Obsesi!(2)

3.4K 217 4
                                    


   Jimin menyusuri jalan yang cukup sepi padahal biasanya tak sesepi ini pikir jimin, jimin biasa pulang belajar dan mengikuti les sekitar jam 10 malam jadi dia sudah terbiasa tapi perasaan jimin mendadak tak enak merasa bahwa dia terus diawasi. Dengan langkah kaki lebar jimin mempercepat langkahnya agar cepat cepat sampai halte bus setidaknya disana pasti banyak orang kan?

   Tapi nasib naas menimpa jimin ia tiba tiba di cegat oleh 3 orang pria tak dikenal dengan jaket kulit serta tangan setiap pria terselip rokok

"kenapa jalan sendirian seperti ini manis hmm" ucap pria menggoda jimin

"permisi aku mau lewat" ucap jimin sesopan mungkin karena jimin takut memancing keributan pada pria asing itu apalagi jalan ini cukup sepi

"tunggu sebentar, lebih baik kau ikut kami dulu ini masih terlalu sore untukmu pulang" ucap pria satunya lagi

"ti-tidak terima kasih aku harus pulang" ucap jimin

"sutttt tenang saja ini akan menyenangkan" ucap pria itu lalu meraih pergelangan tangan jimin

"lepaskan aku atau aku teriak" ucap jimin

"lebih baik mendesah dari pada teriak sayang haha" ucap pria satu lagi dan mulai mendekati jimin

"tidak lepaskan aku tolongggggg" ucap jimin namun sia sia tak ada yang mendengar

"ayolah manis aku akan pelan pelan" bisik pria itu

"tolong tolo-hufffttttt" mulut jimin di bekap lalu jimin di seret masuk kedalam gang sempit dan minim penerangan

"lepaskan aku hiks tolongggggg" teriak jimin lagi tapi kali ini tangannya di pegangi pria lainnya sisi kanan dan sisi kirinya

  Pria itu mulai mendekatkan wajahnya pada jimin dan mulai mengendusi leher jimin

"hiksss lepaskan akuuu hiks ja-jangannn" jimin berteriak kembali

"jack bungkam mulutnya dia benar benar berisik" ucap pria yang baru saja mencium leher jimin

"baiklah baiklah, tapi kau cepatlah aku juga ingin merasakannya" ucap pria yang di panggil jack itu

"hiksss hikss" jimin tak henti hentinya menangis tubuhnya sudah bergetar takut

"HEI BRENGSEK!" teriak seseorang dari arah depan gang itu

"lepaskan dia sialan" ucap pria itu lalu tanpa ancang ancang dia menghajar 3 pria itu sampai babak belur

Bughhhh..
Bughhhh..
Bughhhh..

"jangan tunjukan batang hidung kalian lagi disini sialan" ucap pria itu dengan pukulan terakhirnya dan membuat sang empu tergeletak di tanah

   Lalu dengan tertatih ketiga pria itu lari terbirit birit dengan luka yang menghiasi wajah mereka, dan pria penyelamat itu pun menghampiri jimin yang terduduk dengan tubuh bergetar karena takut

"kau tak apa jimin?" tanya pria itu

"hiksss jungkook aku takut hiks aku..aku benar benar takut hikss" ucap jimin dan memeluk erat jungkook

"kau aman sekarang" ucap jungkook

   Ya, pria penyelamat itu adalah Jungkook dan jimin bersyukur jungkook datang tepat waktu tapi...

"sempurna, kau telah masuk perangkapmu jimin sayang haha" batin jungkook sembari menampilkan smriknya di balik punggung jimin yang memeluknya

"tak sia sia aku membayar mereka, jika tuhan tak menakdirkanmu untukku maka aku akan membuat takdirku sendiri, takdirku adalah memilikimu" batin jungkook lagi

"jimin" ucap jungkook hendak melepaskan pelukan jimin tetapi jimin malah mengeratkan pelukannya

"tidak hiks tidak jangan lepaskan aku hiks aku takut hiks aku takut jungkook hiks" ucap jimin dengan tangis pilunya

"sutttt tak apa jimjn ada aku disini, aku akan mengantarkanmu pulang" ucap jungkook senyumnya semakin melebar ketika jimin mengeratkan pelukannya

  Jungkook pun membantu jimin berdiri dan membawanya kedalam mobilnya

"minumlah jimin" ucap jungkook sambil menyodorkan sebotol air mineral

"te..terimakasih" jawab jimin

"sama sama" ucap jungkook sembari tersenyum hangat pada jimin

"baiklah ayo ku antar pulang" ucap jungkook lalu menjalankan kendaraannya menuju rumah jimin

S
K
I
P

"terima kasih jungkook dan maaf" ucap jimin sembari menundukan kepalanya

"maaf untuk apa?" tanya jungkook

"untuk kejadian kemarin" ucap jimin dan masih menunduk

"tak apa jimin aku mengerti, kau tak menyukaiku dan aku tak bisa memaksakan itu" ucap jungkook dengan nada bicara di buat sesedih mungkin

"baiklah, kau masuklah ini sudah malam" ucap jungkook hendak turun dari kursinya ingin membuka pintu untuk jimin tapi tangannya di tahan oleh jimin

"jungkook beri aku waktu" ucap jimin menatap mata jungkook

"huh?" tanya jungkook bingung

"aku ingin mencintaimu tapi beri aku waktu" ucap jimin

"apa kau serius jimin?" tanya jungkook tak percaya dan jimin hanya menjawab dengan anggukan kepala

   Dan jungkook dengan spontan memeluk jimin

"terimakasih jimin terimakasih, aku berjanji akan menjadi yang berbaik untukmu" ucap jungkook di balik punggung jimin dan jimin membalas pelukan jungkook

"sama sama jungkook" ucap jimin

"baiklah sebaiknya sekarang kau masuk, besok pagi aku akan menjemputmu" ucap jungkook dan jimin pun keluar dari mobil jungkook lalu masuk kedalam rumahnya meninggalkam jungkook yang masih betah memandangi

"kena kau sayang" ucap jungkook

"sedikit lagi jungkook sedikit lagi kau akan benar memiliki jimin, akan kupastikan kau hanya miliku sayang" ucap jungkook lagi dengan seringainya lalu pergi meninggalkan rumah jimin

S
K
I
P

  Pagi ini jimin awali dengan senyumnya, dia benar benar akan melupakan kejadian semalam

"apa keputusanku sudah benar? Memberikan kesempatan pada jungkook? Tapi dia pria yang baik" ucap jimin lalu bersiap untuk pergi sekolah dan seperti yang jungkook janjikan jika ia akan menjemput jimin untuk pergi ke sekolah bersama

"apa menunggu lama? Kenapa tak masuk dan menunggu di dalam saja?" sapa jimin yanh baru saja keluar dari pekarangan rumahnya

"tak apa jimin lagi pula aku baru sampai" ucap jungkook lalu membukakan pintuk untuk jimin dan itu membuat jimin malu karena di perlakukan seistimewa ini oleh jungkook

"te..trimakasih jungkook" ucap jimin

"tak apa jimin, kau harus terbiasa dengan sikapku ini karena aku akan memperlakukanmu sespesial mungkin" ucap jungkook dan lagi lagi membuat jimin merona

Lanjut part 3...

Oneshoot/Twoshoot Story (Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang