"Lo itu kan... "
Aku menarik tanganku dari cekalannya. Enak saja pegang-pegang. Matanya makin menelisik wajahku. Aduh jangan-jangan dia mengenaliku!
"Oh lo sekelas ama gue," lanjut Gara membuatku membuang nafas lega. Tapi perkataan Zara salah, Anggara tetap mengenalku sebagi teman sekelasnya. Semoga saja ia tak menyadari kalau aku lah yang tidur semalam bersamanya. "Eh tapi tunggu."
Aku yang akan melarikan diri dari depan pintu toilet dibuatnya berhenti lagi. Ah, apalagi? "Ke-kenapa?"
"Ngga jadi, gue lupa mau ngomong apa." Tangan kekarnya mengibas-ngibas di udara, "minggir, gue kebelet."
Nggak jelas!
Segera kulangkahkan kaki dan menjauhi tempat itu, hampir aku ketahuan. Aku harus mengganti parfum kalau tidak mau kejadian seperti ini terulang kembali.
***
"Lo yakin mau pindah kost?" Ucap suara cempreng di seberang sana.
"Yakin Ra, cariin kost yang murah banget, gue ga sanggup di sini, walaupun murah tapi nggak nyaman sama tante sasa!"
"Pindah ke kost gue aja cuss,"
"Kost lo mahal, gila."
Aku memutar mata, kost eksklusif Zara yang sebulannya hampir 4 juta tak pernah masuk ke dalam list kost-kostan murah ala Difya.
"Tapi lo bisa sekalian open di sini say." Ucapnya. Aku baru ingat kalau temanku ini membayar uang kost mahalnya dengan cara memuaskan pria-pria hidung belang. Lagian aku belum benar-benar ingin terjun ke dunia gelap ini! "Apa lo maunya yang sistem door to door?"
Apalagi itu? "Apaan deh Ra, sejak kapan gue resmi jadi lonte kek lo."
"Eh, tapi yang waktu itu enak kan?" Godanya
"Enak duitnya!"
Setelah mengakhiri telfon dengan sahabatku yang super jengkelin itu, aku membuka instagram dan mulai mencari kost di daerah kampus. Setelah hampir satu jam aku mencari-cari, mataku tertuju pada satu akun bernama "Kost Murah Meriah Muntah"
Saat ku buka, postingannya benar-benar tidak menarik, kamar yang ada di postingan itu terlihat horor dan sempit. Tapi harganya membuatku sedikit melihat secercah harapan. Murah! Tapi siapa si yang mau kost di sini?
Ya aku lah!
Setelah menghubungi siempunya kost via dm, aku segera ke lokasi dengan ojek online, pemiliknya mau bertemu sekarang karna dia akan ada acara dalam waktu dekat.
Setibanya aku di depan bangunan berlantai dua dengan cat putih kusam, gonggongan anjing menyambutku dari dalam gerbang besi. Tak lama setelah aku mengonfirmasi kedatanganku, seorang pria dewasa muncul dari dalam, pria tinggi berotot khas anak gym. Satpam?
"Halo," sapaku ketika gerbang di buka.
Pria kekar berwajah macho itu tersenyum, memerkan giginya yang rapi. "Hai, Difya ya? Aku Roy, yang punya kost." Ucapnya dengan nada yang, emm, tidak sesuai tubuhnya. I mean, dia itu belok?
"I-iya Difya." Jawabku sambil menjabat tangannya.
"Ayo sistt, liat-liat dulu, kebetulan kamar disini cuma 10, isi 9 jadi tinggal satu."
Aku mengikuti Roy memasuki bangunan ini, kost putih kusam tidak terlalu kotor tapi bernuansa sangat angker. Aku bisa melihat beberapa orang lalu lalang keluar masuk kamar. "Ini kost bebas ya sistur, jadi cowok cewek bisa kost disini."
Aku mengangguk di belakang nya sedari tadi, mendengarkan cara bicaranya yang ngondek. "Kamu ngga keberatan kan cantik?"
"Nggak kok, kak, biasa aja."
Sebenarnya aku selalu menyewa kost putri.
"Nah, ini dia."
Setelah pintu terbuka, aku terkagum karena kamarnya tidak seperti yang di postingan instagram, bahkan lebih bagus dari kost ku yang dulu! Dan jika harganya persis seperti yang ditawarkan, yaitu lebih murah dari kost dulu, berarti aku sangat beruntung!
"Silahkan sis, dilihat lihat dulu!"
***
"Jadi lo fix nih pindah kost? Ssshh, ahhh, Pelan-pelan sayang."
Aku menjauhkan ponsel dari telinga mendengar suara aneh diseberang sana. "Lo lagi ngapain sih Ra?" Tanyaku ketus.
"Lagi nyusuin anak kampus sebelah." Mendengar jawabannya yang to the point membuatku menelan ludah.
"Gila ya lo, kalo lagi kerja jangan telfon gue!"
"Nggak kerja kok, hihi."
Selain tawa cekikikan Zara dapat kudengar suara decapan bibir dan lidah, pikiranku sudah traveling kemana-mana. " Selesain dulu deh! Sebel gue."
Aku mematikan telfon, dan melempar ponsel, suara terakhir yang kudengar adalah jeritan manja dari temanku yang bau azab itu.
Selesai mandi, kulihat ada sepuluh panggilan tak terjawab dari Zara.
"Difff, pasti lo nggak percaya!! Anggara booking lo lagi! Lo mau terima ngga?"
Aku menelan ludah susah payah melihat barisan kata di layar ponsel. Anggara ingin tidur bersamaku lagi? Nasib buruk apa yang sedang menimpaku?
***
Vote ya
![](https://img.wattpad.com/cover/263654565-288-k326387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDUCTIVE (21+)
Chick-Lit21+ "Gue nggak suka ayam." "Tapi kalo ayam kampus lo suka kan?" Kesialan Difya saat pelanggan pertamanya ternyata teman kelasnya sendiri.