10.

382 62 3
                                    

Bruk



Soojin menatap tumpukan buku yg baru saja dilemparkan oleh ibunya.

"Pelajari semua itu. Akhir akhir ini nilai kamu turun"

"Ma...."

"Soojin pengen ikut ayah aja" ucapan soojin mampu membuat ibunya yg tadi sibuk mengoreksi tugas yg diberikannya beberapa menit yg lalu terhenti.

"Maksut kamu?"

Mata soojin berkaca kaca,"soojin udah dewasa ma....soojin bukan anak SMA lagi yg perlu belajar kaya gini. Soojin pengen kaya temen temen soojin yg nunda tugas dan berakhir panik pas mepet deadline. Soojin pengen ngerasain keseruan itu ma"

"Semua yg mama beri ke soojin ini,nggak berguna. Materi ini,udah kelewat semua ma..."


"Kamu kenapa ngomong begitu ha? Apa balik dari rumah ayah kamu jadi begini? Kalau gitu mama nggak ngijinin kamu buat ketemu ayah kamu lagi"

"MA!" bersamaan dg itu,air mata soojin jatuh. Dirinya lelah dg semua ini.


"SOOJIN! kamu itu harusnya sadar diri. Mama cuma mau yg terbaik buat kamu. Mama cuma pengen kamu kelihatan terpandang diluar sana. Inget soojin....anak haram harus berguna"


Ibunya keluar,menyisakan soojin yg menangis hebat. Begitukah?


Anak haram ya?

Betapa sakitnya soojin mendengar ucapan ibunya. Padahal,ini bukan yg pertama kali.


.


.

.




Soojin keluar dari rumahnya dg jaket hitamnya. Setelah memastikan ibunya tidak dirumah,barulah dia berani untuk keluar menemui teman temannya.

Ya itulah soojin.


Selalu dituntut oleh ibunya menjadi yg terbaik. Beruntungnya,ibu soojin kelewat sibuk dg pekerjaannya. Ibunya selalu memberi buku buku untuk dipelajarinya. Setelah pulang,ibunya pasti akan memberi tugas Untuk mengetes apa saja yg telah soojin pelajari.


Soojin,tertekan.



Mental soojin,sedikit terganggu.





Dan itulah mengapa,soojin berada disini.




Dirumah Jungwoo.




Untuk bercerita setidaknya melegakan semua pikirannya kepada ibu Jungwoo.




Ibu Jungwoo itu psikiater. Ini juga menjadi alasan kenapa soojin menaruh hati kepada Jungwoo.


Laki laki itu datang dan menawarkan berbagai bantuan kepadanya. Membuat soojin berharap lebih atas sikap kepedulian Jungwoo itu.



"Akhir akhir ini kamu lebih baik nak. Pertahankan,ya?" Ucap ibu soojin dg lembut.



"Makasih Tante. Soojin jadi lebih lega setelah curhat sama Tante"


Ibu Jungwoo tersenyum lembut,"Of course baby,jangan ragu. Tante udah anggep kamu dan lainnya sama kaya Jungwoo"



"Tapi Tante....apa soojin keliatan butuh ya buat terapi kaya gini?"



"No. Kamu nggak butuh. Kamu cuma curhat sama Tante tentang masalah kamu. Bukan masalah butuh atau nggak,disini kamu bukan pasien Tante....kamu,anak Tante"








|✓|WE |98L|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang