"NARAAAAAAAA BANGUN NGGAK LO!!!!"
Teriakan Jesica membuat Nara terbangun dari tidurnya. Ia menggeram kesal. Tolong, ia baru bisa tidur subuh tadi dan belum ada dua jam ia tidur. Lagi pula sahabatnya ini bertamu tidak tau waktu.
Oh iya Nara lupa. Rumahnya ini kan sudah seperti rumah kedua bagi Jesica. Gadis itu bebas akses keluar masuk rumah ini.
"Astaga Jejeeeeeeee! Lo tau nggak sih gue baru tidur subuh dan lo jam segini dateng teriak-teriak ngapain sih?!" amuk Nara. Matanya masih setengah terpejam, tapi tidak menghalanginya untuk memarahi Jesica.
"Ner bener ya lo, Ra. Pulang-pulang nggak ngabarin gue sama sekali." ucap Jesica dramatis.
"Lah emang lo siapa? Penting banget gue kasih kabar?"
"Gue suami lo." jawab Jesica asal.
"Yaudah, aku minta maaf ya mas pulang nggak ngabarin. Sekarang adek mau bobo lagi. Love you," jangan heran. Mereka memang gila.
Hampir saja tubuh Nara mendarat sempurna di ranjang tapi seketika terduduk kembali karena tarikan dari Jesica. Nara yang sudah sebal pun membuka mata sepenuhnya.
"Ganggu banget sih, lo!" Nara menggaruk lehernya yang gatal.
"Bangun makanya. Perawan nggak boleh bangun siang."
"Emangnya siapa yang perawan?"
"Mulut lo gue jait. Cepet mandi terus ikut gue sama Ireen."
"Mau kemana?"
Bukannya menjawab, Jesica malah menarik tangan Nara agar sahabatnya itu berdiri. Namun Nara seperti menahan badannya. "Tar dulu, bego. Gue masih ngumpulin nyawa."
Sudah 20 menit lebih Jesica menunggu Nara yang belum juga keluar dari kamar mandi. Ia menutup katalog perhiasan milik Nara lalu menghampiri pintu berwarna putih gading kemudian Jesica menggedor pintu tersebut sedikit brutal.
"NARA BANGUN!!! GUE TAU LO PASTI MEREM LAGI KAN!!"
Tidak ada sahutan dari Nara, Jesica berniat melemparkan perkataannya lagi tapi diurungkan setelah mendengar teriakan dari dalam kamar mandi.
"NGGAAAAAAK NIH TUNGGU LIMA MENIT!!"
•••
Hari ini adalah hari sabtu, yang mana itu berarti Damar tidak mengantarkan majikannya pergi bekerja. Damar manfaatkan untuk membantu membersihkan halaman rumah. Ia belum menemui Jonas. Mungkin nanti sore atau malam.
Saat sedang menyapu halaman samping rumah dekat kolam renang, telinga Damar mendengar suara tertawa khas perempuan. Dan benar, dua gadis keluar dari pintu dan duduk di kursi lalu disusul oleh satu gadis lainnya yang tengah menahan kesal.
Fokus Damar tersorot penuh kepada gadis yang semalam ia tinggalkan. Sebersit rasa sesal dalam hatinya karena telah meninggalkan gadis itu. Tapi Damar tidak mempunyai pilihan lain. Adiknya bertelepon sembari menangis ketakutan. Ia tidak mungkin mengabaikannya.
Damar kembali fokus dengan pekerjaannya. Nara cantik, baik, pintar, sopan, dan banyak lagi kelebihan lain yang gadis itu miliki. Menurutnya Nara gadis yang mendekati kata sempurna.
Tidak. Damar berusaha menekan apa yang sedang berkembang dalam hatinya. Ia tidak pantas dengan apa yang ia rasakan kepada Nara. Perbedaan yang signifikan dan sangat jauh membuat Damar tidak berani menumbuhkan rasa sukanya kepada Nara.
Dengan wajah yang Nara tekuk, ia mengikuti sahabat dan juga kakaknya yang tertawa. Kesal karena ia ditipu oleh mereka berdua. Mereka berkata jika hari ini mereka akan menghabiskan waktu bersama dengan berbelanja dan perawatan tubuh. Jadi Nara berdandan secantik mungkin. Tapi nyatanya mereka hanya ingin menghabiskan waktu di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moira [END]
FanfictionDamar telah resmi menyandang status 'menantu' dari majikannya sendiri. ⚠️ Markhyuck GS/GenderSwitch dldr