A Key For Frozen Heart Chap. 13 : A Reason :

185 9 0
                                    

Rei : Jadi dia mantanmu??

Cia : Yah begitulah.

Rei : Kenapa kau tidak beritahuku?

Cia : Itu tidak penting, lagipula kau tak bertanya.

Rei : Tunggu, kalau ia mantanmu. Kenapa kau sangat kaku dengan dunia luar?

Cia : Aku melupakannya, itu hanya menjadi penghalang untukku.

Rei : Kenapa, bukankah saat2 kau bersamanya adalah kenangan yg indah. Kenapa kau melupakannya??

Cia : Ada alasan untuk itu.

Rei : Em, bisa kau lanjutkan ceritamu?

Cia : Hah, kukira kau sudah tidak tertarik?

Rei : Mana mungkin aku bisa2nya memotong cerita orang!

Cia : Yah2, itulah kau. Kau memang selalu ingin tau.

Rei : Hehe.

Cia : Ehm habis itu, aku melupakannya.

Rei : !

Cia : Aku sudah tau maksud dia dekat denganku, alasannya tak berbeda dengan yg lain. Hah, mereka hanya memanfaatkanku. Yah, seperti kedudukanku sebagai penerus kerajaan. Kau tau, dulu aku cukup populer saat smp. Saat masuk smp semua langsung mendekatiku, dan membuat aku populer. Aku menerima mereka dengan suka cita, karna kupikir aku akan senang jika punya banyak teman.

Rei : Lalu kau dikhianati mereka?

Cia : Kau sudah taukan, mereka mendekatiku hanya agar bisa terkenal dan peringkat mereka akan naik. Setelah tujuan mereka terpenuhi mereka meninggalkanku,dan mencari orang lain. Aku ditinggal sendirian seperti orang bodoh, dan disaat seperti itu ia malah tidak disisiku. Ia pindah dan mengakhiri hubungan kita, sebelum aku dikhianati teman2ku. Setelah itu aku menutup diri dari orang lain, dan membatasi diri dari sekitar. Aku berusaha untuk tidak peduli, agar kejadian itu tidak terulang. Saat itu aku selalu menunggu sosoknya, datang dan berada disisiku. Walauku tau kita tidak ada hubungan lagi, aku ingin dia menemaniku. Sejujurnya aku tak ingin sendirian. Hanya karna aku tak ingin terlibat, mereka memberiku julukan aneh dan mengasingkanku. Bukankah tindakanku saat ini benar?

Rei : ...

Cia : Ceritaku membosankan ya.

Rei : Aku tidak bisa bilang kau salah. Kau sudah berusaha Cia, usahamu tidak sia2.

Cia hanya diam tersenyum, dengan airmatanya yg hampir jatuh. " Terimakasih sudah mau mendengar ceritaku. " ucap Cia memandang Rei.

" Seharusnya aku yg bilang itu, karna kau sudah mau menceritakan masa lalumu ke aku. Terimakasih Cia sudah berbagi denganku. " Ucap Rei dengan senyum manisnya. Cia terkejut mendapati senyum Rei, wajahnya sedikit merah.

" Sama2, aku juga sedikit lega. Sudah mengatakan apa yg selama ini kurasakan. " Ucap Cia dengan wajah berseri.

" Baiklah sebagai rasa terimakasihmu padaku, terimalah ini. " Ucap Rei memberi hadiah ponsel ke Cia. Walau kesal, Cia menerima hadiah itu.

" Kau bisa menghubungiku kapanpun, baiklah karna sudah mau malam, aku akan mengantarmu pulang. " Ucap Rei kembali. Cia hanya mengangguk, dan mengikuti Rei disampingnya.

_Beberapa saat sebelum sampai mobil Rei_

" Apa masih lama? " tanya kesal Cia.

" Memang salah siapa kita sampai disana? " tanya balik Rei.

" Lagipula, aku tidak minta kau mengikutiku! " jawab Cia tidak mengalah.

" Kalau aku tidak mengikutimu, kau mau naik angkutan umum ke rumahmu. Rumahmu itu istana kau tau, akan aneh jika seorang putri naik bus. " ucap Rei meledek.

" Jangan membuat alasan, kalau ini semua salahku! " ucap Cia.

" Hehe, baik2.. " ucap Rei dengan tawa kecilnya.

" Kalau kau lelah, aku bisa menggendong mu. " tawar Rei.

" Tidak perlu. " ucap Cia acuh.

" Ya sudah. " ucap Rei, mengakhiri pembicaraan.

" Apa ia sebegitu jijik terhadapku? Dengan mudahnya Cia menolak tawaranku. " gumam kecewa Rei.

" Walau kubilang kencan, tapi hari ini kita tidak pernah sekalipun berpegangan tangan. Hah.. " gumam Rei, menghela nafas. Merekapun sampai dimobil Rei, dan menaikinya.

_Di gerbang Istana Feliz_

Merekapun keluar dari mobil.

" Kalau tak ada yg dikatakan lagi, aku pamit ya. " ucap Rei, dan berbalik.

" Kau! " panggil Cia ke Rei. Rei pun berbalik, menghadap Cia.

" Apa tidak memberi kesan akhir kencan? " tanya Cia memerah.

" Eeh..? " gumam terkejut Rei, lalu wajahnya memerah setelah tau maksud Cia. Rei pun mendekati Cia, Cia pun menutup matanya dengan gugup.

" Kau ini tidak peka ya. " ucap Rei, menjitak kecil didahi Cia.

" Eh.? " tanya Cia membuka matanya.

" Mana mungkin aku melakukannya pada orang, yg tidak mau memegang tangan teman kencannya. " ucap Rei, menutupi setengah wajah merahnya.

" Ah, aku melupakannya. " ucap polos Cia.

" Hei kau ini, jangan meminta itu dengan polosnya. Dasar! " ucap Rei dengan wajah masih memerah. Cia pun menundukan kepalanya.

" Aah.. aku ini kenapa sih??!! " gumam Cia, sangat malu.

" Apa ia marah, karnaku bentak tadi? " gumam Rei.

" Maaf, kalau kataku tadi begitu menganggumu. " ucap maaf Rei.

" Ah, bukan begitu. Kalau begitu sampai besok, hati2 dijalan. " ucap cepat Cia dengan wajah masih menunduk, sambil berbalik berjalan masuk gerbang.

" O..oke. " ucap Rei, dengan wajah bingung.

" Apa ia marah ya? " gumam Rei.

_Di jalan menuju Istana_

" Aaah,, apa sih yg aku pikirkan?! Memalukaaann..! " gumam kesal Cia, dengan wajah merahnya.

A Key For Frozen HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang