06

324 48 6
                                    

"Kei bunda udah siapin baju pengantin."

"Kei nanti jam 1 anter bunda nyari kue."

"Kei,abis ini anter yachi nyari sepatu."

"Kei bunda udah mesen ketering,nanti kamu yang konfirm ya."

"Kei,kamu yang telpon tukang tenda. Bunda lagi sibuk telponin sodara."

"Jangan males malesan kei, H-1 menuju pernikahan kamu."

Rasanya tsuki pengen kabur aja, pengen bundir dan melakukan segala cara buat ngilang. Pagi pagi udah denger bunda nya teriak teriak nyuruh ini itu sedangkan hari ini dia harus datang ke acara penyambutan mahasiswa baru.

"Bund! Aku masih sibuk,jam 9 nanti aku harus udah ada dikampus! Lagian kenapa pernikahannya dipercepat sih?!" Puncak amarah tsuki meningkat.

"Ini buat kebaik--"

"Nggak! Ini gak ada hubungannya sama kebaikan aku, yang ada malah ngerepotin,ngerusakin rencana aku,bikin aku kesusahan! Mana ada kebaikannya?!" Bunda tsuki menghela nafas.

"K-kenapa ini?"

"Dan lo!" Tsuki menunjuk yachi,yachi terkaget.

"Lo yang mau nikah kenapa gua yang repot sih?! Urusin pernikahan lo sendiri,udah gede juga! Jangan manja,jangan kaya anak kecil. Sadar diri! Gua udah sabar ya selama ini!"

Yachi menunduk,bunda nya ingin menenangkan tsuki tapi amarah tsuki tidak bisa dibantah karna bunda tsuki juga merasa anaknya benar, ia terlalu menekan anaknya.

"Gua masih ada urusan di kampus,jangan ngacauin deh!"

"T-tapi tsuk--"

"Bodo amat gak peduli!" Tsuki pergi keluar rumah, sepertinya ia sudah bersiap untuk pergi ke kampus barunya. Ini masih jam 6,sedangkan ia masuk jam 9, bunda tsuki dan yachi bingung harus bagaimana sekarang.

"M-maaf ya bunda,jadi bunda yang dimarahin tsuki." Bunda tsuki memeluk yachi.

"Kita yang dimarahin yachi.. andai ada ayah sama bang Akiteru,tapi mereka ga disini karna kerja." Yachi hanya mengangguk.

Mereka terdiam diruang TV,bingung harus bagaimana.

"Ya udah bunda,di undur aja gimana?" Saran yachi.

"Diundur? Bunda udah ngabarin ke temen temen bunda kalo pernikahannya besok chi." Yachi menurunkan pundaknya.

"Ya udah bunda,bilang aja batal. Selesai." Sahut yachi dengan wajah sumringah. "Gak bisa gitu dong chi. Ntar bunda yang malu." Yachi menurunkan pundaknya lagi.

"Emangnya berapa orang yang udah bunda kasih tau?"

"Baru temen temen disekitar komplek ini sih,kaya buk Nishinoya,bu Kageyama,bu Suna, bu Miya sama mama nya Akaashi. Oh iya, bu Kuroo juga tuh. Baru segitu,temen temen yang kalo ketemu di tukang sayur." Yachi mode berfikir.

"Hmm,gimana kalo kita ngundangnya segitu aja bun? Kan jadi gak terlalu rame,lagi pula yachi gak begitu suka keramaian. Hehe,bunda kan tau." Bunda tsuki menjentikan jarinya.

"Ide bagus chi, tapi sodara masa ga dikabarin?"

"Gapapa bun,ntar dikasih taunya pas udah nikah aja. Hehhehehee." Bunda tsuki menoyor pundak yachi.

"Yauda kalo gitu,ntar kita kurangin persiapannya."

Tiba tiba pintu terbuka,menampilkan sosok tsukishima kei. Seketika dua perempuan yang sedang dilanda kebingunganpun kaget.

"Kenapa balik lagi tsuki?" Tanya yachi.

