Beautiful Feeling

557 46 50
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Bel sekolah berbunyi sebanyak tiga kali, menandakan seluruh jam pelajaran hari ini sudah selesai. Waktunya pulang!

Wonpil membereskan barang-barangnya agak tergesa. Ia tidak bisa berhenti tersenyum sejak pagi tadi. Seisi kelas sampai mengatainya tidak waras, tapi Wonpil tidak peduli. Ia sedang senang hati.

Hari ini kedua sepupunya dari Busan akan berkunjung ke apartemennya. Terakhir kali Wonpil bertemu dengan mereka adalah Natal tahun lalu dan mereka berjanji akan mengajaknya menonton teater malam ini.

From : Jisung-ie

Satu jam lagi kami sampai ke apartemen Hyung. Pastikan Sungjin Samchon memasak makanan kesukaan kami ya! 😝

Wonpil memasukan ponselnya ke dalam tas setelah selesai membaca pesan singkat. Tak lupa ia memeriksa sebuah bingkisan kecil yang sengaja ia siapkan sebagai hadiah ulang tahun untuk salah satu sepupunya--memastikan benda itu tidak rusak--lalu menutup kembali resleting tasnya.

Ia berjalan riang ke luar dari kelasnya. Namun, belum sampai lima langkah, sebuah kaki dengan sengaja menyelengkatnya hingga membuatnya jatuh tersungkur.

Belum sempat ia mendongak untuk melihat siapa pelakunya, tahu-tahu tubuhnya sudah diseret dan dilempar ke dalam bilik toilet siswa.

"Apa yang kalian lakukan padaku?!"

Ceklek.

Pintu toilet dikunci dari dalam. Tinggal lah Wonpil bersama tiga orang yang mengepungnya di dalam bilik toilet yang sempit.

"Apa mau kalian?!" Serunya marah. Matanya sudah mulai berair.

"Hei, santai saja Kim Wonpil. Kami lihat hari ini kau tampaknya sedang bahagia. Kami jadi ingin bermain-main sebentar denganmu."

Aku harus cepat-cepat melarikan diri. Batin Wonpil.

Salah satu dari mereka tiba-tiba menarik rambut belakang Wonpil ke bawah, membuatnya terpaksa mendongak.

"Hei, banci. Apa yang membuatmu begitu bahagia hari ini, hm? Pacarmu membayar mahal setelah semalaman mengajakmu bercinta?"

"Wah, wah." Orang yang berada di tengah, menyahut. "Sejak awal kami sudah tau, kalau orang kotor sepertimu pasti sudah sering melakukan hal-hal seperti itu. Dan itu membuatmu sangat senang, ya? Menjijikkan sekali."

Wonpil tak menjawab. Ia masih sibuk berpikir bagaimana caranya melarikan diri secepat mungkin.

Salah satu dari mereka tiba-tiba menarik ranselnya secara paksa, lalu membuka resletingnya. Dan hal yang paling tidak Wonpil inginkan, terjadi. Mereka melihatnya : bingkisan untuk hadiah ulangtahun Jisung.

"Wah, wah. Apa ini?" Orang yang baru saja mengobrak-abrik ranselnya, memasang ekspresi (sok) kaget yang memuakkan.

"Sini ku lihat." Kata satu orang lainnya. "Hei, ada kartu ucapannya! Coba kita baca.."

"Hentikan!" Mohon Wonpil.

Padahal Wonpil tahu, semakin ia memohon agar mereka berhenti, semakin gencar mereka menyiksanya.

"Untuk Park Jisung." Salah satu dari mereka membacakan kartu ucapannya dengan suara keras.

"Waw, kau punya pacar pria lainnya?Jahatnya. Kau mengkhianati Yoon Dowoon ya. Biar ku laporkan kau." Ledek orang yang baru saja melepas tarikannya pada rambut belakang Wonpil.

Mereka benar-benar membuat Wonpil marah. Sudah menyelengkatnya, mengurungnya di bilik toilet, dan sekarang mereka mengambil paksa barang miliknya!

TOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang