Sabtu Pagi. Pagi di mana seharusnya orang-orang masih menyelami alam mimpi sambil bergelung nyaman di bawah selimut tebal mereka.
Tapi tidak dengan keluarga yang satu ini.
Pagi-pagi sekali Sungjin sudah harus bangun dan menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Karena, Sabtu ini Wonpil dan Younghyun tidak libur seperti biasanya.
Efek sebagai siswa SMA tingkat akhir, membuat Wonpil harus mendatangi kelas tambahan. Program baru sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan, katanya. Mager, sih. Tapi.. yah, Wonpil yang cuma siswa biasa ini, bisa apa lagi selain patuh pada peraturan sekolah?
Akhirnya, dengan sangat terpaksa Wonpil memasang alarmnya pukul tujuh pagi, seperti hari-hari kerja pada umumnya. Padahal, biasanya kalau weekend, ia bisa bangun pukul sebelas pagi lho.
Kalau Younghyun? Jangan ditanya. Mahasiswa jadwalnya lebih tidak teratur lagi. Suka-suka dosen pengampu mata kuliah saja lah. Dan kebetulan, salah satu dosen yang harusnya mengajar hari Jumat berhalangan hadir, akhirnya jadwal mata kuliah tersebut berganti menjadi hari Sabtu. Hah.. PR banget. Batin Younghyun.
Sekarang mereka berempat sedang berkumpul di meja makan. Namun, dari empat orang yang ada, hanya satu orang yang terlihat benar-benar menikmati sarapan paginya. Siapa lagi kalau bukan Younghyun Si Gembul.
Merasa asing dengan kesunyian pagi ini, Younghyun yang semula asyik dengan makanannya, jadi mengalihkan pandangannya dari piringnya yang sudah kosong. Dan hal pertama yang ia lihat ketika ia menegakkan kepalanya adalah Wonpil yang memakan sarapannya ogah-ogahan.
Seingatnya sudah nyaris 15 menit mereka memulai sarapan pagi, tapi roti lapis milik Wonpil belum habis bahkan seperempatnya. Pandangan siswa tingkat akhir tersebut kosong, menatap entah pada apa.
Kemudian Younghyun menggulirkan bola matanya ke sisi kanan dan kirinya hanya untuk melihat Sungjin dan Jaehyung yang ternyata juga sedang menatap Wonpil. Sorot kekhawatiran terpancar dari tatapan mereka. Akhirnya, Younghyun berinisiatif mengakhiri keheningan ini.
"Yah, Piri! Piri!"
"Ng-- ah, Hyung? Waeyo?" Wonpil kembali ke dunia nyata setelah Younghyun menusuk-nusuk pipi tirusnya beberapa kali.
"Cepat habiskan makananmu. Sudah hampir telat lho." Tegur Younghyun.
"A-ah.." Wonpil melirik jam dinding. Ternyata benar. 10 menit lagi pendalaman materi akan dimulai dan estimasi waktu perjalanan ke sekolahnya adalah 20 menit kalau jalan kaki. "Ah iya! Baiklah, aku berangkat sekar--"
"Biar ku antar pakai sepeda motor." Potong Younghyun.
Baru saja Wonpil membuka mulutnya kembali-- hendak mengutarakan penolakan, Younghyun keburu bersuara lagi.
"Aku tidak memberimu pilihan." Finalnya seraya berdiri dari kursi makan, menyampirkan ranselnya di pundak kanannya, lalu meraih kunci motornya dari atas meja makan. "Cepatlah."
Diperintah telak begitu, mau-tak mau Wonpil menurut. Ia meneguk susunya cepat hingga tersisa setengah gelas, menggendong ranselnya, lalu melangkah menuju pintu utama apartemen mereka-- menyusul Younghyun yang sudah lebih dahulu keluar.
"Tunggu, Wonpil. Bekal makan siangmu." Sungjin buru-buru berdiri dari kursi makannya dan berjalan ke arah meja dapur untuk mengambil tas bekal yang sudah terisi. "Habiskan ya. Kau sudah menyisakan banyak sarapanmu."
Wonpil hanya nyengir lima jari. "Nde. Mian, Appa."
"Gwenchana. Pokoknya bekal yang ini harus habis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUGH
Fanfiction"Aku bangga. Kita berhasil membesarkan anak-anak yang tangguh" - Park Jaehyung #Day6Fanfiction #AU! #BxB