"Eeer... lupa sesuatu." Tsuki pergi ke kamarnya,yachi dan bunda nya hanya saling menatap lalu menghendikan bahu.

Tsuki kembali ke ruang TV lalu menghadap kedua perempuan yang masih membahas pernikahan.

"Kalo ada yang mau dicek,atau dibeli. Bilang aja." Lalu tsuki pergi keluar,duduk dikursi depan. Yachi dan bundanya saling menatap dengan tatapan menggoda.

"Cieee yang mau pergi ke kampus tapi masih kepagian." Sahut bundanya dengan nada yang mengejek.

"Fufufu, akhirnya tsuki nyetujuin pernikahan." Disambung oleh yachi. Terlihat telinga tsuki memerah,lalu ia memalingkan wajahnya.

"Apaan sih?! Jadi beli gak?!" Sahut tsuki sewot.

"Siapa sih yang tadi marah marah? Hmm?" Lanjut bundanya. Telinga tsuki makin memerah.

"Oke,gajadi ya? Yaudah. Aku berangkat bund."

"Eh bentar dulu! Becanda doang kei ya ampun." Pekik bundanya. "Jadi dari tadi tsuki gak pergi?" Tsuki menatap kearah lain.

"Kepagian!" Jawabnya singkat.

"Ya udah, bund Yachi mau nyari sepatu dulu boleh gak?" Bunda nya mengangguk. "Kei kamu udah denger kan percakapan bunda sama yachi tadi? Jadi sekarang santai aja."

"Ck! Peduli amat."

"Tsuki ga boleh gitu, dosa tau!" Tsuki menatap yachi sinis. "Jadi gak?" Sahut tsuki memaksa.

"Iya jadi." Mereka pergi menggunakan motor, kali ini bukan motor bunda nya,tapi motor milik tsuki.

"Lupa,lo kan cebol,pendek,boncel. Motor gua tinggi gini,gak nyampe ya? Yodah dipersilahkan, lo duduk di jari jari ban aja." Yachi memukul pundak tsuki.

"Bisa nih!!" Yachi mencoba menaiki motor tsuki,namun hal itu tak semudah yang dia bayangkan.

"Miringin dulu dong tsuki!"

"Gak mau! Naik sendiri,katanya bisa." Yachi masih berusaha,pasalnya kali ini ia menggunakan rok jadinya susah.

"Ck! Lama lo cebol! Sini pegangan." Baru saja yachi mau memegang tangan tsuki,tapi laki laki itu menarik kembali tangannya. Alhasil,yachi oleng kedepan.

"Tapi boong! Yahaaaa!" Yachi memukul jok motor tsuki,lalu tsuki tertawa tentunya tawa mengejek.

"Aduh aduh, calon pengantin lagi mau kemana nih?" Yachi dan tsuki saling menatap. Dilihatnya lagi seorang ibu ibu yang berada dihadapan mereka.

'Shit! Emaknya kang gosip' batin tsuki. Tsuki tersenyum menanggapinya. "Ini bukan calon saya ko bu Suna, dia babu saya." Jawab tsuki sambil tersenyum lagi.

Yachi memukul punggung tsuki.

"Aneh aneh aja! Halo buk?" Sahut yachi, wanita yang dipanggil 'bu suna' itu hanya terkekeh,lalu mengeluarkan ponselnya. Tsuki terkejut.

'Jir! Jadi ini saatnya?' Batin tsuki. Buru buru tsuki menyuruh yachi naik ke motornya dan berpamitan kepada bu suna cepat cepat. Yachi yang kebingungan hanya menurut dan sesekali berteriak.

Tsuki dan yachi sudah jauh didepan bu suna,sedangkan bu suna kecewa.

"Padahal mau saya foto trus kirim ke grup ibu ibu komplek,yasudahlah bukan rezeki berarti."

Tbc

Comment and vote if you like this🌟

𝐓𝐒𝐔𝐊𝐈𝐒𝐇𝐈𝐖𝐈𝐅𝐄  [ 𝐓𝐒𝐔𝐊𝐈  𝐗  𝐘𝐀𝐂𝐇𝐈 ] 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang