Berbaikan

645 68 27
                                    

Jarum jam di ruang tamu keluarga Park sudah menunjukkan pukul empat sore, tapi Wonpil belum pulang juga. Sungjin cemas setengah mati dibuatnya. Tambahan, saat Sungjin menelepon wali kelas Wonpil tadi, wanita paruh baya itu mengatakan bahwa pendalaman materi sudah selesai sejak pukul dua belas siang.

"Hyung.." Sungjin merengek.

"Sss.. it's okay Baby. Mungkin Wonpil mampir sebentar ke perpustakaan atau ke rumah Dowoon."

Sungjin menatap Jaehyung dengan pandangan berkaca-kaca. "Tapi Dowoon dari tadi juga tidak bisa dihubungi. Aku belum bisa tenang, Hyung."

Jaehyung menghela napas. Sebelah tangannya naik, menepuk pelan pucuk kepala Sungjin. "Iya, iya. Younghyun kan juga sedang mencarinya. Percayakan saja padanya, okay?"

Sungjin berbalik memunggungi Jaehyung--salah satu bahasa tubuh yang menyatakan bahwa ia tidak suka dengan respon lawan bicaranya.

Jaehyung yang paham dengan bahasa tubuh Sungjin, langsung memeluk tubuh suaminya dari belakang lalu menyandarkan dagunya di bahu tegap pria itu. "Kau tahu kan Babe? Kita baru bisa melaporkan ini ke polisi jika 24 jam Piri belum kembali." Jelasnya lembut. "Nanti kalau dua jam lagi dia belum pulang, baru kita ikut mencarinya ke luar, okay?" Tambahnya seraya menautkan jemarinya dengan milik Sungjin.

Sungjin tak menjawab, namun ia balas menggenggam jemari Jaehyung.

-xxx-

Younghyun menekan bel yang terpasang di samping pintu pagar rumah bernuansa semi-modern itu. Tak lama kemudian sesosok wanita muda tampak berlari kecil menghampirinya.

"Ah, nde. Chankkaman." Ujarnya seraya membukakan pintu. "Mau cari siapa?"

"Betul Yoon Dowoon tinggal di rumah ini?"

Wanita muda itu mengangguk. "Ada perlu apa dengan adikku?"

Younghyun tersenyum ramah sebelum membungkuk hormat. "Salam kenal. Aku Younghyun, kakak dari Wonpil--temannya Dowoon."

"Aa." Kakak Dowoon tersenyum lebar begitu mendengar nama Wonpil. "Silakan masuk Younghyun-ssi. Dowoon sedang di kamar mandi, kau bisa menunggu di kamarnya."

Younghyun mengangguk sopan lalu mengikuti kakak Dowoon masuk ke dalam rumah.

-xxx-

Younghyun reflek tertawa kecil begitu kakinya melangkah masuk ke kamar Dowoon. Kakak Dowoon rupanya menyadari perubahan ekspresi Younghyun. Ia pun tersenyum maklum. "Mohon maaf ya, kamarnya memang selalu berantakan." Katanya seraya menggaruk samping kepalanya canggung. "Silakan duduk dulu. Aku akan ke bawah sebentar membawakan beberapa camilan."

"Tidak usah repot-repot Noona. Aku hanya mampir sebentar."

"Ah, tidak repot kok. Wonpil sudah sangat banyak membantu adikku, jadi aku ingin berbuat baik pada keluarganya juga." Ujarnya seraya mengedipkan sebelah matanya.

Younghyun hanya terkekeh. "Gamsahabnida, Noona."

Tak lama kemudian pintu kamar ditutup.

Sambil menunggu Dowoon kembali, Younghyun menyibukkan dirinya dengan melihat-lihat isi kamar Dowoon. Mulai dari poster Neil Part berukuran besar yang tertempel di belakang pintu kamarnya, sepasang tongkat pemukul drum yang tersimpan rapih di atas meja belajarnya--lengkap dengan drumstick holder-nya, dan beberapa majalah musik yang berserakan di atas kasurnya. Melihatnya, Younghyun jadi yakin kalau anak ini benar-benar mencintai musik.

TOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang