~9~

2 7 0
                                    

Guru yang seharusnya mengajar di kelas Della hanya memberikan Amzar selembar kertas yang berisikan beberapa soal matematika dan mengatakan akan menghadari rapat di sekolah lain.

"Au ah, otakku lagi blank," ucap Della cemberut menutup buku matematikanya.

"Blank? Bukannya itu grilband indonesia yang udah bubar itu ya?" tanya Aira

"Ha? Maksudnya apa'an sih?" tanya Della tampak bingung.

"Ihh... Della masa lo enggak paham sih? itu loh blink yang putih abu-abu," jawab  Aira kesal.

"Lo lagi bahas apasih Ra?" tanya Della masih tak mengerti.

"Ini ceritanya mau ngelucu trus lo enggak peka."

"Ya namanya juga otak lagi blank," gerutu Della .

"Lo kenapa enggak suka sama matematika?"

"Bukannya enggak suka, tapi ya matematika tuh ribet banget. Kalau salah nulis angka dalam proses penyelesaiannya pasti jawabannya nggak ada. Dan  yang paling gue nggak suka kalau soalnya nyuruh buat nyari hubungan x dan y. Apa-apa'an coba, gue nggak sekepo itu. Hubungan gue ama doi aja enggak tau apa."

"Bentar deh, tadikan gue nanyanya tentang alasan lo enggak suka sama matematika trus kenapa terakhirnya malah tentang doi? bukannya lo enggak punya ya?"

"Kalimat terakhir kok bikin sakit hati ya," ucap Della meringis dan memegang dadanya.

"Kalau kenyataannya emang gitu, terima nasib aja deh." ucap Aira terkekeh.

"By the way, lo juga sama kayak gue loh Ra, enggak punya doi. Sesama makhluk bumi yang jodohnya masih dirahasiakan dilarang saling menghina entar kualat!"

"Iya deh, mumpung gue baik jadi gue ngalah."

"Enggak gue kasih film yang lo minta kemarin."

"Della nggak asih ih, sukanya ngancam."

"Biarin, suka-suka gue." Della memeletkan lidahnya.

Aira memberenggut dan memilih bermain hp.

Della kembali membuka buku yang tadi sempat dia tutup, menatap berbagai macam angka di buku itu membiatnya menghela nafas. Soal matematika yang sedang Della kerjakan benar-benar membuat otaknya lelah untuk berpikir. Temannya yang ahli di pelajaran ini malah tidak hadir karena sakit membuat satu kelas  dibuat kelimpungan terlebih tugas itu harus di kumpul   setelah jam mata pelajaran berakhir.

Della menatap Aira yang kini sibuk bermain game. Sepertinya Aira lebih memilih menunggu jawaban dari yang lain tanpa harus sibuk mencari jawabannya.

Memandang sekeliling ruang kelas, hanya sebagian yang masih berusaha mencari dan sebagian lagi memilih menyerah. Della menyandarkan punggungnya dan mengambil hp yang dia simpan di laci meja. Membuka aplikasi instagram lalu menutupnya kemudian kembali menyimpan hp-nya pada posisi semula. Della menatap ke arah depan dan tatapannya tertuju ke punggung Egi.

"Dilihat dari gestur tubuhnya, kayaknya Egi masih nyari jawabannya deh," batin Della.

Della ingat jika Egi bisa dibilang pintar matematika, walau tidak sepintar temannya yang satu.

"Egi," panggil Della yang tidak digubris Egi.

"Egi," panggil Della lagi yang masih diabaikan oleh Egi. Malah Amzar yang duduk di sebelah Egi berbalik menatap Della sambil menaikkan alisnya.

Della menyebut nama Egi tanpa suara membuat Amzar berbalik, mengobrol dengan Egi, tetapi Egi terlihat menggelengkan kepalanya.

"Wah, Egi ngacangin gue gitu?" tanya Della pada dirinya sendiri karena melihat Egi yang seperti tidak ada niat untuk berbalik.

Amzar masih berusaha membujuk Egi untuk melihat Della. Mungkin Egi menganggap Della tak penting. Egi menatap Amzar tajam, membuat Amzar segera memperbaiki posisi duduknya.

"Egi! Lo budek ya?" teriak Della mulai emosi. Della tau Egi mendengarnya tapi pura-pura tuli.

Egi berbalik lalu berkata "Kenapa Del? Sorry ya, gue lagi fokus nyari jawabannya jadi  enggak bisa nyahut tadi."

Jangan harap Egi akan mengucapkan kata-kata itu karena yang sebenarnya terjadi adalah Egi hanya berbalik memandang Della datar tanpa mengucapkan sepata kata. Ingin sekali Della melempar Egi dengan pulpen yang berada di genggamannya tapi ia masih berusaha menahan emosinya.

Egi berdecak kesal melihat Della yang tak kunjung berbicara. Saat akan berbalik Della kembali  memanggilnya membuat Egi akhirnya menyahut.

"Kenapa sih?" tanya Egi dengan ekspresi jengah.

"Tugas lo udah selesai? "

"Udah. "

"Gue mau liat."

"Belum."

"Gimana sih? Tadi katanya udah tapi pas gue mau lihat malah bilang belum. Pelit banget jadi orang."

"Gue belum selesai ngomong."

"Trus?"

"Soalnya udah selesai, tapi  jawabannya belum gegara lo manggil gue mulu, bikin gue enggak fokus ngerjainnya."

"Ya maaf."

Egi berbalik tanpa membalas ucapan Della.

"Kalau udah selesai kasi liat gue ya."

"Hm."

Mendengar itu, Della bersorak dalam hati.

FreegieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang