bel kedua berbunyi, tanda istirahat.
" Rei, ayo ke kantin. " ajak seorang lelaki.
Rei hanya diam.
" Ayo cepat Rei, nanti kita telat." seru lelaki lain.
" Ah kalian duluan saja, aku menyusul. " jawab Rei
" Oh, baiklah. Kami duluan ya. " ucap lelaki kawan Rei.
Kelas pun mulai sepi, seluruh siswa makan siang dikantin.
Rei pun mendekati Cia.
Rei : " Kau tidak ke kantin? "
Cia : " ... "
Rei : " Hoi..? " sambil mendekati wajahnya.
Cia : " Bukan urusanmu " mengalihkan pandangan.
Rei : " Hmm, aku minta maaf atas kelancanganku kemarin. Tapi, aku ingin tau alasannya. Kenapa kau tidak ingin berteman? " tanyanya sambil menjauhkan mukanya.
Cia : " Tidak ada gunanya mengatakannya padamu, toh kamu bukan siapa2. "
Rei : " Karna aku ingin kau memberitahuku, agar aku dapat memperbaiki kekuranganku. "
Cia : "Benarkah?" jawab Cia dengan nada meledek.
Rei : " Benar. " jawabnya serius.
Melihat jawaban Rei yg serius, Cia pun memberinya kesempatan.
Cia : " Tidak mudah membuat ikatan terhadap orang lain dalam waktu singkat, atau kau akan menyesal. "
Rei : " Menyesal? Bukankah kita malah senang, dapat besosialisasi dengan mudah karna memiliki ikatan? "
Cia : " Pada awalnya kau akan senang, tapi mungkin itu tidak berlaku selamanya. " jawabnya dengan muka yg masih melihat arah lain.
Rei : " Aku masih tidak mengerti? "
Cia : " Hah, dasar anak manja. " ledeknya.
Rei : " Hei ! " serunya.
Cia : " Manusia cenderung cepat bosan, setelah ia dapat mencapai sesuatu, mungkin ia akan berterimakasih pada orang yg membantunya, dan berjanji akan terus mengingatnya. Tetapi akhirnya, ia akan bosan terhadap orang tersebut dan meninggalkannya. Karna ia tau, bahwa orang tersebut, tidak dapat membantunya mencapai tujuan berikutnya. Lalu ia akan melupakannya, dan membuat ikatan baru dengan yg lain, yg ia kira mampu untuknya. Tanpa sadar, ikatan dengan yg lama telah hilang, ia hanya fokus pada yg lain. Akhirnya orang tersebut paham, kalau ia hanya sementara lalu dibuang. Hanya orang yg pernah mengalaminya, dapat mengerti. Betapa berbahayanya, membuat ikatan dengan orang yg salah. " jelasnya.
Rei hanya diam mendengarnya.
Cia : " Kau sudah mengertikan, kalau kau ingin membuat suatu ikatan. Kau harus terus mengingat orang tersebut selamanya, jika tidak saat2 itu hanya kebohongan belaka. " lanjutnya sambil memandang Rei.
Cia pun bangun dari tempat duduknya, dan pergi meninggalkan Rei.
Sementara itu, Rei masih terdiam setelah mendengar penjelasan Cia.

Bel ketiga pun berbunyi, jam istirahat selesai. Para siswa kembali kekelas.
" Rei, kenapa kau tak kekantin? " tanya lelaki kawan Rei.
" Hoi Rei, kenapa kau melamun? " tanya lelaki lain.
" Ah tidak ada apa2. " jawab Rei dengan senyumnya.
Kawan2nya hanya diam, melihat wajah ragu Rei.
Bel ke empat pun berbunyi, tanda pelajaran dimulai. Semua siswa dikelas, kembali ke tempat masing2.
Cia melihat Rei yg sembari tadi diam, tidak seperti biasanya.
" Kuharap, ia mengerti. " gumam Cia.

Bel terakhir berbunyi, tanda kelas berakhir (waktu pulang). Semua siswa keluar kelas (pulang).
" Hei Rei, ayo pulang " ajak lelaki kawannya.
" Ah iya. " jawab Singkat Rei.
Mereka pun pulang bersama, sesaat Rei memandang Cia saat melewatinya.
" Ada apa dengan wajah datarnya itu? " tanya Cia dalam gumamnya.
" Tidakkah ada yg aneh dengan Tuan Rei? "
" Benar, sembari tadi ia hanya diam, tidak seperti biasanya. " ucap siswi2 dikelas.
" Dasar penggosip " gumam Cia sambil melangkah pergi.
" Hei kalian tau kan, tadi tuan Rei dan putri es berbicara berdua di kelas. " bisik seorang siswi.
" Iya, dan tadi wajah tuan Rei mendekatinya. Wah,, aku iri ! " seru siswi lain.
" Tapi, bukankah tadi pertama kalinya putri es berbicara kan? "
" Hah, ternyata hanya rumor belaka. Toh ia seperti gadis lain, melihat lelaki tampan langsung berubah. "
" Julukannya harus diganti tuh, ia bukan putri es lagi tapi putri angkuh. "
Tawa keras siswi2 itu.
" Mengecewakan. "
" Tapi aku penasaran, apa sih yg mereka bicarakan? "
" Iya, sampai tuan Rei bersikap tidak seperti biasanya "
" Dasar Putri itu! , pasti ada sesuatu " ucap siswi2 itu dikelas.

Pada malam hari :
" Cia, pasti penjelasannya ada kaitannya, dengan sikapnya selama ini. " gumam Rei di kamarnya.
Di tempat lain :
" Dasar lelaki aneh, tidak sopan. Apa semua pangeran sepertinya! Aku tidak suka dengannya. " ucap kesal Cia dikamar, sambil mengingat kembali wajah Rei yg mendekatinya.
" Ah, dasar ! Semua lelaki sama saja. " lanjut kesal Cia.

Malam yg panjang, dengan pemikiran mereka yg berbeda pun dilalui.

A Key For Frozen HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang