़..... Ocean Still

981 154 15
                                    

Don't you lose the fire

.
.

Malam itu Seonghwa telah tidur saat Hongjoong kembali ke kamar, wajah ayunya terlelap damai. Hongjoong memandangnya diam sembari jemari kanannya mengelus pipi Seonghwa.

Hongjoong merindukan Seonghwa sejak lama. Banyak waktu telah berlalu sejak terakhir kali mereka berasmara.

Merasa tak dapat lagi meredam gairahnya, Hongjoong lembut menubruk ranum Seonghwa. Menggerakkan miliknya pelan melumat.

Hongjoong terus melakukannya, berganti menyesap kedua manis itu. Dengan mudah membuka goanya, mulai menyapa deretan gigi lalu lanjut menginvasi seluruhnya.

Ketika itu, Seonghwa terbangun. Hongjoong beralih kembali menaut bibirnya, tanpa paksa Seonghwa membalas. Suara kecipak sesekali terdengar kalo Hongjoong memagutnya dalam.

Napas Seonghwa berantakan ketika Hongjoong melepasnya. Mata bulatnya yang sayu menatap pria yang hadir di hidupnya sejak kurang dari empat bulan lalu.

"Aku merindukanmu." Bisik Hongjoong tepat di depan bibir Seonghwa yang sececah terbuka. Napas keduanya menyatu.

Setelah anggukan Seonghwa, Hongjoong segera melakukan penyatuan yang diidamkannya. Menyentuh pusat Seonghwa yang sangat panas dan pas dirasanya.

"Euhh."

"Kau yang terindah."

.
.

"Hongjoong." Suara lembut Seonghwa mengudara di pagi cerah itu.

"Ya?" Jawab Hongjoong yang masih betah mendekap Seonghwa di kasur sembari menghujaninya banyak cinta dalam bentuk ciuman pada sekujur wajah juga telinga dan lehernya.

"Aku ingin melihat padang itu lagi, tempat kita bertemu."

Hongjoong menyudahi aktivitasnya, balas menatap manik Seonghwa yang mengarah padanya. Bibirnya melengkungkan senyum, mengerti Seonghwa sangat menggemari padang hijau yang memang sangat menawan itu "Baik, aku akan antar kau kesana."

"Terima kasih." Seonghwa balas tersenyum manis.

"Kau bisa meminta apapun." Hongjoong mengecup dahi Seonghwa lama.

"Ayo bersihkan dirimu dulu."

.
.

Wajah Seonghwa langsung begitu berseri-seri ketika sampai di Reiktjaavic. Senyumnya mengembang lebar. Tangannya terbentang, matanya menutup, menikmati hembusan sepoi angin pada tubuhnya.

Hongjoong di sebelahnya terkekeh, menikmati memandang makhluk rupawan yang adalah ibu dari calon bayinya.

"Aku ingin kesini setiap hari." Ucap Seonghwa.

"Kau tentu bisa, tapi aku tidak bisa menemanimu setiap hari."

Seonghwa diam mengalihkan pandang pada Hongjoong.

"Ada masalah dengan manusia." Singkat Hongjoong.

Lalu dia ganti berdiri di depan Seonghwa, berlutut di tanah. Tangannya naik mengelus perut Seonghwa, "Kau lihat betapa senangnya ibumu disini? Jadilah anak yang baik dan temani ibumu selama Ayah tidak ada." Diakhiri dengan sebuah kecupan kecil disana.

Seonghwa diam, senyumnya yang tadi melekat luntur. Mereka sebentar lagi akan punya bayi, Hongjoong terlihat sangat bahagia dan menyayangi bayi mereka. Tapi Seonghwa masih tidak tahu persis bagaimana perasaanya pada bayinya, atau bahkan... pada Hongjoong sekalipun.

Saat Hongjoong mendongak, sedikit senyum disunggingkannya.

"Untuk hari ini, ayo bersenang-senang."

ˈdevəl | Joonghwa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang