33

731 104 38
                                    

Jeongwoo POV

Tidak ingin membuang waktu aku langsung berlari keluar dari kamar setelah Ibu Hetal bercerita.

Aku tidak peduli dengan teriakan dari Ibu Perawat Hetal maupun perawat perawat lain yang menyuruhku untuk berhenti berlari. Satu satu nya hal yang kupikirkan saat ini hanyalah berlari dan menyelamatkan Haruto.

Sejujurnya aku sangat kecewa pada Ibu Perawat Hetal. Mengapa ia tidak mengatakan hal itu dari awal agar aku bisa memperingatkan temanku supaya terus berhati hati. Tapi wanita itu malah diam saja, seakan tidak terjadi apa apa.

Namun aku juga harus tetap berterima kasih padanya, ia telah merawat ku dengan sepenuh hati dan yang terpenting ia sudah memberi tahu dimana letak Haruto disekap sekarang.

Aku berlari sekencang mungkin agar tidak ada yang bisa mengejar ku. Ah, aku hampir sampai ke pintu utama bangunan ini. Dan aku berlari secepat kilat untuk keluar dari sini.

Aku sedikit mengendap-endap saat langkahku hampir mendekati Pos Satpam. Sepertinya Tuhan sedang berpihak padaku, satpam satpam itu sedang sibuk mengobrol sambil makan siang disana. Tentu saja ini kesempatan bagiku.

Aku menoleh ke arah belakang, untung saja perawat perawat disana tidak cukup cepat untuk mengejar. Kulihat mereka masih berlarian di koridor dekat ruangan ku.

Aku berlari secepat mungkin sambil menunduk agar satpam satpam itu tidak menyadari kehadiranku. Aku berusaha untuk tidak bersuara sedikitpun.

Menunduk dan melewati palang bukan hal yang sulit bagiku. Senyuman tiba tiba saja muncul di bibirku ketika aku sudah keluar dari Rumah Sakit Jiwa itu.

Aku berlari sedikit lebih jauh untuk mencari keberadaan bangunan kecil yang tadi di ceritakan oleh ibu hetal. Aku mengedarkan pandangan ku ke segala arah. Dan aku menemukan bangunan itu!

Bangunan itu kira kira berjarak 200m dari tempatku berdiri sekarang. Dan aku belum melihat ada tanda tanda perawat rumah sakit jiwa itu yang mengejar ku. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari kesana.

Bangunan ini sudah didepan mata. Aku mengintip dari sela sela pintu bagian bawah. Disana kosong, tidak ada orang sama sekali. Aneh sekali. Tapi ya sudahlah. Aku tidak peduli juga, yang terpenting aku harus membawa Haruto keluar dari sini.

Aku menoleh ke arah belakang untuk melihat apakah para perawat itu masih mengejar ku atau tidak. Ternyata mereka belum sampai disini. Lagi lagi aku menyunggingkan senyumku.

"Eh?"

Aku memutar kenop pintu itu, dan alangkah terkejutnya aku ketika pintu itu terbuka. Dasar bodoh, ceroboh sekali mereka.

Aku masuk kedalam ruangan itu persis seperti yang kulihat dari sela sela pintu  tadi, tidak ada apa apa di dalam. Namun berkat penglihatan ku yang jeli aku dapat menemukan dengan cepat tangga yang mengarah kebawah.

Ah... aku mengerti. Sepertinya mereka mengurung Haruto di ruang bawah tanah. Aku menuruni satu persatu anak tangga yang curam itu dengan hati hati. Disini gelap, aku hampir saja tidak bisa melihat langkah ku.

Setelah menuruni anak tangga terakhir aku melihat sebuah pintu kayu terbuka lebar. Aku mengintip ke dalam ruangan itu.

Jujur saja ruangan itu agak mirip dengan  tempat dimana Haruto dan aku membuat tugas video cover lagu Stack It Up ketika SMP dulu.

Kenangan yang sangat indah, tapi sudah cukup bernostalgia nya. Aku harus fokus untuk menyelamatkan temanku saat ini.

Setelah masuk ke ruangan aku melihat Haruto sedang terduduk di kursi dengan tangan yang terikat tali. Jujur saja hatiku benar benar sakit melihatnya. Bisa bisa nya ada orang yang tega melakukan hal ini pada temanku.

SOHIB [HAJEONGWOO] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang