Egi menyusul temannya ke kantin setelah urusannya dengan Della selesai. Atau bisa dibilang dia terpaksa menyelesaikannya karena Della membuatnya panik.
"Amzar kemana?" tanya Egi, yang sudah duduk di samping Varo.
"Itu, lagi pesan makanan." Varo menunjuk Amzar yang berdiri di depan penjual nasi goreng.
Egi menatap Amzar yang sedang mengantri. Diantara ketiganya, Amzar yang paling sering memesan makanan. Varo sesekali sedangkan Egi tidak pernah. Egi paling tidak suka berdesak-desakan dan untungnya kedua sahabatnya pengertian.
Tak lama kemudian, Amzar datang dengan dua piring nasi goreng dan disusul dengan seorang siswa yang diminta Amzar untuk membantu membawakan pesanan mereka.
"Makasih Sat," ucap Amzar kepada Satria
"Yoi, gue ke sana lagi ya," pamit Satria.
Mereka bertiga pun mulai menyantap makanannya sampai habis. Tiba-tiba Amzar berdiri dari bangkunya
"Mau kemana lo?" tanya Egi bingung.
"Mau nambah bakso. Sepiring nasi goreng, enggak bikin gue kenyang," ucap Amzar nyengir.
"Zar, lo cacingan ya?" tanya Varo dengan ekspresi yang dibuat seserius mungkin.
"Enak aja! gue tuh rutin minum obat cacing 2 kali dalam setahun jadi enggak mungkin gue cacingan," Amzar berdecak kesal kemudian berlalu.
Egi dan Varo memperhatikan Amzar yang terlihat sangat antusias melangkah ke penjual bakso. Tak lama Amzar pun berbalik melangkah ke arah mereka berdua.
"I'm come back!" Amzar duduk dengan bakso ditangannya.
"Lo tau enggak, peraturan di kantin ini?" tanya Varo asal sambil menatap Amzar dengan senyum jahilnya.
"Emang ada?" tanya balik Amzar
"Ada lah! Lo mau dengar isinya? Ini penting loh bagi semua siswa yang makan di kantin," jawab Varo antusias.
"Apa?" tanya Amzar percaya omongan Varo.
"Simak baik-baik, gue cuman ngomong sekali aja jadi lo harus dengar. Jangan sampai apa yang gue bilang masuk di telinga kanan keluar di telinga kanan lo juga," perintah Varo.
"Yang bener masuk telinga kanan keluar telinga kiri, bego," protes Egi.
"Pokoknya itulah."
"Oke," jawab Amzar mendekat ke samping Varo.
"Kalau punya makanan harus bagi-bagi, berbagilah kepada sesama manusia yang lebih membutuhkan seperti gue dan niscaya lo bakal mendapatkan pahala yang sangat banyak," canda Varo berusaha menahan tawanya.
"Bangke!" teriak Amzar memukul pelan lengan Varo dan sukses membuat Varo meringis kesakitan.
Egi terkekeh pelan melihat kelakuan keduanya tapi dengan cepat ia mengubah kembali ekspresinya.
~~~~~***~~~~~
"Ra, tinta pulpen gue abis. Lo masih punya pulpen ga?" tanya Della kepada Aira sambil memperlihatkan pulpennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freegie
Teen FictionIni kisah tentang Fredella Aleeza dan Reegie Adhyaksa sepasang tetangga yang tidak pernah akur walaupun kedua orang tua mereka bersahabat. Sikap Della yang petakilan membuat Egi terkadang jengah sedangkan sifat Egi yang sok cool membuat Dela merasa...