34

1.1K 106 50
                                    

"Jeongwoo ini sudah hampir sebulan. Tapi kenapa kamu belum menunjukkan perubahan?"

Haruto terus mengelus pundak tangan milik temannya yang sedang menutup matanya dengan rapat di brankar rumah sakit. Terdapat juga banyak alat alat penopang hidup yang menempel pada dirinya.

Kira kira sudah tiga minggu Haruto bolak balik antara rumahnya dan rumah sakit. Ia biasanya mengunjungi Jeongwoo sepulang sekolah, sambil terus berharap ada perkembangan dari keadaan temannya itu. Namun sayang, masih belum terlihat perubahan sama sekali padanya.

Tidak jarang juga teman teman sekelas mereka ikut menjenguk Jeongwoo sambil merapalkan doa untuk kesembuhannya.

Berita ini tentu membuat seantero sekolah gempar. Bahkan hampir setiap hari para guru terus membicarakan masalah ini di sekolah.

Mereka hanya tahu, jika Jeongwoo mengalami cidera di bagian kepala karena terjatuh dari tangga.

Pihak keluarga dan teman teman terdekat nya -seperti Haruto, Junkyu, Junghwan, Yedam, Jihoon dan Doyoung-
tidak ingin ada orang luar yang tahu jika Jeongwoo mengalami kecelakaan itu karena menyelamatkan Haruto dari penculikan tersebut.

Namun ingat lah, di setiap kabar buruk pasti akan ada kabar baiknya. Begitu pula dengan hal yang menimpa mereka kini.

Kabar baiknya adalah pihak kepolisian tentunya sudah memenjarakan Karina, beserta antek anteknya. Salah satunya adalah Sule.

Dan juga Haruto pun sudah tidak merasakan trauma lagi. Memang, Haruto sempat merasa trauma selama seminggu karena penculikan itu. Untungnya ia sudah bisa menyembuhkan trauma itu dengan cepat. Sangat cepat malah.

"Haruto, lo ga capek? Ayo pulang ini udah mau malam. Besok lagi ya jenguk nya." 

Haruto berbalik badan, lalu menggeleng.

"Lo duluan aja, Dob. Gua ga mau Jeongwoo sendirian disini. Gua mau nunggu mama nya kesini baru gua bisa pulang dengan tenang."

"Ya udah kalau gitu gua duluan. Kalo ada perubahan, bilang bilang ya."

"Iya Dob, semoga aja. Hati hati lu dijalan."

Doyoung mengangguk dan tersenyum pada Haruto. Lalu ia beralih menatap Jeongwoo setelah itu mengusap rambut nya pelan.

"Kita semua nunggu lo disini. Cepet sembuh ya, gue pulang dulu."

Doyoung menatap Jeongwoo dengan lamat. Tentu saja ia merindukannya.
Jangan lupakan jika Doyoung dan Jeongwoo juga berteman dekat. Walaupun hanya dari dunia maya.

Sepeninggal Doyoung dari ruangan Haruto lagi lagi mencoba untuk mengajak Jeongwoo mengobrol.

"Tau ga, kucing mu sekarang pemalas kali woo. Ga pernah mau nyuci, ga pernah mau nyapu. Pemalas lah pokoknya."

"Tapi dia nurut woo. Walau mageran, dia gapernah betingkah. Ya mirip mirip lah sama kau."

"Kalo aku rindu kau, pasti aku main sama kucing mu. Sampe sampe tetangga lain pada ngira aku gila gara gara ngajak kucingmu ngobrol."

"Hahaha, padahal aku ngajak ngobrol kucingmu karena dia beneran mengingat kan ku sama kau."

"Ya walau aku dikira gila, aku ga peduli. Seenggaknya, kucingmu mau jadi pendengar yang baik. Bener bener persis dengan sifat mu."

"Woo, kapan kau bangun?"

"Aku rindu."

"Kau tenang aja, Aku ga akan pernah bosan nunggu kau disini. Aku janji bakal selalu disisi mu."

"Nanti kalo kau udah bangun, kita bakal buat brownis bareng mamak ku. Pasti kau bakal senang, apalagi makan masakan yang kau buat sendiri."

"Tapi ada syaratnya. Kau harus janji untuk bangun dan kembali denganku disini."

SOHIB [HAJEONGWOO] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang